PARBOABOA, Medan - Pandemi COVID-19 berdampak signifikan bagi industri pernikahan sejak adanya larangan pesta pernikahan. Kini, perlahan namun pasti, pelaku bisnis souvernir mulai menggeliat, termasuk layanan wedding organizer (WO).
Salah satu pengusaha cinderamata pernikahan di Pusat Pasar Medan, Ica mengatakan, meski belum mengalami kenaikan signifikan, namun sudah bersyukur dengan permintaan dari calon pengantin yang menggelar acara pernikahan.
"Memang permintaan belum berjalan normal dari sebelumnya, namun sudah ada peningkatan sedikit dibanding awal pandemi lalu," katanya, Rabu (07/12/2022).
Ica menuturkan, untuk omset juga belum stabil. Dari sebelumnya bisa mencapai Rp20 juta per hari, kini hanya berkisar Rp7 juta hingga Rp10 juta per hari.
"Meski begitu, kami sudah bersyukur karena permintaan dari masyarakat mulai menggeliat kembali," ujarnya.
Ica mengungkapkan, untuk cinderamata yang saat ini digandrungi masyarakat, yakni sendok nasi, botol minuman, dan barang-barang yang bermanfaat. Untuk harga produk berkisar dari Rp600 hingga Rp18 ribu per barang.
"Kami berharap, di tahun depan pandemi sudah membaik dan bagi calon pengantin yang sebelumnya menunda acara pernikahan bisa digelar di tahun mendatang dan permintaan dari warga untuk cinderamata bisa meningkat kembali," ungkapnya.
Tidak hanya bisnis cinderamata saja yang mulai meningkat, industri pernikahan juga mulai merasakan berkah. Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan (Hastana) Sumut, Rezky Heidy Pratiwi mengatakan, meski masih pandemi, tapi keadaan sudah berjalan normal lagi, termasuk acara pernikahan.
"Apalagi industri pernikahan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Maka itu, industri pernikahan memiliki kolerasi erat dengan para vendor atau pekerja yang mayoritas pelakunya di sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM)," kata Rezky.