PARBOABOA, Medan - Sejumlah nelayan di Kota Medan terpaksa berhenti melaut untuk sementara akibat bahan bakar minyak (BBM) jenis solar sulit didapat.
Salah seorang nelayan bernama Marasutan Siregar (39) mengaku sudah beberapa hari ini tidak melaut karena tidak mendapat solar.
"Sudah beberapa hari ini tidak melaut memang. Enggak ada solar. Sudah beberapa hari ini kosong," sebut Marasutan.
Hal senada juga disampaikan Samiun (44), nelayan Belawan lainnya. Ia mengatakan ketiadaan solar membuat mereka terpaksa mencari ikan dengan cara memancing dan menjala di pesisir pantai yang bisa dijangkau dengan perahu bertenaga dayung.
"Enggak ada pilihan. Keluarga harus tetap makan. Hasilnya ya hanya cukup untuk makan saja. Dijual pun hanya untuk beli beras," sebutnya.
Sementara Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Abdul Rahman mengatakan, kelangkaan solar ini telah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Dia berharap agar pemerintah dapat segera menyediakan solar untuk nelayan, supaya kelangkaan solar ini tidak mengganggu kehidupan perekonomian para nelayan.
"Kondisi ini juga akan berpengaruh pada ketersediaan ikan untuk masyarakat," kata Rahman, Kamis (7/4/2022).
Rahman menyebut bahwa saat ini hasil tangkapan ikan mulai menurun akibat banyaknya nelayan tak melaut.
"Ada juga sebagian yang melaut. Mereka paksakan dengan BBM yang sulit ini, mereka cari. Mengingat mereka kan perlu makan, biaya hidup dan lainnya," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun hasil tangkapan ikan menurun, tapi tidak berpengaruh terhadap harga jual.
"Harga ikan tetap normal. Walaupun biaya melaut sangat tinggi, tetapi hasil tangkap tetap mereka jual dengan harga lama," jelasnya.