Menaklukkan Momok Matematika Jadi Tantangan Pendidik di Pematang Siantar

Siswa kelas 9B SMP Taman Siswa Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara mengacungkan tangan ketika PARBOABOA menanyakan siapa di antara mereka yang tidak menyukai pelajaran matematika, Jumat (27/10/2023). (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Matematika merupakan pelajaran yang paling sering dihindari siswa di Indonesia, tak terkecuali di Pematang Siantar, Sumatra Utara.

Rumit, susah, membosankan dan terkadang membuat kepala siswa pusing menjadi momok dari pelajaran ini.

Padahal sejatinya, matematika bisa melatih siswa untuk belajar nalar dan berpikir rasional.

"Belajar matematika itu susah dan buat kepala pening," ungkap Rabil Sahputra, salah seorang siswa kelas IX di SMP Taman Siswa Pematang Siantar kepada PARBOABOA.

Menurut remaja berusia 14 tahun itu, matematika merupakan pelajaran yang membosankan. Rabil selalu merasa kesulitan mempelajari matematika.

"Saya mau saja pintar matematika, tapi melihat angka saja saya cepat bosan," ungkapnya.

Rabil ingin sekolah atau guru bisa membuat pelajaran matematika lebih menarik.

Ia mencontohkan, guru tidak langsung memberikan soal-soal rumit, sehingga bisa mendorong minatnya untuk belajar matematika.

Saat ini, Rabil hanya pasrah dan berlapang dada karena pelajaran matematika selalu ada di setiap jenjang pendidikan.

Meski hanya bisa pasrah, Rabil juga tak menampik ada nilai positif atau manfaat dari belajar matematika untuk kehidupan sehari-hari.

"Ada gunanya belajar matematika untuk kehidupan sehari-hari, untuk menghitung duit," tutupnya.

Senada dengan Rabil, salah seorang siswa SMP Negeri 2 Pematang Siantar, Virginia Anggraini (12) juga merasakan hal yang sama terhadap pelajaran matematika. Menurutnya, pelajaran matematika sangat sulit dipahami.

"Susah menghafal rumus-rumusnya. Entah kenapa pula harus pakai rumus-rumus," ungkapnya kepada PARBOABOA.

Virginia juga meminta guru matematika di sekolahnya bisa menerangkan dengan santai dan tidak langsung memberikan soal-soal rumit kepada siswa. Hal seperti itu yang disukai Virginia dari pelajaran matematika.

"Manfaat matematika itu untuk berbelanja dan menghitung uang," tutupnya sembari tertawa kecil.

Tantangan Guru Matematika

Upaya untuk membuat pelajaran matematika lebih menarik dan mudah dipahami siswa menjadi tantangan besar yang sejak dulu dihadapi sekolah dan guru.

Menurut salah seorang guru matematika di Taman Siswa, Yuswardi, harus ada pendekatan lain untuk membuat siswa lebih bersemangat dan mengurangi penolakan terhadap matematika.

"Kita tanamkan dasar-dasar lagi, mengulang pelajaran dan diajarkan cara menghitung yang tepat," jelasnya kepada PARBOABOA.

Matematika merupakan pelajaran yang sering dihindari siswa di Indonesia, tak terkecuali di Pematang Siantar, Sumatra Utara. (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung) 

Yuswardi juga selalu memberi motivasi pada siswa bahwa matematika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Ia juga menekankan pentingnya memberikan tugas rumah (PR) yang tidak terlalu banyak agar tidak membebani siswa.

Tak bisa dipungkiri, salah satu tantangan utama yang Ari hadapi dalam mengajar matematika yaitu siswa masih belum memahami dasar-dasar berhitung seperti perkalian.

"Kalau perkalian saja tidak paham sebagai dasar, itu akan rumit bagi mereka untuk mengikuti pelajaran matematika lanjut ke depan," tambahnya.

Yuswardi menambahkan ia siap membantu siswa yang kesulitan dengan memberikan penekanan khusus pada perkalian sebagai kunci dalam pembelajaran matematika.

Senada dengan Yuswardi, guru matematika di SMP Negeri 2 Pematang Siantar, Johan Gultom juga berupaya membuat matematika menarik bagi siswa.

"Membuat matematika menjadi menarik dengan tidak menjadikannya sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan itu tugas setiap guru matematika," jelasnya.

Johan juga harus menciptakan suasana yang santai dalam diskusi dengan siswa dan tidak terlalu menegangkan.

"Misalnya kita kasih soal dan kita perhatikan. Jika siswa mengalami kesulitan, dilakukan pendekatan personal untuk mengajarinya," ungkapnya.

Johan berharap dengan pendekatan personal dan motivasi yang kuat bisa membantu membuka jalan bagi siswa untuk lebih menyukai dan memahami matematika.

Respons Pengamat Pendidikan

Pengamat pendidikan, Ari S. Widodo Poespodihardjo menilai, kesulitan memahami matematika adalah masalah universal.

Ia mengatakan, akar masalahnya yaitu bagaimana penyampaian proses pembelajaran matematika yang cenderung kaku, sehingga banyak siswa mengalami kesulitan di proses pembelajaran.

"Waktu saya SD, saya juga termasuk salah satu siswa yang tidak memahami apalagi menyukai matematika," kata Ari, saat dihubungi PARBOABOA.

Ari juga menyampaikan pengalaman positifnya saat SMA, di mana guru matematika bersedia membuat ulang materi pembelajaran ke dalam buku-buku kecil.

Hal itu cukup memudahkannya mempelajari matematika.

"Cara pembelajarannya menekankan kepada pemahaman konteks proses matematika yang dipelajari. Alhasil, kami lebih bisa memahaminya," katanya.

Ari juga mencatat pendekatan guru tadi membantu mereka menghadapi ujian akhir dengan baik.

Di era teknologi digital saat ini, lanjut Ari, ada berbagai sumber pembelajaran matematika di YouTube yang mudah dipahami.

"Mungkin ini bisa menjadi inspirasi bagaimana buku-buku pelajaran matematika dapat ditulis agar siswa dapat lebih mudah memahami," jelasnya.

Ari menambahkan, saat siswa lebih bisa memahami apa yang mereka pelajari, maka minat belajar mereka seharusnya akan lebih meningkat juga.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS