Komplain Negara Tetangga soal Asap, Pengamat IPB: Bukan Murni Salah Indonesia

Pemerintah diminta sigap dan bergerak cepat memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan menggunakan teknik modifikasi cuaca dan water bombing agar asap tidak melintasi negara tetangga. (Foto: PARBOABOA/Bina Karos)

PARBOABOA, Jakarta - Komplain Malaysia dan Singapura soal asap lintas batas imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dinilai sejumlah kalangan semata-mata bukan murni kesalahan Indonesia.

Menurut pengamat kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Qori Pebrial Ilham ada sebab dan akibat dari terjadinya karhutla di Indonesia, salah satunya sebaran angin.

"Pasti karena tertiup angin yang sangat kencang," katanya kepada PARBOABOA, Rabu (11/10/2023).

Qori mengaku karhutla terjadi setiap tahunnya di sejumlah wilayah Indonesia, mulai 2019 hingga 2022.

Namun di 2023, ia mengeklaim tidak ada asap dari karhutla yang melintasi negara tetangga.

"Selama 2023 tidak ada ya kejadian yang sangat cukup besar hingga mengakibatkan asap ini sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, tidak ada! Kalau pun mereka sudah bersurat kepada Pemerintah Indonesia, kita tunggu hasilnya," tegas Qori.

Meski begitu, ia berharap pemerintah sigap dan bergerak cepat, jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

"Segera dipadamkan dengan berbagai macam cara dan untuk masyarakat Indonesia yang di perbatasan jangan sembarangan menggunakan api," harap Qori.

Pernyataan Qori juga dibenarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menyatakan kabut asap di Malaysia dan Singapura belum tentu berasal dari karhutla di Indonesia.

"Belum tentu," tegas Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari kanal Youtube BNPB, Selasa (10/10/2023).

Muhari mengakui, keberadaan kabut asap tidak bisa dilepaskan dari kondisi kemarau, seperti yang terjadi saat ini.

Ia mengatakan, ketika ditemukan sumber partikulat di satu daerah, maka asap akan terus berada di wilayah tersebut. Apalagi, intensitas hujan yang sangat jarang membuat partikulat yang ada tidak terbilas dan menetap.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan tidak ada asap yang melintasi batas atau transboundary haze ke Malaysia.

Tapi, berdasarkan pantauan ASMC, ada asap yang terpantau moderate hingga pekat di sejumlah wilayah Sumatra dan Kalimantan.  

Ia juga menegaskan, tim Kementerian KLHK dan pemerintah daerah tengah berjibaku pemadaman api di provinsi yang terdeteksi asap karhutla, seperti di Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, termasuk sebagian di Jawa.

Pemadaman dilakukan dengan teknik modifikasi cuaca dan water bombing.

Peringatan potensi karhutla juga diwanti-wanti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Moh. Mahfud MD.

Ia mengingatkan sejumlah poin yang harus dilakukan untuk menguatkan sinergitas menanggulangi karhutla, sesuai Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla.

Di antaranya monitoring, memantau prediksi iklim dari BMKG, segera menetapkan status tanggap darurat jika memang mengalami kejadian karhutla masif.

Kemudian, segera melakukan pemadaman dini, berkoordinasi lintas sektor, mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan karhutla hingga menata ekosistem gambut dan menjaganya jangan sampai kering.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS