PARBOABOA, Tebing Tinggi - Banjir di Kota Tebing Tinggi menyebabkan 7.278 jiwa terkena luapan air. Ada 1.790 rumah di lima kecamatan rumahnya masih dipenuhi air dan belum surut. Warga yang sejak 19 Desember 2022 harus tidur di tempat pengungsian mulai terkena penyakit kulit.
Salah satu warga yang bermukim di Jalan Antrumangan, Kelurahan Sri Padang, Kecamatan Rambutan, Sumatra Utara, Ria (28) mengatakan, dia tinggal tidak jauh dari Sungai Padang, saat air mulai terlihat naik, barang-barang miliknya langsung buru-buru diselamatkannya.
Ria mengaku sangat kewalahan saat air dari Sungai Padang mulai meluap hingga ke daratan. Dia harus memindahkan barang-barang rumah tangganya ke atas asbes rumahnya.
“Pas air mulai naik, kami buru-buru menyimpan barang ke asbes, lalu setelah itu langsung lari ke posko, karena kasihan anak-anak jika air sudah tinggi," jelasnya kepada Parboaboa, Kamis (22/12/2022).
Ria mengatakan, empat hari sudah dia, anak-anak serta suaminya mengungsi akibat banjir. Kulitnya sudah mulai terkena ruam-ruam karena gatal.
"Air itu entah air dari mana saja, kaki saja sudah gatal-gatal, dan batuk karena sering terkena hujan apalagi hawa banjir yang nggak bagus,” kata Ria.
Ria dan fitri berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan agar kedepannya sungai tak lagi meresahkan warga.
Warga lain di Jalan Antrumangan Tebing Tinggi yang terkena banjir, Fitri Mariyani (30) mengatakan, air yang masuk ke rumahnya setinggi paha orang dewasa. Banjir yang terjadi sekarang adalah bencana alam rutin karena setiap tahun Sungai Padang selalu meluap dan akan sampai ke rumahnya.
“Banjir seperti ini sudah menjadi makanan kami tiap tahun. Setiap memasuki bulan November dan Desember pasti akan kedatangan banjir,” ucapnya.
Fitri yang sehari-hari berjualan bakso kini harus libur berdagang karena banjir yang tidak kunjung surut walau sudah empat hari. “Seringan banjir naik saat malam, sekitar jam 8 malam. Ditambah hujan deras, semakin naik lah itu air sampai di atas lutut kaki orang dewasa,” katanya
Fitri menambahkan, akibat banjir ini, pemerintah sudah memberikan bantuan dalam bentuk makanan, bukan materil. Sementara para korban juga mengalami kerugian yang cukup besar.
“Kami hanya menerima bantuan pangan setiap harinya. Berharapnya ada bantuan materil karena akibat banjir kan kerugiannya besar,” jelasnya.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Zulham Efendi Siregar mengatakan, banjir di Kota Tebing Tinggi disebabkan curah hujan yang tinggi dengan durasi yang lama di hulu Sungai Padang, Sungai Pispis, dan Sungai Bahbolon.
“Sehingga air Sungai Padang meluap dan menggenangi pemukiman warga mulai 19 Desember 2022 hingga saat ini,” jelasnya, Kamis, (22/12/2022).
Zulham merinci, total wilayah terdampak ada lima kecamatan, 11 kelurahan dan 21 lingkungan dengan jumlah rumah tergenang sebanyak 1.790 yang dihuni 2.161 kepala keluarga dan 7.278 jiwa.
Dijelaskan Zulham, untuk mempercepat penanggulangan bencana, Pemprov Sumut juga menurunkan personel BPBD Sumut. Langkah tersebut bertujuan untuk mempercepat proses penanggulangan bencana banjir.
"Semoga air cepat surut sehingga beban masyarakat tidak terlalu besar, " kata Zulham.