PARBOABOA, Pematangsiantar - Sejumlah petani di dusun Sianjur, kelurahan Simarimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Pematangsiantar harus kehilangan mata pencariannya akibat saluran irigasi rusak parah karena longsor.
Salah satu petani bernama Patar Silalahi mengaku sudah 6 bulan tidak lagi menanam padi akibat rusaknya saluran irigasi tersebut.
Ia mengatakan, sekitar 50 hektar lahan pertanian yang selama ini ditanami padi tidak lagi berproduksi karena tidak ada air. Namun menurutnya, derita mereka tak kunjung mendapat perhatian Pemerintah.
“Sudah banyak hutang kami, karena tidak ada lagi sumber penghidupan, warga di dusun Sianjur hanya menggantungkan hidup dari sawah selama ini, namun karena tidak bisa menanam padi sejak. Desember 2021 kemarin, terpaksa pinjam uang kemana-mana untuk menyambung hidup keluarga,” sebut Patar.
Menurutnya, para petani sudah berulang kali menyampaikan keluhan kepada Dinas Pertanian Pematangsiantar agar saluran irigasi yang rusak dapat segera diperbaiki sehingga petani bisa kembali menanam padi. Akan tetapi, keluhan tersebut tak juga ditanggapi oleh Pemerintah.
“Seharusnya kerusakan jaringan irigasi bisa diperbaiki dengan segera melalui penanggulangan bencana alam, tapi kenyataannya sampai sekarang dibiarkan rusak”, ujar Patar.
Ia khawatir apabila kerusakan itu tidak juga diperbaiki akan memperpanjang penderitaan petani karena tidak bisa menanam padi dan lahan terancam menjadi lahan tidur.
Ketua DPRD Pematangsiantar, Timbul M Lingga yang mengetahui derita rakyat itu mendesak instansi terkait di Pemko Pematangsiantar untuk segera menindaklanjuti keluhan petani di kecamatan Siantar Marimbun.
"Saya mendesak Dinas Pertanian atau instansi terkait untuk turun menyikapi keluhan petani di kecamatan Siantar Marimbun, karena menyangkut kelangsungan hidup banyak orang, baik petani yang kehilangan sumber hidup maupun masyarakat banyak terkait ketahanan pangan," sebut Timbul.