PARBOABOA - Apakah kamu pernah mendengar tentang Pulau Sebatik? Jika belum, saatnya untuk memasukkan destinasi yang menakjubkan ini ke dalam daftar petualanganmu.
Terletak di perbatasan Indonesia dengan Malaysia, Pulau Sebatik adalah pulau terluar yang menyimpan sejuta fakta menarik dan keindahan alam yang mempesona.
Tak hanya pesona alamnya saja, Pulau Sebatik juga memiliki sisi sejarah yang menarik untuk dikulik. Di pulau ini, Anda akan menemukan situs-situs bersejarah yang menceritakan tentang perjalanan zaman dahulu di tanah air.
Berikut ini Parboaboa akan berikan beberapa fakta menarik Pulau Sebatik yang mempesona. Siap untuk menjelajahinya? Langsung pantengin ulasan di bawah ini sampai selesai ya.
1. Perbatasan Indonesia Malaysia di Pulau Sebatik
Pulau yang juga dikenal sebagai pulau terluar di Indonesia ini memiliki sebuah kawasan yang jadikan sebagai tugu perbatasan, di mana tugu ini dijadikan sebagai penanda bagi penduduk Sebatik untuk mengetahui batas wilayah masing-masing.
Pada wilayah Indonesia, tugu tersebut berupa patung Garuda yang merupakan lambang negara Indonesia. Tugu ini terletak di wilayah Aji Kuning, yang berada di sebelah timur Pulau Sebatik.
2. Terbagi Menjadi Dua Wilayah Sejak Zaman Penjajahan
Fakta menarik Pulau Sebatik yang mencuri perhatian adalah terbagi menjadi dua wilayah sejak zaman penjajahan oleh Belanda dan Inggris. Pada era kolonialisme, Belanda menjajah Indonesia, sementara Inggris menjajah Malaysia.
Pada tahun 1891, dalam sebuah konferensi, Belanda dan Inggris sepakat untuk membagi Sebatik menjadi dua wilayah terpisah. Bagian yang berdekatan dengan Malaysia menjadi wilayah negara tersebut, sedangkan bagian yang berdekatan dengan Indonesia masuk dalam wilayah negara Indonesia.
Pembagian tersebut berlaku hingga saat ini dan mengakibatkan Pulau ini terbagi menjadi dua, dengan masing-masing wilayah diperintah oleh negara yang berbeda. Meskipun terbagi secara politik, pulau ini masih menjadi satu kesatuan geografis yang memiliki kekayaan alam dan warisan budaya yang unik di kedua sisi perbatasan.
3. Sengketa Pulau Sebatik
Sebagai pulau terluar di Indonesia ini pernah menjadi subjek sengketa antar dua negara, ya Indonesia dengan Malaysia.
Sengketa Pulau Sebatik ini terkait dengan klaim kedaulatan dan batas wilayah di pulau tersebut.
Kedua negara memiliki klaim yang saling bertentangan terhadap sebagian wilayah Sebatik.
Sengketa tersebut mencakup perdebatan tentang batas maritim, hak pemanfaatan sumber daya alam, dan kedaulatan teritorial di sekitar pulau ini. Kedua negara telah melakukan perundingan dan berbagai upaya untuk mencari solusi damai terkait sengketa ini.
4. Memiliki Dua Mata Uang yang Berbeda
Pada wilayah perbatasan Pulau Sebatik antara Indonesia dan Malaysia, terdapat fakta dan keunikan dalam penggunaan mata uang.
Penduduk di pulau ini dapat melakukan transaksi jual-beli dengan menggunakan kedua mata uang, yaitu Rupiah (IDR) untuk Indonesia dan Ringgit Malaysia (MYR) untuk Malaysia.
Hal ini terjadi karena adanya pertukaran dan interaksi ekonomi yang aktif antara penduduk di kedua sisi perbatasan.
Dalam kegiatan sehari-hari, warga negara Indonesia dapat menerima pembayaran dalam Ringgit Malaysia, sementara warga negara Malaysia juga dapat menggunakan Rupiah dalam transaksi jual-beli.
Keberadaan dua mata uang ini mencerminkan adanya fleksibilitas dan adaptasi dalam wilayah perbatasan yang memungkinkan penduduk untuk bertransaksi dengan mudah dan efisien.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan mata uang negara tetangga biasanya terbatas pada wilayah perbatasan dan tidak berlaku secara umum di seluruh wilayah negara masing-masing.
5. Fakta Menarik Pulau Sebatik hanya dapat Dijangkau Melalui Jalur Laut
Pulau ini hanya dapat dijangkau melalui jalur laut karena belum tersedia layanan penerbangan komersial yang menghubungkan pulau ini.
Untuk mengunjungi Sebatik, kita dapat menggunakan speed boat yang beroperasi dari pelabuhan penyeberangan di kota Tarakan atau melalui kabupaten Nunukan.
6. Kehidupan Penduduk Pulau Sebatik
Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, Jumlah penduduk Pulau Sebatik tercatat sebanyak 47.571 jiwa.
Mayoritas penduduknya adalah warga pendatang yang mengandalkan hasil perkebunan, nelayan, dan berprofesi sebagai pedagang dalam mencari nafkah sehari-hari.
Sektor perikanan juga penting bagi kehidupan penduduk Sebatik. Banyak penduduk yang menjadi nelayan dan menggantungkan hidup mereka dari hasil tangkapan laut.
Mereka menggunakan peralatan tradisional atau modern, seperti jaring, pancing, atau perahu nelayan, untuk menangkap ikan dan sumber daya laut lainnya. Hasil tangkapan tersebut dijual di pasar lokal atau dikirim ke daerah lain.
7. Produk Malaysia Mendominasi
Mayoritas produk kebutuhan rumah tangga, seperti minyak goreng, gula, beras, teh, dan berbagai produk lainnya yang beredar di Sebatik, dikirim dari Kota Tawau, Malaysia.
Fakta menarik ini disebabkan oleh letak geografis Sebatik yang lebih dekat dengan Malaysia, sehingga memudahkan aliran produk-produk buatan Negara Jiran ini ke pulau tersebut.
Selain itu, harga produk-produk buatan Malaysia cenderung lebih terjangkau dibandingkan dengan produk buatan Indonesia.
Perbedaan harga ini dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen di Sebatik dalam memilih produk-produk Malaysia.
8. Pelabuhan Sei Pancang
Pelabuhan Sei Pancang ini dijadikan sebagai pembatas antara Indonesia dan malaysia ini tepatnya berlokasi di Sungai Limau tepatnya di Sebatik Timur.
Pelabuhan Pancang memiliki panjang total sebesar 2 kilometer, menjadikannya pelabuhan terpanjang di wilayah tersebut.
Selain itu, pelabuhan ini terletak dekat dengan pangkalan TNI Angkatan Laut yang bertugas menjaga wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, lho.
9. Potensi Pulau Sebatik
Sebagai pulau terluar di Indonesia, memiliki potensi yang menjanjikan dalam bidang pariwisata dan sumber daya alam.
Sebatik menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Dari hutan tropis yang lebat hingga pantai-pantai yang eksotis seperti Pantai Marina, Pantai Kayu Angin, dan Pantai Batu Lamampu.
Selain itu, wisata Pulau Sebatik ini juga memiliki potensi untuk pengembangan wisata alam seperti hiking, trekking, dan penjelajahan alam yang menarik.
10. Desa Tanjung Aru
Desa Tanjung Aru terletak di wilayah Nunukan di Sebatik Timur. Desa ini memiliki keindahan alam yang menarik, terutama karena lokasinya yang berada di tepi pantai.
Desa Tanjung Aru dikenal karena pemandangan pantainya yang indah dan panorama matahari terbenam yang mempesona.
Selain itu, Tanjung Aru juga memiliki potensi sebagai calon ibu kota Pulau Sebatik, meskipun hal tersebut mungkin merupakan perkembangan terkini dan memerlukan konfirmasi lebih lanjut.
Keindahan alamnya, termasuk pantai yang menakjubkan, menjadikan Desa Tanjung Aru tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan pemandangan laut.
Semoga fakta-fakta menarik di atas semakin memperkaya rencana petualangan Anda di Pulau Sebatik. Selamat menjelajahi dan menikmati keindahan alam serta pesonanya yang memikat!