PARBOABOA, Pematang Siantar - Lapangan Adam Malik di Kota Pematang Siantar seringkali digunakan komunitas skateboard dan skuter sebagai lokasi kegiatan mereka.
Bahkan, komunitas ini juga menggunakan Balai Bolon, gedung yang ada di Lapangan Adam Malik sebagai arena kegiatan mereka bermain skateboard dan skuter.
Akibatnya, Balai Bolon menjadi rusak, beberapa keramik bahkan terlihat pecah dan tergores.
Hal itu, menurut Kepala Bidang Keolahragaan di Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar, Yusuf Gultom, karena kurangnya petugas yang menjaga Balai Bolon, terutama di malam hari.
"Di sana (lapangan Adam Malik) sama sekali tidak ada yang menjaga, jadi mereka (komunitas skuter dan skateboard) seenaknya buat Balai Bolon jadi arenanya," katanya kepada Parboaboa, Senin (8/5/2023).
Selama ini, lanjut Yusuf, dinasnya telah lama mengajukan penambahan pegawai honorer untuk menjaga Lapangan Adam Malik, termasuk Balai Bolon yang ada di dalamnya.
"Setidaknya ada dua orang yang menjaga, pagi dan malam, namun sampai saat ini belum ada kejelasan dari pengajuan kami," ucapnya.
Disporabudpar Pemko Pematang Siantar mengklaim terus memonitoring dan menertibkan aktivitas dari komunitas skateboard dan skuter ini.
"Seperti libur hari buruh kemarin sebentar saja, tidak sering memang, dan kita sudah cek pas malam, sudah dilarang dan diberi teguran, tapi mereka juga lakukan kegiatan di situ," tutupnya.
Sementara itu, warga Kecamatan Siantar Barat, Fahrandi (28), mengeluhkan maraknya komunitas skateboard dan skuter yang ada di Balai Bolon.
Ia meminta ada sinergi dan kerja sama antar organisasi perangkat daerah (OPD) menjaga dan merawat fasilitas dan ruang publik tersebut.
"Kalau memang keterbatasan dan tidak ada pegawai dari dinas pariwisata untuk bisa menjaga, setidaknya dinas lain juga bisa memberikan perhatian tersebut, soalnya banyak aktivitas pemko di situ, jangan dibiarkan saja," tegasnya.
Fahrandi menambahkan, Pemko Pematang Siantar seharusnya menyediakan fasilitas dan sarana untuk dapat sebagai wadah menuangkan ekspresi dari komunitas-komunitas tersebut.
"Sebenarnya juga harus disediakan ruang khususnya juga, kalau bisa menyebar di titik kumpul masyarakat, biar jangan terpusat aja tempatnya, jadi fasilitas yang fungsi bukan sebagai tempat skateboard tidak digunakan sembarangan," pungkasnya.