PARBOABOA – Burung Pitohui (Hooded pitohui) merupakan burung yang cukup banyak tersebar di wilayah Papua. Burung ini dikonfirmasi secara ilmiah sebagai burung beracun dan satu-satunya burung yang tidak dapat dikonsumsi sembarangan oleh manusia.
Tahukah kamu, ada beberapa fakta menarik seputar burung pitohui yang jarang diketahui. Apa saja itu? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Burung Pitohui
Burung pitohui merupakan burung yang dikenal beracun oleh orang-orang Melanesia di Papua Nugini. Seorang ilmuwan yang bernama John Dumbacher bersama rekannya menyiapkan jaring halus di pepohonan untuk menjebak burung Cendrawasih di Papua demi penelitian pada 1990.
Namun, yang masuk ke dalam perangkap justru adalah burung pitohui. Saat ingin mengeluarkan burung tersebut, tangan Dumbacher tergores. Secara spontan ia kemudian menarik jarinya dan memasukkannya ke dalam mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya.
Ilmuan tersebut dengan cepat mulai merasakan lidah dan bibirnya seketika mati rasa dan timbul rasa terbakar selama beberapa jam. Ia menduga bahwa burung pitohui adalah penyebabnya.
Untuk menguji hipotesis ini, Dumbacher mengambil bulu pitohui dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia segera mulai merasakan mati rasa dan rasa sakit yang sama dirasakannya pertama itu mulai menyebar di mulutnya.
Ia pun mulai meneliti lebih dalam tentang burung Pitohui dichrous dan bertanya kepada penduduk sekitar. Dari berbagai sumber yang ia temui, ia mendapat informasi bahwa burung tersebut memang beracun.
Warga lokal bahkan menyebutnya sebagai ‘burung sampah’ karena menimbulkan bau tidak sedap saat burung tersebut dimasak. Warga mengaku bahwa mereka terpaksa mengonsumsinya ketika tidak ada makanan lagi.
Lebih lanjut, ilmuan tersebut mengirim beberapa helai bulu burung pitohui kepada seorang ilmuan dari National Institutes of Health. Daly merupakan ilmuan terkemuka dunia tentang racun alami. Selama 1960, ia sudah mengidentifikasi batrachotoxin sebagai racun pada katak panah yang berasal dari Colombia.
Kelompok racun tersebut rupanya ditemukan di bulu Pitohui. Senyawa yang dikenal sebagai batrachotoxin itu bekerja melalui saluran di saraf dan membran otot, yang menyebabkan mati rasa dan rasa terbakar dalam konsentrasi rendah.
Dalam konsentrasi tinggi, racun tersebut juga bisa menyebabkan kelumpuhan, diikuti dengan serangan jantung dan kematian. Racun burung tersebut terdapat dibalik kulit dan bulu mereka. Namun penelitian selanjutnya menemukan bahwa tulang dan organ internal burung tersebut juga mengandung racun.
Fakta Menarik Tentang Burung Pitohui
- Satu-satunya genus burung beracun di dunia
Pada faktanya burung Hooded Pitohui merupakan satu-satunya genus burung beracun di dunia. Setidaknya, ada tiga spesies dari burung ini yang memiliki racun yang sangat luar biasa dari kulit dan bulu mereka.
Hooded Pitohui dan Variabel merupakan salah satu jenis burung yang paling mematikan. Orang sekitar telah mengetahui sebelumnya, kalau burung tesebut sangatlah berbahaya. Makanya rakyat sekitar sepakat untuk menjauhi burung tersebut.
- Simpan racun di seluruh tubuh
Kulit dan bulu dari Hooded Pitohui mengandung alkaloid neurotoksik kuat dari kelompok batrachotoxin. Alkaloid neurotoksik sendiri bekerja mengganggu aliran ion natrium melalui saraf dan otot.
- Dimakan warga Papua
Meski beracun, burung ini ternyata dimakan oleh penduduk asli Papua. Nanum mereka memperingatkan untuk tetap berhati-hati dalam mengonsumsinya. Bahkan mereka merebus kulit dengan lembut dalam air akan menghasilkan zat beracun.
- Disebut burung sampah
Penduduk asli Papua sudah paham sekali dengan burung Pitohui ini. Kenapa mereka menyebut burung pitohui sebagai ‘burung sampah’? karena burung pitohui mengeluarkan bau yang tidak sedap saat dimasak.
Itulah dia beberapa fakta menarik tentang burung pitohui yang jarang diketahui. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.