PARBOABOA, Pematang Siantar - Puluhan tempat telah dihampiri untuk mencari dan ratusan juta rupiah sudah uang dihabiskan untuk membeli. Hasilnya ada ribuan koleksi mainan mobil mini dieacst telah didapat.
Inilah Tumpak Winmark Hutabarat, sang kolektor yang mendedikasikan waktu nya untuk hobi walau harus merogoh kocek dalam-dalam.
Ditemui PARBOABOA di Pematang Siantar belum lama ini, Tumpak bercerita jika 2011 menjadi awal perjalanannya mengkoleksi mobil mini. Toko buku adalah tempat perburuannya, selain mall dan outlet mainan. Begitu fanatiknya dia pernah sampai berkeliling antar kota satu minggu sekali demi menambah daftar.
“Sejak tamat kuliah lah saya mulai mencari satu per satu mobil mainan diecast tersebut. Ketepatan saya langsung fokuskan mobil yang mau dikoleksi. Saya kan suka jenis mobil offroad, jadi saya koleksi mobil Land Cruiser dengan skala 1:24,” katanya, Selasa (15/11).
Tumpak mengaku tidak pernah bosan dengan hobinya itu. Baginya ada kepuasan tersendiri ketika daftar koleksinya bertambah. Menghabiskan uang baginya tidak masalah, karena jika mendapat versi langka yang hanya diproduksi dalam jumlah terbatas itu seperti harta karun.
“Hal tergila yang pernah saya lakukan untuk berburu diecast adalah pernah satu moment berangkat sama kawan dari Siantar ke Tarutung, setiap minimarket kami singgahi,” terangnya sambil tertawa.
Seribu Koleksi Mobil
Sebelas tahun sudah Tumpak menggeluti hobi kolektor mobil mini, selama itu juga, sudah seribuan koleksi yang tersimpan rapih di rak rumahnya, khususnya tipe premium dengan edisi mobil ban karet. Layaknya barang kesayangan, semuanya dia rawat dengan sepenuh hati.
Tumpak mengganggap koleksi miniatur mobil miliknya sebagai barang investasi, karena harganya bisa naik dari tahun ke tahun. Dia pernah menjual salah satu koleksinya dengan nilai berkali kali lipat karena langka.
“Mobil yang pernah saya lepas jual itu mencapai Rp550 ribu dari harga belinya cuma Rp33 ribu. Jadi hobi ini ya sebagai pengumpulan aset,” ucapnya.
Tumpak menyebut walau dia menjual beberapa koleksi, namun ada beberapa jenis tertentu yang tidak akan pernah dilepasnya walau ditawar dengan harga fantastik.
“Ada beberapa koleksi di rumah yang memang tidak akan dijual dengan harga berapapun itu. Karena sayangnya sama koleksi itu,” katanya.
Ketertarikan Tumpak pada diecast karena masa kecilnya yang hidup serba pas-pasan. Pada masa itu, dia tidak sanggup membeli mobil mainan, jadi baru bisa terealisasi ketika dewasa.
“Masa kecil suram, dahulukan saat kecil tidak bisa beli mobil-mobilan. Harganya kan mahal. Ditambah lagi, saya bukan berasal dari keluarga yang berada. Untuk sekolah saja sudah sulit apalagi beli mainan,” ungkapnya.
Belajar di Komunitas
Pada 2020 Tumpak memutuskan bergabung ke komunitas diecast Kota Medan. Pengetahuannya tentang mobil mini semakin kaya, termasuk relasinya bertambah. Dari situ, dia mengumpulkan para penggila diecast lainnya dan akhirnya membentuk komunitas Siantar Diecaster yang resmi lahir pada 18 September 2021.
“Bertemu sesama pecinta mobil mainan lainnya membuat saya berpikiran lebih luas. Mulai dari belajar tentang komponen yang ada di mobil mainan, hingga belajar sejarah mobil itu sendiri,” terangnya.
“Tahun lalu (2021), aku bertemu teman yang sama-sama hobi diecast. Rupanya cerita-cerita, banyak di Siantar yang suka juga. Ku cari lah satu-satu kontaknya lewat sosial media. Terus ku bentuk di grup WhastApp, ajak nongki bareng,” terangnya.
Siantar Diecaster menjadi rumah bagi mereka yang memiliki hobi mengumpulkan mobil mainan. Tidak hanya adu pamer-pamer koleksi, orang-orang di dalam sekumpulan kelompok ini berusaha hadir untuk saling menampung keluh kesah hingga berbagi pengalaman dan ilmu.