PARBOABOA – Apa yang kamu ketahui dari makanan tumbuhan atau tanaman? Apakah hanya zat hara? Tentu hal itu tidak berlaku bagi tumbuhan karnivora, ya jenis tumbuhan ini makanan utamanya adalah serangga.
Mengapa demikian? Dikutip dari buku Biology, yang ditulis oleh Neil A.Campbell dkk, tumbuhan karnivora adalah jenis tumbuhan yang memperoleh nutrisi mineral tambahan dengan cara mencerna hewan.
Mereka memenuhi kebutuhan karbohidrat mereka melalui fotosintesis dan mendapatkan sejumlah nitrogen dan mineral dari hewan.
Dengan keunikannya dalam memakan serangga, tanaman karnivora telah menjadi subjek daya tarik dan kerpesonaan bagi para pecinta tumbuhan dan peneliti alam selama berabad-abad.
Meskipun tumbuhan sering kali dianggap sebagai makhluk pasif yang hanya bergantung pada proses fotosintesis, tumbuhan karnivora menggambarkan kecerdasan dan adaptasi yang luar biasa dalam mencari makan.
Dalam artikel ini, Parboaboa akan menelusuri berbagai jenis tanaman karnivora. Melansir dari Buku Tanaman Karnivora: Panduan Lengkap Budidaya dan Perawatan, yang ditulis oleh Florinda, Berikut adalah beberapa jenis tumbuhan Karnivora.
1.Dionae Muscipula (Venus Flytrap)
Venus Flyrap merupakan tanaman karnivora yang paling terkenal dan ikonik. Ciri khas utamanya adalah daunnya yang terbagi menjadi dua hingga tiga lobus dan dilengkapi dengan rambut halus serta perangkap yang siap bertindak untuk menangkap serangga kecil.
2. Nepenthes (Kantong Semar)
Kantong Semar adalah spesies tumbuhan karnivora yang memiliki kantong berbentuk cangkir yang digunakan untuk menangkap dan mencerna serangga.
Ketika mangsa masuk ke dalam kantong itu, daunnya akan menutup bagian atasnya agar mangsa tidak bisa kabur.
Setelah itu, tumbuhan ini akan mencerna mangsanya secara perlahan dengan menggunakan larutan asam. Tumbuhan ini bisa sangat besar, bisa mencapai panjang hingga enam meter dan bisa menyimpan hingga dua setengah liter cairan pencernaan.
Oleh karena itu, kantong semar ini bisa memakan hewan-hewan seperti katak, kadal, burung, bahkan tikus.
3. Sarracenia (Cobra Plant)
Tumbuhan Sarracenia memiliki penampilan yang mirip dengan ular yang sedang berdiri. Daun-daunnya berbentuk seperti terompet dan berperan sebagai perangkap untuk menangkap serangga.
4. Drosera (Sundew)
Tumbuhan karnivora lainnya adaah Drosera atau Sundew. Drosera merupakan tanaman dengan daun-daun kecil yang dilapisi dengan lendir lengker untuk menangkap.
Jenis-jenis Drosera dapat bervariasi dalam bentuk, ukuran , dan warna. Sundew sendiri artinya matahari terbenam. Tanaman ini tumbuh banyak di penjuru dunia dan memiliki tentakle panjang menjulur dari daun-daunnya.
Ketika seekor serangga tertangkap, tertangkap tentakel-tentakel di sekiranya akan melingkar dan mencekiknya.
5. Utricularia (Bladderwort)
Utricularia merupakan tumbuhan karnivora pemakan serangga. Mereka memiliki gelembung kecil yang digunakan untu menangkap mangsa.
Bladderwort, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "lumut kandung kemih," adalah tanaman kecil. Tumbuhan dengan nama Latin Utricularia ini terlihat seperti lumut yang mengapung di air dan biasanya memiliki bunga berwarna kuning.
6. Drosophyllum (Dwey Pine)
Tanaman karnivora lainnya adalah Dwey pine atau Drosophyllum. Tanaman ini menyerupai jarum pinus yang dilapisi butiran kecil embun berbau harum.
Tetesan embun ini memiliki aroma manis seperti madu dan digunakan untuk memerangkap serangga karena daya lekatnya yang sangat kuat.
Di dalam tumbuhan ini terdapat enzim yang berfungsi untuk mencerna bagian dalam serangga yang terperangkap, sementara bagian luar serangga akan mengering secara perlahan.
Ketika daun karnivora ini sudah tua dan mati, mereka akan membentuk batang-batang cabang yang menyerupai batang kayu dari pohon kecil.
7. Darlingtonia California (Cobra Lily)
Cobra lily atau Darlingtonia California adalah contoh tanaman karnivora yang dapat ditemukan di rawa-rawa.
Ciri khas yang paling mencolok dari Cobra lily adalah pada bentuk daunnya. Daun-daunnya tumbuh tegak dan berakhir dengan bentuk yang menyerupai ular kobra yang sedang mengenakan tudung.
Di dalam tudungnya, terdapat kelenjar nektar yang menarik perhatian mangsa potensial, yang kemudian terjebak oleh daun tersebut. Bagian daun yang tidak berwarna dan bisa menyerap cahaya matahari akan membingungkan serangga, sementara dinding yang licin dan lapisan rambut yang tebal akan mencegah mereka melarikan diri.
8. Juncus Effusus (Corkscrew Plant)
Corkscrew plant atau yang juga dikenal sebagai pembuka botol, adalah salah satu tumbuhan karnivora yang hidup di wilayah semi-akuatik. Tanaman ini memiliki nama Latin Juncus effusus dan memiliki bunga berbentuk roset berwarna kuning atau ungu yang sangat menarik di permukaannya, yang sebenarnya menyembunyikan perangkap karnivora yang mematikan di bawahnya.
Di dalam tanaman pembuka botol ini, terdapat rambut-rambut yang terarah yang membantu mangsa untuk masuk melalui celah-celah di sepanjang tubuh daun dan kemudian meluncur ke bawah. Namun, ketika mangsa mencoba untuk bergerak mundur, mereka akan terjebak.
9. Waterwheel (Aldrovanda Vesiculosa)
Waterwheel, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Aldrovanda vesiculosa, adalah tanaman air karnivora yang bisa ditemui di berbagai wilayah seperti Amerika Tengah, Amerika Barat, Eropa Tengah, dan pesisir Australia.
Dikenal sebagai tanaman kincir air, Waterwheel plat mememili satu lingkaaran daun yang memotong batangnya menyerupai kincir.
Tumbuhan ini mirip dengan beberapa tumbuhan terestrial, dengan venus flytrap menjadi yang terdekat dalam hal fungsi.
Perangkap Waterwheel terdiri dari dua lobus yang saling melekat dengan cara yang mirip dengan sepupu daratnya. Bagian dalam perangkapnya juga dilapisi dengan rambut pemicu, dan perangkap akan menutup dalam waktu 10 hingga 20 milidetik setelah mendeteksi gerakan mangsa.
10. Sarracenia flava (Yellow Pitcher Plant)
Yellow Pitcher Plant atau Sarracenia Flava merupakan salah satu spesies tanaman karnivora yang dapat dumebukan tumbuh di As Bagian Timut dari Florida hingga perbatsan selatan Virginia.
Ciri khasnya adalah daun-daun khusus yang berbentuk seperti gulungan atau corong, yang berfungsi sebagai perangkap untuk menangkap air hujan. Air hujan ini digunakan untuk menarik dan menangkap mangsa.
Tanaman ini menghasilkan nektar khusus yang digunakan untuk memikat serangga. Nektar ini mengandung gula, tetapi juga mengandung zat beracun yang membuat serangga menjadi mabuk, sehingga sulit bagi mereka untuk melarikan diri dari perangkap. Ada juga rambut-rambut kecil di sepanjang tepi daun yang mencegah serangga melarikan diri, sehingga sebagian besar dari mereka akhirnya jatuh ke dalam air, mabuk, dan tenggelam. Enzim pencernaan dalam tanaman ini kemudian mencerna tubuh serangga tersebut, dan tanaman mendapatkan nutrisi dari apa yang telah ditangkapny.
11. Utricularia (Bladderwort)
Bladderwort atau lumut kandung kemi merupakan tanaman karnivora yang berukuran kecil.
Tanaman ini termasuk dalam genus Utricularia dan memiliki perangkap khusus berbentuk kantong kecil yang digunakan untuk menangkap serangga dan organisme mikroskopis di dalam air. Tanaman ini mendapatkan nama "bladderwort" karena kantong-kantong tersebut menyerupai kantong kandung kemih. Setelah menangkap mangsanya, bladderwort mencerna mereka dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
Tanaman ini dapat memiliki berbagai ukuran, tetapi umumnya terlihat seperti tanaman kecil yang mengapung di permukaan air dan memiliki bunga berwarna kuning atau ungu.
12. Nanas
Meskipun tanaman ini tidak termasuk tumbuhan karnivora sejati, namun tanaman nanas daoat mengonsumsi serangga.
Tanaman ini memiliki kemampuan menghasilkan enzim yang disebut bromelin. Enzim tersebut merupakan jenis protein yang berfungsi untuk menguraikan protein lain menjadi polipeptida dan asam amino. Dalam hal ini, protein yang diuraikan adalah protein dari hewan. Tanaman nanas tidak secara khusus beradaptasi untuk menangkap hewan. Namun, daun di bagian atas buah nanas dirancang untuk mengumpulkan air, dan sesekali serangga kecil bisa terjebak di dalamnya.
13. Byblis liniflora (Rainbow Plants)
"Rainbow Plants" atau "Tumbuhan Pelangi" adalah jenis tanaman yang mendapatkan nama tersebut karena tampilannya yang indah saat terkena sinar matahari langsung. Daunnya dilapisi oleh lendir lengket yang seringkali memiliki warna-warni ketika terpapar cahaya.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di wilayah Indonesia, Australia, dan Papua Nugini. Selain memiliki daun panjang yang dilapisi lendir lengket, tanaman ini juga memiliki bunga berwarna lavender yang cantik, yang menjadi salah satu alasan mengapa tanaman ini sangat dihargai dalam kegiatan penanaman.
Meskipun memiliki mekanisme perangkap yang mirip dengan tanaman Sundews, "Rainbow Plants" sebenarnya diklasifikasikan dalam kelompok yang berbeda. Tanaman ini dapat menangkap serangga, meskipun tidak mencernanya. Sebaliknya, "Rainbow Plants" bergantung pada serangga kecil lainnya untuk memakan mangsa yang telah tertangkap, meninggalkan kotorannya sebagai sumber nutrisi bagi tanaman ini.
14. Nepenthes Mirabilis (Monkey Cup)
Monkey Cup atau yang biasa dikenal dengan cangkir monyet merupakan tumbuhan karnivora yang biasanya ditemukan di daerah tropis Asia Tenggara dan pulau-pulau besar di Kepulauan Melayu.
Nama "Monkey Cup" merujuk pada bentuk seperti cangkir atau kendi dari daun-daun mereka yang berfungsi sebagai perangkap untuk menangkap serangga dan organisme kecil lainnya.
Tanaman Monkey Cup menciptakan ekosistem mikro yang unik di sekitar mereka. Mereka menjadi tempat tinggal bagi berbagai organisme, seperti lalat sarkofagus, tungau, nyamuk, dan lainnya. Terkadang, bahkan katak dapat ditemukan di dalam tanaman ini. Meskipun tanaman ini bisa menangkap serangga, mereka tidak mencerna katak. Sebaliknya, katak-katak tersebut memanfaatkan daya tarik tanaman ini untuk menarik serangga dan mendapatkan makanan mereka sendiri. Tanaman Monkey Cup juga dapat mencerna kotoran yang ditinggalkan oleh katak-katak tersebut, yang lebih mudah dicerna.
15. Sarracenia Leucophylla (Whiter Pitcher Plant)
White Pitcher Plant (Sarracenia leucophylla) adalah jenis tanaman karnivora yang bisa ditemukan di wilayah tenggara Amerika Serikat. Tanaman ini memiliki daun dengan pola warna putih dan hijau yang membentuk bentuk seperti kendi. Tinggi tanaman ini bisa bervariasi, ada yang hanya mencapai 30 cm, sementara yang lain dapat tumbuh hingga lebih dari satu meter di atas permukaan tanah.
Tanaman ini sering memiliki pola warna putih dan hijau yang membentuk bentuk seperti kendi pada daunnya. Tingginya bisa bervariasi, ada yang hanya mencapai 30 cm, sementara yang lain bisa tumbuh hingga satu meter lebih di atas permukaan tanah.
Sayangnya, tanaman White Pitcher Plant telah masuk dalam daftar rentan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) karena hilangnya habitat lahan basah yang menjadi tempat pilihannya.
16. Catopsis berteroniana (Powdery Strap Airplant)
Terakhir contoh tumbuhan karnivora adalah Powdery Strap Airplant atau dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai Catopsis berteroniana. Tanaman ini dapat ditemukan di seluruh Florida Selatan hingga Brasil Selatan.
Tanaman ini tumbuh dengan cara menempel pada cabang pohon melalui akar-akar yang tipis, dan telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di atas pohon di mana ia dapat menangkap serangga dalam guci pusatnya.
Daun-daunnya yang panjang tumpang tindih membentuk struktur seperti tabung yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan. Tanaman ini memiliki cairan di dalamnya untuk menangkap serangga tanpa menarik perhatian. Cairan ini sangat asam dan membantu dalam pencernaan apa yang tertangkap.
Meskipun ada perdebatan apakah tanaman ini dapat dianggap karnivora atau tidak, penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini mendapatkan nutrisi dari kotoran organisme yang hidup di dalam daunnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung, tanaman ini tetap dianggap sebagai pemakan serangga karena menyerap nutrisi melalui kelenjar yang terdapat di permukaan daunnya.
Demikianlah beberapa jenis tumbuhan karnivora yang mungkin belum kamu ketahui. Dalam keanekaragaman alam, tanaman karnivora menghadirkan cerita yang tak terlupakan. Mereka bukan hanya pemburu yang tersembunyi, tetapi juga mestinya menjadi pengingat bahwa alam selalu siap memberikan kejutan yang mengagumkan.
Editor: Sari