PARBOABOA – Setiap makhluk hidup di Bumi tentu saling memiliki keterikatan satu sama lain. Ketika terdapat interaksi tersebut, pada akhirnya terbentuklah suatu hubungan yang dinamakan simbiosis.
Simbiosis merupakan kehidupan bersama antara dua organisme yang berbeda untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Secara umum, simbiosis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis komensalisme, mutualisme, dan simbiosis parasitisme. Dari ketiga jenis tersebut, salah satu jenis simbiosis yang sangat menarik untuk dibahas adalah parasitisme.
Dikutip dari buku yang berjudul Ilmu Pengetahuan Alam IPA Kelas 4 Sekolah Dasar karya Tim Sains Quadra, simbiosis parasitisme adalah hubungan antarmahkluk hidup yang menguntungkan satu pihak, tetapi merugikan pihak lain.
Lantas, apa yang dimaksud dengan simbiosis parasitisme? Yuk, simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Pengertian Simbiosis Parasitisme
Dikutip dari buku yang berjudul Intisari IPA Biologi SMP karya Rose Herlina, S.Si., arti simbiosis parasitisme adalah hubungan yang terjadi antara dua organisme atau lebih, tetapi salah satu organisme merugikan organisme yang lainnya.
Organisme yang diuntungkan disebut parasit, sementara organisme yang dirugikan disebut inang. Di dalam parasitisme, parasit mengambil keuntungan dari inang dengan mencuri sumber daya seperti makanan, air, nutrisi, atau tempat tinggal.
Parasit biasanya memperoleh keuntungan ini dengan menginfeksi inang secara langsung atau dengan melekat pada inang.
Karena parasit hidup dan mengambil sumber makanan dari inangnya, kematian inang akan menyebabkan kematian bagi parasit itu sendiri.
Jenis-Jenis Parasitisme
Parasitisme yang hidup pada inang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ektoparasitisme dan endoparasit. Kedua jenis parasitisme ini memiliki pola hidup yang berbeda.
1. Ektoparasitisme
Ektoparasitisme adalah bentuk parasitisme di mana parasit hidup di permukaan tubuh inangnya.
Parasit ektoparasitisme menempel pada kulit, bulu, sisik, atau bagian tubuh lainnya untuk mendapatkan nutrisi atau sumber daya lainnya yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya.
Mereka tidak hidup di dalam tubuh inang seperti parasit endoparasitisme. Parasit ektoparasitisme dapat ditemukan pada berbagai organisme, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Mereka memiliki adaptasi khusus untuk melekat pada inang dan mengambil keuntungan dari mereka. Beberapa contoh parasit ektoparasitisme adalah kutu, tungau, lalat, caplak, dan lintah.
Parasit ektoparasitisme menggunakan berbagai strategi untuk bertahan hidup dan mendapatkan makanan dari inangnya.
2. Endoparasitisme
Endoparasitisme adalah bentuk simbiosis parasitisme di mana parasit hidup di dalam tubuh inangnya.
Parasit endoparasitisme menghuni organ, jaringan, atau rongga tubuh inang untuk mendapatkan nutrisi atau sumber daya lainnya yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya.
Mereka tidak hidup di permukaan tubuh inang seperti parasit ektoparasitisme. Parasit endoparasitisme dapat ditemukan pada berbagai organisme, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.
Mereka memiliki adaptasi khusus untuk bertahan hidup di dalam tubuh inang dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Contoh umum parasit endoparasitisme adalah cacing usus, protozoa, dan beberapa jenis bakteri.
Parasit endoparasit dapat menginfeksi organ dalam seperti saluran pencernaan, sistem pernapasan, sistem peredaran darah, atau organ reproduksi inang.
Mereka menggunakan berbagai mekanisme untuk bertahan hidup dan mengambil nutrisi dari inang.
Contoh Simbiosis Parasitisme
Beberapa contoh simbiosis parasitisme adalah sebagai berikut:
1. Cacing Pita dengan Manusia
Cacing pita seperti taenia solium dapat menginfeksi saluran pencernaan manusia dan mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia.
Cacing pita ini melekat pada dinding usus manusia dan tumbuh dalam bentuk segmen-segmen yang disebut proglotid.
Mereka dapat menyebabkan gejala seperti gangguan pencernaan, kekurangan nutrisi, dan pada kasus yang parah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada manusia.
2. Kutu Daun dengan Hewan
Kutu daun atau dikenal juga dengan sebutan 'afid' atau 'aphid' mengambil nutrisi yang dibutuhkannya dari getah tumbuhan inangnya.
Kutu daun hidup secara berkelompok dan dapat menjadi hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Tumbuhan yang terinfestasi kutu daun akan kehilangan nutrisi yang menyebabkan pertumbuhannya tidak optimal.
3. Kutu dengan Manusia
Simbiosis parasitisme contohnya adalah hubungan kutu dengan manusia. Kutu pada manusia dapat menyerap nutrisi dari kulit kepala manusia.
Keberadaan kutu dapat menyebabkan manusia kehilangan nutrisi dan menimbulkan rasa gatal yang mengganggu.
4. Kutu dengan Hewan
Kutu merupakan jenis hewan artropoda yang hidup dengan menghisap nutrisi mahkluk lain yang sudah menjadi inangnya.
Kutu seringkali menempel pada hewan seperti anjing, kucing, sapi, dan kuda. Cara hidup kutu tersebut merugikan inangnya karena dapat menyebabkan kehilangan nutrisi dan rasa gatal di kulit inangnya.
5. Toxoplasma dengan Hewan dan Manusia
Toxoplasma gondii adalah parasit endoparasitisme yang dapat menginfeksi berbagai hewan dan juga manusia. Parasit ini memiliki siklus hidup yang kompleks dan menggunakan hewan seperti kucing sebagai inang definitifnya.
Toxoplasma dapat menyebabkan penyakit toksoplasmosis pada manusia, terutama pada sesorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Infeksi dapat terjadi melalui konsumsi daging yang tidak matang atau melalui kontak dengan kotoran kucing yang sudah terinfeksi.
Toxoplasma juga dapat menginfeksi hewan lain dan menyebabkan gangguan kesehatan pada mereka.
6. Nyamuk dengan Manusia
Contoh dari simbiosis parasitisme yang sangat dekat dengan kehidupan manusia adalah keberadaan nyamuk.
Nyamuk memperoleh makanan dengan cara mengisap darah, yang memberi mereka keuntungan untuk berkembang biak, sementara manusia dirugikan yang menyebabkan gatal pada kulit.
Tak hanya itu, beberapa jenis nyamuk bahkan dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti demam berdarah dan malaria.
7. Tali Putri dengan Inangnya
Contoh simbiosis parasitisme pada tumbuhan terdapat di tali putri yang menyerap sari-sari makanan pada tumbuhan. Tidak jarang pula inang yang ditinggali tali putri akan mati karena tidak mampu bertahan
8. Keong Mas dan Tanaman Padi
Keong mas pada prinsipnya adalah makhluk yang hidup di lingkungan perairan. Namun, ketika berkembang biak di area pesawahan, keong mas akan berperan sebagai parasit yang dapat merugikan.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan keong mas dalam memakan tanaman padi yang dapat menyebabkan kegagalan panen bagi para petani.
9. Paus dengan Teritip
Contoh hewan simbiosis parasitisme terdapat pada hubungan teritip dengan paus. Teritip adalah jenis artropoda yang memiliki hubungan keluarga dengan udang dan kepiting.
Spesies ini hanya dapat ditemukan di perairan laut, terutama di daerah laut dangkal atau pasang yang bergelombang kuat.
Teritip memperoleh nutrisi dari plankton sebagai sumber makanannya, bukan dari makhluk hidup lain. Teritip hanya melekat pada tubuh paus tanpa menyerap nutrisi dari paus.
Kawanan teritip menggunakan tubuh ikan paus sebagai tempat tinggal. Namun karena ada keberadaan teritip di tubuh paus, kulit paus menjadi gatal dan tidak nyaman.
10. Wereng dengan Padi
Wereng merupakan jenis hama yang sering menyerang tanaman, khususnya tanaman padi. Wereng dapat menyebabkan petani mengalami kerugian akibat gagal panen.
Karena itu, hubungan antara wereng dan padi dapat dikategorikan sebagai parasitisme, karena menyebabkan kerugian di antara salah satunya.
Demikian penjelasan tentang apa itu simbiosis parasitisme, lengkap dengan pengertian, jenis, dan contohnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Editor: Juni