Parbaoboa.com – Xavi Hernandez seakan menjadikan dirinya ‘pelatih yang suka mencari alasan’ setelah Barcelona disingkirkan Eintracht Frankfurt dari Liga Europa.
Barcelona harus menerima kenyataan pahit setelah tersingkir dari Liga Europa musim 2021/2022, setelah takluk dari Eintracht Frankfurt, Jumat (15/4/2022) dini hari WIB.
Pertandingan leg kedua yang berlangsung di markasnya sendiri yakni Camp Nou, Barcelona kalah 2-3 dari Frankfurt.
Kekalahan 2-3 itu membuat agregat menjadi 3-4, di mana di pertemuan pertama Barcelona dan Eintracht Frankfurt bermain imbang 1-1. Hasil ini pun membuat Barcelona harus angkat koper lebih cepat dari kompetisi Liga Europa.
Di balik kegagalan ini, Xavi menunjukkan dirinya sebagai ‘pelatih yang suka mencari alasan’ dalam dua pertemuan saat berhadapan dengan Eintracht Frankfurt.
Status ‘pelatih yang suka mencari alasan’ yang didapat Xavi itu bukan soal hasil, melainkan alasan-alasan memalukan yang membuat Barcelona berhasil disingkirkan oleh Eintracht Frankfurt.
Rumput Markas Eintracht Frankfurt yang buruk
Di leg pertama pada 8 April lalu, Barcelona menjalani laga tandang ke Deutsche Bank Park, markas dari Eintracht Frankfurt.
Dalam lawatannya ke markas Eintracht Frankfurt itu, Barcelona hanya mampu bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah.
Hasil imbang 1-1 itu pun didapat dalam kondisi sulit, di mana Barcelona harus tertinggal lebih dulu lewat gol Ansgar Knauff di menit ke-48, sebelum disamakan Ferran Torres di menit ke-66.
Sebenarnya, Barcelona bisa saja unggul di leg pertama. Apalagi saat itu, Frankfurt harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-78.
Namun hingga pertandingan selesai, dominasi penguasaan bola Barcelona tak memberikan kemenangan sehingga hasil imbang 1-1 menjadi modal yang dibawa Blaugrana ke Camp Nou.
Di balik hasil imbang ini, Xavi tidak suka menyalahkan timnya yang gagal menuntaskan peluang lebih baik ketimbang lawan.
Anehnya, Xavi menyalahkan rumput markas Frankfurt yang menurutnya sulit untuk mengalirkan bola.
“Frankfurt sangat kuat secara fisik, bahaya dalam serangan balik dan punya beberapa peluang, tapi mereka tak mengambil kesempatan itu,” ujar Xavi pasca laga.
“Lapangan sangat buruk dan sulit bermain di atasnya, Rumputnya tidak bagus dan itu membuat kami kesulitan,” lanjutnya.
Bahkan dengan jemawa Xavi menyebut bahwa nantinya di leg kedua hasilnya akan lebih baik untuk Barcelona karena akan bermain di lapangan yang lebih baik, yakni Camp Nou.
“Saya pikir stadion akan lebih baik di leg kedua. Kami tak bisa mengoper bola dengan baik dan itu fakta yang membuat kami kesulitan. Hal berbeda akan terjadi di Camp Nou,” pungkasnya.
Namun apa yang terjadi? Di leg kedua yang berlangsung di Camp Nou, Barcelona harus kalah dengan skor 2-3 dari Eintracht Frankfurt.
Salahkan Fans yang Tidak hadir
Lagi-lagi sisi ‘pelatih yang suka mencari alasan’ Xavi terlihat saat Barcelona kalah di leg kedua di Camp Nou yang tak lain markas timnya sendiri, Barcelona.
Usai dengan angkuhnya menyebut bahwa rumput Camp Nou lebih baik dan bisa memberikan keuntungan, Barcelona secara memalukan kalah 2-3 dari Eintracht Frankfurt.
Tak ingin menyalahkan rumput dan lapangan lagi, Xavi malah memberikan alasan minimnya pendukung Barcelona yang hadir ke Camp Nou.
Anehnya, dia juga menyalahkan bahwa pendukung Frankfurt yang datang ke Camp Nou terlalu banyak sehingga berdampak kepada permainan timnya.
“Ini jelas salah perhitungan. Ini tak boleh terjadi. Laga ini (leg kedua) seperti final di stadion yang terpisah,” ujar Xavi dilansir dari Daily Mail.
Meski membantah bahwa suasana stadion bukan alasan, namun pernyataan Xavi mengenai minimnya fans juga ditimpali oleh Presiden Barcelona, Joan Laporta.
“Ini memalukan melihat apa yang terjadi (di leg kedua). Saya merasa malu,” ujar Laporta saat ditanya mengapa pemegang tiket musiman tidak hadir.
Terlepas dari alasan-alasan yang membuatnya menjadi ‘pelatih yang suka mencari alasan’, Xavi harusnya mulai sadar bahwa dirinya dan timnya masih ada kekurangan. Kekurangan itu terlihat dari kesulitan Barcelona memanfaatkan peluang menjadi gol.
Di leg kedua, Barcelona memiliki banyak peluang bagus lewat Pierre-Emerick Aubameyang yang harusnya mengubah keadaan.
Mungkin saja, ketimbang beralasan ada baiknya Xavi mulai menyadari kekurangan timnya dan membenahinya di sisa waktu yang ada.
Atau apakah Xavi terlalu cepat puas dengan hasil bagus yang diraih Barcelona di 14 laga terakhirnya di semua kompetisi?
Barcelona memang tidak terkalahkan dalam 14 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi, namun hasil bagus itu harus sirna setelah Eintracht Frankfurt mengalahkan mereka di leg kedua perempat final Liga Europa.