Mengenal Olahraga Panjat Tebing, Lengkap dengan Sejarah, Teknik, Jenis, dan Manfaatnya

Panjat tebing (Foto: Instagram/@skygers_indonesia)

PARBOABOA – Panjat tebing atau rock climbing adalah salah satu olahraga ekstrem yang menggabungkan kekuatan, ketangkasan, dan keterampilan mental. Untuk melakukan olahraga ini, diperlukan beberapa peralatan dan teknik-teknik khusus.

Sesuai dengan namanya, olahraga yang satu ini berkaitan dengan kegiatan mendaki dinding batu yang curam dengan memanfaatkan celah-celah batu untuk mencapai puncak.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai perlengkapan penting serta keterampilan khusus saat memutuskan untuk melakukan olahraga yang satu ini.

Keberhasilan dalam rock climbing dicapai dengan mencapai puncak tertentu atau titik akhir dari rute yang telah ditentukan tanpa terjatuh.

Dalam kompetisi panjat tebing profesional, peserta diuji kecepatannya dalam menyelesaikan jalur pendakian atau mencapai titik terjauh pada jalur yang semakin sulit.

Untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai olahraga ekstrem yang satu ini, Parboaboa telah merangkumnya dengan lengkap mulai dari sejarah, manfaat hingga peralatan panjat tebing. Simak sampai selesai ya!

Sejarah Panjat Tebing

Rock climbing (Foto: Catatan yuswo)

Olahraga yang penuh tantangan ini memiliki sejarah panjang yang melibatkan perkembangan dari aktivitas pendakian alam bebas menjadi olahraga yang terorganisir dan populer di seluruh dunia.

Dilansir dari Buku Pintar Olahraga dan Permainan Tradisional oleh Eci Fe, dijelaskan bahwa rock climbing pertama kali muncul di Eropa pada tahun 1910 sebagai aktivitas yang hanya terbatas di kalangan militer. Namun seiring berjalannya waktu, olahraga ini menjadi semakin populer.

Pada masa itu, pendakian tebing dilakukan untuk menaklukkan pegunungan es dan melambangkan kebanggaan negara yang bersangkutan. Peralatan yang digunakan pun ada tali tebal, cincin kait (carabiner), dan paku tebing (pyton) yang terbuat dari baja.

Di Indonesia, olahraga ini mulai dikenal luas sekitar tahun 1960 tepatnya ketika tebing Citatah di Bandung digunakan sebagai tempat latihan pasukan TNI AD.

Pada tahun 1976, era modern di Indonesia dimulai ketika Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah, Bandung bersama tiga rekannya, yakni Heri Hermanu, Dedy Hikmat, dan Agus R.

Mereka kemudian mendirikan SKYGERS, yang merupakan singkatan dari "Amateur Rock Climbing Group," pada tahun 1977. Tak disangka, kehadiran olahraga ini disambut baik oleh masayarakat Indonesia dan SKYGERS menjadi sekolah pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1981.

Pada tahun 1989, terbentuklah organisasi olahraga ekstrem di Indonesia yang dikenal sebagai FPTGI (Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia). Namun, pada tahun 1992, FPTGI berganti nama menjadi FPTI, yaitu Federasi Panjat Tebing Indonesia.

Pada periode ini, FPTI juga menjadi anggota Union Internationale des Associations d'Alpinisme (UIAA), yang mengkoordinasikan organisasi kegiatan ini di seluruh dunia.

Pada tahun 1994, FPTI secara resmi diakui sebagai badan pengendali atau induk olahraga panjat tebing Indonesia oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Peralatan Panjat Tebing

Peralatan rock climbing (Foto: Pixabay)

Rock climbing adalah salah satu olahraga paling mengasyikkan dan penuh petualangan. Namun untuk memanfaatkannya secara maksimal, diperlukan peralatan yang tepat dan pemahaman tentang cara menggunakannya.

Berikut daftar lengkap peralatan yang diperlukan dalam melakukan olahraga rock climbing, di antaranya:

1. Harness (Selendang Pengaman)

Harness atau tali ikat tubuh merupakan alat yang digunakan oleh pendaki atau pekerja di ketinggian untuk mengamankan tubuh mereka.

Tujuan utama dari penggunaan alat panjat tebing ini adalah untuk memberikan keamanan dan perlindungan saat terjadi kejadian yang tidak diinginkan, seperti jatuh atau tergelincir.

2. Rope (Tali Pengaman)

Alat ini berupa tali panjat tebing khusus yang dirancang untuk menyokong pendaki atau pekerja di ketinggian serta memberikan perlindungan jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.

Tali pengaman terbuat dari bahan yang memiliki kekuatan tarik tinggi, seperti serat nilon atau bahan sintetis lainnya yang tahan tekan.

3. Climbing Shoes

Climbing shoes dirancang secara khusus untuk memberikan cengkeraman yang optimal pada pegangan tebing. Sepatu panjat tebing memiliki sol yang terbuat dari karet khusus untuk memberikan daya rekat yang lebih baik.

Karet yang digunakan biasanya memiliki sifat elastisitas yang memungkinkan sol untuk menyesuaikan dengan bentuk dan tekstur permukaan tebing yang berbeda.

4. Helmet

Perlengkapan panjat tebing selanjutnya yang harus dimiliki adalah helmet. Fungsi utamanya adalah untuk melindungi kepala pendaki dari bahaya jatuhnya batu atau benda-benda lain yang dapat menyebabkan cedera serius.

Helm pendakian umumnya dirancang dengan konstruksi yang ringan namun kokoh, sehingga memberikan perlindungan yang efektif tanpa memberikan beban yang berlebihan pada kepala pendaki.

5. Carabiners

Carabiner adalah cincin pengaman yang digunakan untuk mengaitkan tali dan peralatan pendaki. Mereka memiliki mekanisme engsel yang memudahkan penggunaan dan pengamanan yang cepat.

Dalam menjalankan aktivitas pendakian, carabiner digunakan untuk menghubungkan tali panjat, peralatan, dan gantungan lainnya secara aman dan dapat diandalkan.

6. Quickdraws

Quickdraws adalah perangkat yang menghubungkan tali pendaki dengan perlengkapan pelindung. Mereka terdiri dari dua carabiner yang terhubung oleh tali atau sling.

Peralatan ini memungkinkan pendaki untuk dengan mudah menghubungkan tali ke perlengkapan dan membuat rute panjat lebih aman.

7. Chalk Bag

Chalk bag atau kantong kapur adalah salah satu perlengkapan penting dalam kegiatan pendakian yang digunakan untuk mengeringkan tangan yang berkeringat.

Saat melakukan pendakian, keringat pada tangan dapat mengurangi cengkeraman dan mempengaruhi kemampuan pendaki dalam memegang pegangan pada tebing atau permukaan yang terjal.

8. Belay Device

Belay device atau juga dikenal sebagai alat pengaman merupakan perangkat yang esensial dalam kegiatan pendakian untuk mengendalikan tali pengaman saat seorang pendaki sedang mendaki.

Fungsinya utamanya adalah untuk mencegah atau menghentikan jatuhnya pendaki dalam situasi darurat atau kegagalan.

9. Slings

Slings atau yang juga dikenal sebagai loop sling atau webbing sling, adalah sejenis tali panjat tebing panjang yang serbaguna dan digunakan untuk berbagai keperluan di dunia petualangan dan pendakian.

Peralatan yang satu ini memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah merantai atau mengikat peralatan, mengaitkan tali, atau sebagai tali pengaman tambahan.

10. Protection Gear

Ini termasuk paku tebing (pyton), camming devices, dan nut yang digunakan untuk membuat proteksi tambahan pada rute panjat. Perlengkapan pelindung digunakan untuk menahan pendaki saat mereka naik.

11. Hand Ascender

Hand ascender dirancang dengan mekanisme khusus yang memungkinkannya untuk secara otomatis mencengkeram tali saat diberi beban dan dengan mudah digeser saat tidak ada beban yang diberikan.

Mekanisme ini memungkinkan pemanjat untuk naik dengan lancar dan efisien, tanpa risiko tali meluncur ke bawah atau kendor saat tidak ada beban.

12. Ascender Handle

Ini adalah varian dari hand ascender dengan fungsi serupa. Ascender handle juga digunakan untuk menaiki tebing dengan menggenggam tali.

13. Rigger Plate

Peralatan ini digunakan sebagai penghubung antara titik anchor dengan berbagai lintasan yang diperlukan. Rigger plate memiliki beberapa lubang sehingga lebih dari dua pengaman dapat terhubung padanya.

14. Edge Rollers

Edge rollers atau yang juga dikenal sebagai edge protectors merupakan perlengkapan yang sangat penting dalam kegiatan yang melibatkan penggunaan tali, seperti pendakian atau penyelamatan.

Alat ini dirancang khusus untuk melindungi tali dari gesekan atau keausan yang dapat terjadi saat tali melewati sudut atau tepi bidang, seperti dinding batu atau tepian yang tajam.

15. Padding

Padding digunakan untuk melindungi tali dari gesekan dengan benda tajam, seperti sudut tebing atau dinding. Biasanya terbuat dari bahan seperti terpal, kanvas, matras, atau karet tebal yang tahan terhadap gesekan.

Teknik Panjat Tebing

Teknik rock climbing (Foto: Pixabay)

Pendaki yang handal tidak berusaha memanjat tebing, namun melakukan teknik untuk bisa mencapai puncak. Berikut adalah beberapa teknik dasar yang perlu kamu ketahui:

1. Pegangan (Grips)

  • Grip pangkal jari (crimping), yakni teknik pegangan di mana pendaki menggunakan ujung jari untuk memegang pegangan yang kecil dan tajam pada dinding batu. Ini memungkinkan presisi tetapi memerlukan kekuatan jari yang besar.
  • Grip telapak tangan (open hand), yakni teknik yang digunakan untuk pegangan yang lebih besar atau ketika pendaki perlu menjaga kekuatan tangan. Dalam teknik ini, jari-jari dan telapak tangan lebih terbuka daripada pada grip pangkal jari.
  • Grip Sloper, yaitu pegangan yang melengkung dan tidak memiliki pegangan yang jelas. Pendaki menggunakan telapak tangan dan tekanan tubuh untuk mempertahankan pegangan ini.

2. Kaki (Footwork)

  • Smearing, yakni teknik di mana pendaki meletakkan telapak kaki secara datar pada dinding dan mencari gesekan yang baik dengan menggunakan karet sepatu.
  • Edging, yang melibatkan penggunaan tepi sepatu untuk memanfaatkan pegangan yang lebih kecil atau sudut kecil pada dinding.
  • Heel Hook, yakni teknik yang memungkinkan para pendaki menggunakan tumit sepatu panjat tebing untuk menggantung atau memutar pegangan atau penopang.

3. Gerakan (Movement)

  • Crossing over, yakni gerakan di mana pendaki memindahkan satu tangan atau kaki ke sisi lain pegangan atau rute.
  • Dyno (dynamic movement), yaitu lompatan atau gerakan cepat yang digunakan untuk mencapai pegangan yang jauh atau sulit dijangkau.
  • Manteling, yakni teknik di mana pendaki menggunakan lengan untuk mendorong tubuh ke atas atau melintasi pelipatan atau hambatan dalam rute.

4. Keseimbangan (Balance)

  • Memahami pusat gravitasi dan menjaga keseimbangan tubuh adalah kunci untuk menjalani rock climbing dengan efisien.
  • Pendaki perlu mengenali perubahan berat badan saat memindahkan tangan atau kaki dan menyesuaikan posisi tubuh untuk menjaga keseimbangan.

5. Pernapasan (Breathing)

  • Pernapasan yang teratur dan terkendali membantu mengatasi ketegangan dan menjaga konsentrasi.
  • Pendaki perlu menemukan momen untuk bernapas saat bergerak dan saat berhenti di pegangan yang aman.

6. Perencanaan Rute dan Keselamatan

  • Sebelum memulai olahraga ekstrem ini, penting untuk memahami rute yang akan diambil. Ini termasuk menentukan pegangan, rencana untuk peralihan, dan pemilihan rute terbaik.
  • Menggunakan peralatan pengaman dengan benar dan memahami teknik penurunan dan penyelamatan penting untuk menjaga keselamatan diri.

7. Pelatihan dan Keterampilan Mental

  • Training untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan ketahanan fisik sangat penting untuk menjadi pendaki yang lebih baik. Latihan dan pelatihan rutin membantu meningkatkan kinerja.
  • Mental skills seperti fokus, determinasi, dan ketenangan sangat penting dalam panjat tebing. Menjaga keterampilan mental ini membantu mengatasi rasa takut dan ketegangan.

Jenis-jenis Panjat Tebing

Jenis olahraga rock climbing (Foto: Pexels)

Ada beberapa jenis panjat tebing yang berbeda, masing-masing menawarkan pengalaman yang unik dan tantangan tersendiri. Berikut ulasannya:

1. Indoor Rock Climbing

Jenis panjat tebing yang pertama adalah panjat tebing indoor atau indoor rock climbing, yakni jenis olahraga yang dilakukan di fasilitas buatan manusia seperti gym atau pusat rock climbing dalam ruangan.

Dinding-dinding buatan ini sering kali menawarkan berbagai rute dengan beragam tingkat kesulitan, sehingga cocok untuk pendaki pemula hingga yang berpengalaman.

2. Outdoor Rock Climbing

Yang kedua adalah jenis yang dilakukan di alam terbuka, seperti pegunungan, tebing alami, atau puncak gunung.

Ini adalah bentuk yang lebih menantang dan memerlukan keterampilan khusus dalam navigasi dan penggunaan perlengkapan.

3. Panjat Es (Ice Climbing)

Panjat es adalah olahraga yang melibatkan pendakian bebatuan es atau air terjun beku. Ini memerlukan perlengkapan dan teknik yang berbeda dari yang biasa karena permukaan yang lebih licin dan dingin.

4. Bouldering

Bouldering merupakan jenis yang dilakukan pada dinding yang lebih pendek tanpa menggunakan tali pengaman.

Pendaki melompat dari pegangan ke pegangan dalam upaya untuk menyelesaikan "masalah" bouldering yang ditentukan. Jenis yang satu ini lebih fokus pada kekuatan, teknik, dan ketangkasan.

5. Deep Water Soloing

Deep water soloing dilakukan di atas air. Pendaki mendaki tebing batu di atas permukaan air dan jika jatuh, mereka jatuh ke dalam air yang dalam. Tidak ada perlengkapan pengaman yang digunakan dalam olahraga ini.

6. Free Soloing

Free soloing adalah jenis yang dilakukan tanpa menggunakan perlengkapan pengaman seperti tali atau carabiner. Pendaki hanya mengandalkan kemampuan fisik dan mental mereka.

Ini adalah bentuk yang sangat berbahaya dan hanya dilakukan oleh para profesional yang sangat berpengalaman.

Manfaat Panjat Tebing

Olahraga yang menguji adrenalin ini memiliki sejumlah manfaat fisik, mental, dan sosial yang signifikan. Berikut beberapa manfaat panjat tebing, di antaranya:

1. Manfaat Fisik

Olahraga ini membutuhkan penggunaan seluruh tubuh, yang membantu mengembangkan kekuatan otot-otot utama seperti lengan, kaki, punggung, dan perut.

Pendaki harus mengkoordinasikan gerakan tubuh dengan presisi yang membantu meningkatkan ketangkasan tubuh. Mengatasi tebing dengan kemiringan beragam memperkuat keseimbangan tubuh.

Selain itu, olahraga penuh adrenalin ini melibatkan aktivitas fisik yang intens, sehingga membantu meningkatkan daya tahan kardiorespirasi dan ketahanan fisik secara keseluruhan.

2. Manfaat Mental

Olahraga alam ini memerlukan keterampilan mental seperti konsentrasi, fokus, ketenangan, dan penilaian situasi yang cepat. Ini membantu mengembangkan keterampilan mental yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Berhadapan dengan ketinggian dan tantangan mental, olahraga alam ini membantu pendaki mengatasi ketakutan dan kecemasan. Ketika berhasil menyelesaikan rute tebing yang sulit, tentunya akan memberikan kepuasan tersendiri.

3. Manfaat Sosial

Olahraga memanjat tebing ini seringkali dilakukan dalam kelompok atau komunitas, yang memungkinkan pendaki untuk membangun hubungan sosial, berbagi pengalaman, dan mendukung satu sama lain.

Panjat tebing juga dapat dipraktikkan dalam bentuk berpasangan, yang membutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pendaki.

Olahraga ekstrem outdoor ini memungkinkan para pendaki untuk mengembangkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, olahraga ini juga berfungsi untuk menghilangkan stress dan memberikan kesempatan untuk melepaskan ketegangan fisik dan mental.

Itulah rangkuman mengenai olahraga panjat tebing yang perlu untuk kamu ketahui. Penting untuk diingat bahwa olahraga alam ini dapat memiliki risiko tertentu, terutama jika tidak dilakukan dengan benar.

Dalam kesimpulannya, diperlukan pelatihan yang sesuai dan menggunakan peralatan keselamatan dengan benar sebelum melakukan panjat tebing. Bagaimana, tertarik untuk mencoba olahraga ekstrem ini?

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS