PARBOABOA - Homo Sapiens atau manusia modern adalah satu-satunya spesies manusia yang masih ada di dunia saat ini. Mereka merupakan hasil dari proses evolusi yang berlangsung selama ribuan tahun.
Ciri-ciri Homo Sapiens sangat menarik untuk dipelajari, terutama karena memiliki ciri fisik yang hampir identik dengan manusia yang hidup pada masa kini.
Mereka memiliki kemampuan berpikir yang sangat baik dan sanggup beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan beradaptasi ini yang membuat mereka bertahan dalam berbagai lingkungan yang berbeda.
Sejarah manusia modern bisa ditelusuri hingga ke Indonesia, tepatnya di Desa Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, di mana fosil manusia modern tertua ditemukan.
Fosil ini dikenal sebagai homo wajakensis atau manusia wajak. Para ahli paleoantropologi menyimpulkan bahwa manusia Wajak ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Australomelanesid, seperti yang dimiliki oleh penduduk Australia saat ini, seperti suku Aborigin.
Mereka juga memiliki kesamaan dengan manusia yang tinggal di gua-gua di Niah, Sarawak, Malaysia Timur, dan Tabon, Palawan, Filipina.
Berikut penjelasannya arti Homo Sapiens, lengkap dengan ciri-ciri, penemu, hasil kebudayaan, dan jenisnya. Yuk simak dengan baik!
Pengertian Homo Sapiens
Dilansir dari buku KUMPULAN APLIKASI MATERI PELAJARAN TERBAIK SEKOLAH MENENGAH ATAS yang ditulis oleh Nursari Rindu Simanullang, S.Pd., M.M, Homo Sapiens artinya manusia yang sempurna dalam hal fisiknya, volume otaknya, dan postur tubuhnya yang umumnya mirip dengan manusia modern.
Terkadang, jenis manusia ini juga bisa diinterpretasikan sebagai "manusia yang bijaksana" karena kemampuannya yang lebih maju dalam berpikir dan mengatasi berbagai tantangan dari lingkungan alam.
Homo sapiens merupakan jenis manusia purba yang memiliki kemiripan dengan manusia modern. Mereka muncul setelah melalui proses evolusi yang berlangsung selama ribuan tahun.
Manusia modern atau manusia cerdas ini hidup sekitar 40.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, dari akhir zaman batu kuno hingga awal zaman batu muda.
Spesies ini tidak hanya memiliki kemampuan untuk membuat peralatan sehari-hari, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir yang sangat baik. Selain itu, mereka sudah mampu mengembangkan teknik seni lukis yang tahan lama di dinding gua.
Ciri-ciri Homo Sapiens
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jenis manusia modern termasuk yang memiliki otak cerdas. Bentuk tubuh yang dimilikinya sama dengan manusia saat ini.
Dilansir dari buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, yang ditulis oleh Tim Ganesha Operation, berikut ini adalah ciri-cirinya;
- Memiliki tinggi badan antara 130-210 cm;
- Memiliki berat badan 30-159 kg;
- Volume Otak Homo Sapiens antara 1.350-1.450 cc;
- Memiliki ciri-ciri ras Mongoloid dan Austromelanosoid;
- Memiliki berat badan 30-159 kg;
Hasil Kebudayaan Homo Sapiens
Dalam buku "Sejarah 1" yang ditulis oleh Yudhistira Ghalia Indonesia, terdapat hasil kebudayaan manusia modern yang sangat terkenal, yaitu kebudayaan kjikkenmoddinger dan fenomena berkembangnya Abris Sous Roche.
Kjokkenmoddinger sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Denmark, di mana "kjokken" berarti dapur dan "modding" berarti sampah. Kjokkenmoddinger merujuk pada tumpukan sampah dapur berupa cangkang dan cangkang siput yang membentuk tumpukan tinggi, bahkan mencapai 7 meter.
Peninggalan ini ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yang membentang dari Langsa di Aceh hingga Medan.
Di sisi lain, Abris Sous Roche adalah istilah dalam bahasa Prancis yang mengacu pada "gulanya di bawah atap batu" atau "tempat berlindung di bawah batu."
Dalam konteks arkeologi, istilah ini digunakan untuk menggambarkan jenis situs prasejarah di mana manusia purba atau kelompok manusia lainnya tinggal atau menggunakan gua atau celah yang dilindungi oleh batu besar sebagai tempat tinggal, perlindungan dari cuaca, atau sebagai lokasi kegiatan berburu dan pengumpulan makanan.
Selain kedua peninggalan ini, terdapat juga hasil-hasil kebudayaan lainnya dari manusia modern ini. Berikut adalah beberapa peninggalan budaya tersebut:
-
Kapak Corong
Kapak ini memiliki bentuk yang menyerupai corong, dengan lubang di bagian tengah. Ada dugaan bahwa alat ini hanya digunakan untuk keperluan seremonial atau upacara.
-
Nekara
Nekara biasanya digunakan sebagai peralatan dalam upacara, yang dapat dilihat dari hiasannya yang khas.
-
Kapak Persegi
Kapak ini memiliki bentuk persegi panjang seperti trapesium, dan sering kali terbuat dari batu-batu yang indah dan halus. Kemungkinan digunakan sebagai simbol kebesaran atau sebagai alat tukar.
-
Kapak Genggam
Alat ini digunakan dengan cara digenggam pada bagian ujung yang lebih kecil. Alat ini hampir ditemukan di seluruh wilayah Nusantara.
-
Alat Serpih
Alat ini digunakan sebagai pisau dan mata panah. Biasanya berukuran kecil, sekitar 10 hingga 20 cm, dan banyak ditemukan di dalam gua-gua.
-
Alat Tulang
Alat ini terbuat dari tulang binatang dan digunakan untuk membuat pisau dan mata tombak. Banyak dari alat-alat ini ditemukan di Ngandong, Ngawi, Jawa Timur.
Homo Sapiens ditemukan di Indonesia
Penemu Homo Sapiens di Indonesia berawal pada 1889 oleh Van Rietschoten. Ia menemukan beberapa bagian tengkorak dan rangka manusia di daerah Tulungagung, jawa.
Dilansir dari buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X, yang ditulis oleh Tim Ganesha Operation, berdasarkan lokasi temuannya jenis modern humans yang ditemukan di Indonesia terdiri atas tiga, yakni sebagai berikut;
a. Homo Solonesis (Manusia dari Solo)
Homo solonesis, yang juga dikenal sebagai Manusia dari Solo, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenreich di Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo, pada periode 1931-1934. Peninggalan fosil yang ditemukan terutama berupa tengkorak.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Homo solonesis ternyata memiliki perkembangan yang lebih tinggi daripada Pithecanthropus.
Beberapa ciri khas dari Homo solonesis meliputi:
- Keningnya memiliki tonjolan yang agak terputus di tengah.
- Rentang tinggi badannya berkisar antara 130 hingga 210 cm.
- Volume otaknya berada dalam rentang 1.000 hingga 1.200 cc.
- Manusia ini memiliki kemampuan berdiri tegak dan berjalan yang lebih sempurna.
b. Homo Wajakensis
Homo wajakensis adalah jenis manusia purba yang fosilnya ditemukan di Desa Wajak, Tulung Agung pada tahun 1889. Fosil-fosil ini ditemukan oleh van Rietschoten, sementara Eugene Dubois yang berperan dalam penelitian fosil tersebut. Fosil Homo wajakensis yang ditemukan meliputi tulang tengkorak, rahang bawah, rahang atas, beberapa tulang leher, tulang kering, dan tulang paha. Homo wajakensis dianggap sebagai spesies yang lebih maju.
Beberapa ciri khas dari Homo wajakensis antara lain:
- Mereka memiliki postur tubuh yang tegap.
- Tengkorak mereka lebih besar daripada Pithecanthropus.
- Volume otaknya relatif kecil, berkisar antara 1.000 hingga 2.000 cc, dengan rata-rata sekitar 1.350 hingga 1.450 cc.
- Rentang tinggi badannya berkisar antara 130 hingga 210 cm, dengan berat badan antara 30 hingga 150 kg.
- Homo wajakensis hidup sekitar 25.000 hingga 40.000 tahun yang lalu.
c. Homo Floresiensis (Manusia Liang Bua)
Homo floresiensis, yang ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada bulan September 2003, dikenal sebagai Manusia Liang Bua karena penemuan mereka di Liang Bua, Flores.
Ciri-ciri khas dari homo floresiensis yang ditemukan di Flores meliputi:
- Ukuran kepala dan badannya yang kecil.
- Otak yang juga berukuran kecil, dengan volume sekitar 380 cc.
- Rahang yang menonjol atau berdahi sempit.
- Berat badan sekitar 25 kilogram.
- Tinggi badan sekitar 1,06 meter.
Demikianlah informasi terkait Homo Sapiens yang mungkin menjadi sumber pengetahuan yang sedang kamu cari.
Semoga diatas dapat membantu Anda untuk lebih menghargai peran jenis manusia cerdas dalam membentuk peradaban yang dikenal saat ini.