PARBOABOA – Siapa di sini pernah tidur sambil menggeretakkan gigi? Hal itu tentunya terjadi tanpa kamu sadari. Namun, tidur sambil menggeretakkan gigi atau yang disebut dengan bruxism ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan gigimu.
Bruxism adalah kondisi di mana seseorang menggerakkan giginya dengan kuat dan seringkali tidak disadari selama tidur atau saat terjaga. Hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi aus, retak, atau bahkan rontok.
Kebiasaan ini juga dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri rahang, dan ketegangan otot di sekitar wajah. Penyebab bruxism masih belum diketahui secara pasti, namun faktor-faktor seperti stres, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur dapat memperburuk kondisi ini.
Untuk lebih mengetahui tentang kebiasaan yang satu ini, berikut Parboaboa telah merangkum tentang apa itu bruxism dan cara mengatasinya. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Bruxism
Bruxism adalah kondisi di mana seseorang menggemeretakkan atau mengeratkan gigi saat tidur. Hal ini dapat menimbulkan suara kretak-kretak pada gigi yang mirip dengan suara dahan pohon yang patah atau suara papan yang terinjak.
Pada awalnya, kasus gigi gemeretak mungkin tidak terlihat berbahaya. Namun, lama-kelamaan kondisi ini dapat berdampak serius pada kesehatan gigi, otot rahang, dan sendi temporomandibular (TMJ).
Menurut Bruxism Association, bruxism dialami oleh 8-10% populasi dunia. Kondisi ini dapat terjadi pada semua orang, namun lebih sering terjadi pada anak remaja hingga dewasa berusia 25-44 tahun.
Tanda dan Gejala Bruxism
Kebiasaan menggemeretakkan gigi mungkin disadari atau tidak oleh pengidapnya. Terkadang, orang di sekitarnya yang pertama kali menyadari kondisi ini karena mereka terganggu dengan suara menggemeretakkan gigi.
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala utama dari bruxism:
- Menggemeretakkan atau mengeratkan gigi dengan kuat yang mengganggu orang di sekitarnya saat tidur
- Gigi menjadi rata, retak, atau goyang
- Email gigi rusak dan mengakibatkan lapisan gigi bagian dalam terbuka
- Mengalami sensitivitas gigi
- Otot rahang yang lelah atau tegang
- Nyeri telinga, tetapi bukan berasal dari gangguan telinga
- Sakit kepala yang menyebar hingga ke telinga
- Sakit kepala tumpul yang berasal dari pelipis
- Kerusakan pada bagian dalam pipi dari mengunyah
Penyebab Terjadinya Bruxism
Para ahli belum mengetahui pasti apa penyebab terjadinya bruxism. Namun, kondisi ini mungkin terjadi karena kombinasi faktor fisik, psikologis, dan genetik. Beberapa kemungkinan penyebab dari kebiasaan menggemeretakkan gigi antara lain:
- Emosi, kegelisahan, stres, kemarahan, frustrasi, dan merasa tegang.
- Strategi bertahan dari masalah mental atau kebiasaan terlalu fokus.
- Tipe kepribadian yang agresif, kompetitif, atau terlalu hiperaktif.
- Letak gigi atas dan bawah yang abnormal dari gigi normal lainnya (maloklusi).
- Gangguan tidur, seperti sleep apnea.
- Asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan).
- Respons terhadap nyeri dari sakit telinga atau pertumbuhan gigi, biasanya terjadi pada anak-anak.
- Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresan.
- Komplikasi yang berasal dari penyakit Huntington atau Parkinson.
Cara Mengatasi Bruxism di Rumah
Berikut adalah beberapa cara mengatasi bruxism di rumah:
- Relaksasi sebelum tidur Cobalah untuk merilekskan tubuh dan pikiran sebelum tidur. Anda bisa mencoba teknik pernapasan, meditasi, atau yoga untuk membantu meredakan stres dan ketegangan.
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein dan alkohol Kafein dan alkohol dapat memperburuk gejala bruxism. Cobalah untuk menghindari minuman seperti kopi, teh, minuman berenergi, dan alkohol.
- Gunakan kompres hangat Mengompres area rahang dengan handuk hangat dapat membantu meredakan ketegangan otot pada rahang dan meringankan gejala bruxism.
- Latihan peregangan Melakukan latihan peregangan pada otot rahang dan leher secara teratur dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mencegah bruxism.
- Jaga pola tidur yang baik Cobalah untuk tidur dengan pola yang teratur dan cukup waktu tidur yang memadai. Kurang tidur dapat memicu ketegangan otot dan memperburuk gejala bruxism.
- Hindari mengunyah permen karet atau makanan yang sulit dikunyah Mengunyah permen karet atau makanan yang sulit dikunyah dapat memperburuk gejala bruxism. Hindari makanan yang keras dan susah dikunyah terutama sebelum tidur.
Itulah penjelasan tentang penyebab bruxism dan cara mengatasinya. Jika mengalami gejala tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.