BPOM Lakukan Patroli Siber dan Temukan Ribuan Link Penjualan Obat Sirop Berbahaya

Kepala BPOM RI Penny Kusumastuti Lukito saat memberikan keterangan pers di Kantor BPOM RI, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2022) (Foto: Suara.com/Alfian Winanto)

PARBOABOA, Jakarta – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan patroli siber terhadap toko-toko online yang menjual obat-obatan dalam berbagai platform digital. Dari hasil patroli ini, ditemukan ribuan link atau tautan penjualan obat sirop yang tidak aman.

"BPOM secara berkesinambungan melaksanakan patroli siber pada platform situs, media sosial, dan e-commerce untuk menelusuri penjualan produk yang dinyatakan tidak aman," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers, Minggu (23/10).

Penny mengatakan, per tanggal 21 Oktober 2022, BPOM telah menemukan setidaknya 4.922 tautan penjualan obat sirop yang berbahaya.

Ia juga menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menghapus atau men-take down ribuan tautan tersebut.

"Berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk melakukan takedown konten terhadap 4922 link yang teridentifikasi melakukan penjualan sirop obat yang dinyatakan tidak aman," kata Penny.

Selain itu, Penny juga telah meminta industri famarsi untuk aktif dalam melaporkan efek samping obat serta kejadian pasca adanya penggunaan obat kepada Pusat Farmakovigilans/Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Nasional melalui aplikasi e-Meso.

Terakhir, Penny mengimbau untuk seluruh masyarakat agar menjadi konsumen yang bijak dalam memilih obat dan mencatat kandungan dari obat yang dikonsumsi dari manapun, baik apotek atau layanan kesehatan.

Sebelumnya, BPOM telah merilis bahwa terdapat 23 obat aman dari 102 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan. Selengkapnya dapat kamu baca BPOM RI Rilis 23 Daftar Obat Sirup Temuan Kemenkes yang Aman Dikonsumsi.

Obat-obat tersebut merupakan obat cair atau sirop yang sempat dikonsumsi oleh para pasien gangguan gagal ginjal akut.

"Dari 102 obat, kemudian ada empat produk yang tidak menggunakan empat pelarut tersebut, termasuk polietilen glikol. Ada 23 produk yang aman," tutur Penny.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS