PARBOABOA - Masyarakat Indonesia pasti sudah biasa mendengar pernyataan yang menyebut terlalu banyak mengkonsumsi telur dapat menyebabkan bisul. Pernyataan ini sebenarnya adalah mitos yang sampai saat ini belum dapat dibuktikan secara medis kebenarannya.
Memang tidak dapat memungkiri kalau telur sering kali dijadikan lauk saat sarapan karena harganya yang murah dan mudah diolah.
Namun, perlu diketahui bahwa bisul bukan sebuah penyakit yang disebabkan oleh makanan tertentu, melainkan infeksi bakteri di kulit. Adapun bakteri yang menyebabkan bisul adalah bakteri Staphylococcus aureus, jenis bakteri yang umum ditemukan di kulit dan bagian dalam hidung.
Jadi bisul erat kaitannya dengan kebersihan seseorang. Bisul terkadang juga dapat berkembang di tempat-tempat di mana kulit telah rusak oleh cedera kecil atau gigitan serangga, yang membuat bakteri Staphylococcus aureus mudah masuk.
Dilansir dari Alodokter, jika memang seseorang mengalami bisul setelah mengkonsumsi telur, itu kemungkinan disebabkan karena alergi pada telur. Secara umum, putih telur merupakan bagian dari telur yang paling sering menjadi pemicu alergi, dibandingkan dengan bagian kuning telur. Adapun ciri-ciri orang yang mengalami alergi telur yaitu gatal-gatal, bentol-bentol, dan muncul ruam di kulit.
Orang yang mengalami alergi jika sering menggaruk kulit dapat menjadi pemicu infeksi, sehingga muncul bisul. Jadi, kesimpulannya, telur tidak menyebabkan bisul dan aman dikonsumsi oleh orang yang sehat dan tidak memiliki riwayat alergi telur. Sementara itu, pada orang yang memiliki alergi telur, asupan telur mungkin perlu dibatasi atau dijauhi, jika memang sering menimbulkan keluhan, sepergi gatal-gatal atau bisul di kulit.
Setelah mengetahui penyebab bisul adalah berasal dari bakteri, maka kita dapat mencegah bisul dengan menjaga kebersihan diri, dan lingkungan sekitar kita.