PARBOABOA, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa kepengurusannya untuk periode 2021-2026 akan diisi oleh kader-kader muda.
Namun, sampai saat ini belum diketahui siapa saja nama-nama kader muda NU yang akan tergabung dalam struktur kepengurusan PBNU tersebut.
"Kader-kader muda NU akan lebih banyak tampil," kata Yahya dalam wawancaranya, Rabu (29/12).
Menurutnya, para kader muda ini dapat melaksanakan pelbagai program NU ke depannya karena masih memiliki energi yang besar.
"Karena butuh energi besar untuk melaksanakan agenda kita ke depan," ucapnya.
Meski demikian, Yahya akan tetap melibatkan generasi yang lebih senior NU di dalam kepengurusannya. Sebab, harus tetap ada kombinasi antara kader senior dan muda dalam kepengurusannya nanti.
Tak hanya itu, Yahya juga berkeinginan untuk melibatkan mantan Ketum PBNU Said Aqil Siraj dalam menjalankan kepengurusan.
"Jadi kita tetap sambung generasi yang lalu dan generasi yang akan datang. Sehingga selalu akan ada kombinasi generasi yang lalu dengan generasi kemudian," jelasnya.
Sebelumnya, Yahya terpilih menjadi Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 yang dihelat pada 22-24 Desember lalu di Lampung. Ia berhasil mengalahkan eks Ketum petahana Said Aqil dalam voting dengan mengantongi 337 suara.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai, terpilihnya Yahya sebagai Ketum PBNU bakal mempengaruhi kepemimpinan Muhaimin Iskandar di pucuk pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sebab, Yahya Staquf diyakini sebagai sosok yang dekat dengan kelompok Gus Dur. Yahya merupakan putra dari salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Cholil Bisri. Sang ayah juga pernah mengemban tugas sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 5 Juni 2002 hingga 23 Agustus 2004.
Yahya merupakan kakak kandung dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Ia pernah menempuh pendidikan di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah.
Kemudian berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Yahya juga pernah berkuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.