PARBOABOA, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dinahkodai Kaesang Pangarep kini siap bertransformasi menjadi partai super terbuka.
Konsep tersebut dinilai berpotensi membuka kesempatan yang luas bagi setiap anggota untuk secara langsung memilih ketua umum mereka.
"Ketua umum dipilih langsung oleh anggotanya," ujar Kaesang singkat, Selasa (25/03/2025).
Langkah menuju partai super terbuka rencananya akan dibahas dalam kongres PSI yang dijadwalkan berlangsung di Kota Solo pada akhir Mei 2025.
"Kami akan menuju partai super terbuka dalam kongres di akhir Mei nanti di Kota Solo," tambahnya.
Senada, Waketum PSI, Andy Budiman, mengungkapkan transformasi PSI menjadi partai super terbuka secara resmi akan dibahas dan ditetapkan dalam kongres PSI Mei 2025 mendatang.
Andy menjelaskan bahwa konsep partai super terbuka bertujuan menjadikan partai sebagai milik bersama seluruh anggota, bukan sekadar dikuasai elite politik, keluarga tertentu, atau kelompok kecil di dalam partai.
"Jadi partai terbuka itu adalah partai milik anggota partai, bukan milik elite, bukan milik keluarga, bukan milik segelintir orang di dalam partai. Jadi ini partai yang dimiliki oleh anggota," ujar Andy, Kamis (06/03/2025).
Menurut Andy, model partai super terbuka memungkinkan setiap anggota memiliki hak suara yang setara dalam memilih pemimpin partai.
"Dalam konteks partai super terbuka ini, yang ideal adalah anggota memiliki hak untuk memilih ketua umum mereka secara langsung, dengan sistem one man, one vote," jelasnya.
Model partai super terbuka disebut Andy sebagai yang pertama di Indonesia. Sejauh ini, ia menilai belum ada partai politik lain yang memberikan hak suara yang sama kepada seluruh anggota dalam memilih ketua umum.
Tak hanya dalam pemilihan ketua umum, sistem partai super terbuka juga akan berlaku dalam pengambilan keputusan lainnya. Anggota partai diberi ruang untuk menentukan sikap terhadap berbagai isu politik dan kebijakan partai.
"Jika sistem ini sudah terbentuk, ke depan kami bisa menerapkannya juga dalam pengambilan keputusan lainnya, misalnya dalam menentukan sikap partai terhadap suatu isu," tambahnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), bergabung dalam jajaran kepengurusan PSI, Andy mengelak memberikan jawaban pasti.
Dua Tanggapan
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal, menilai pembentukan partai politik tidak bisa disamakan dengan membangun perusahaan.
"Enggak bisa misalnya sekarang mau bikin partai, tapi polanya bukan pola undang-undang. Kan ada wacananya menggabungkan seperti Partai Super Tbk, kayak gitu, ya ini kan bukan perusahaan," ujar Cucun saat dikonfirmasi, Kamis (06/03/2025).
Meski demikian, Cucun menegaskan setiap warga negara, termasuk Jokowi, memiliki hak untuk membentuk partai politik. Hal ini sejalan dengan prinsip kebebasan berserikat yang dijamin oleh undang-undang.
Terpisah, Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam, menilai langkah PSI dalam mengadopsi konsep partai super terbuka merupakan hal yang wajar.
"Partai Super Tbk yang disampaikan Jokowi, saya kira diduplikasi oleh PSI Perorangan menjadi wajar. Karena Ketua Umum PSI adalah anak Jokowi, Kaesang," ujar Arif dalam keterangan yang diterima PARBOABOA, Kamis (27/03/2025).
Konsep partai terbuka dinilai menarik dalam konteks politik Indonesia, yang selama ini cenderung bersifat sentralistik dan bergantung pada figur tokoh tertentu.
Dalam sistem seperti itu, keputusan-keputusan strategis seringkali didominasi oleh elite partai, sehingga ruang bagi partisipasi politik yang lebih luas menjadi terbatas.
Arif menekankan bahwa jika PSI serius menerapkan konsep partai super terbuka, maka partai tersebut harus menunjukkan langkah nyata dalam membangun sistem politik yang lebih inklusif dan demokratis.
"Konsep partai terbuka ini menjadi perhatian, karena partai politik di Indonesia cenderung sentralistik dan bergantung pada tokoh," tegasnya.
Lebih lanjut, Arif menjelaskan bahwa jika PSI benar-benar mengadopsi gagasan partai terbuka dari Jokowi, maka kedua belah pihak berpotensi memperoleh keuntungan.
"Jokowi dan PSI akan sama-sama diuntungkan. PSI bisa mendapatkan image positif, sementara Jokowi bisa menjadikan PSI sebagai tumpuan politik," jelasnya.
Namun, ia mengingatkan tantangan terbesar bagi PSI saat ini adalah membuktikan bahwa konsep partai terbuka yang mereka usung bukan sekadar slogan atau strategi politik semata.
"Konsistensi PSI ini yang perlu diuji, apakah ini sekadar slogan atau jualan politik saja," pungkasnya.