Intip Keunggulan Water Birth, Metode Melahirkan ala Nikita Willy

Nikita Willy melahirkan anak keduanya menggunakan metode water birth pada Minggu (15/12/2024) di Amerika Serikat. (Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94)

PARBOABOA – Suasana bahagia menyelimuti pasangan Nikita Willy dan Indra Priawan setelah menyambut kelahiran anak kedua pada Minggu (15/12/2024) di Amerika Serikat.

Uniknya, persalinan kali ini menggunakan metode water birth atau melahirkan dalam air. Suasana tenang dan minim intervensi medis membuat Nikita lebih nyaman saat melahirkan Nael Idrissa Djokosoetono.

Makanya, gak heran kalau metode ini mulai banyak diminati calon ibu yang ingin melahirkan dengan cara alami.

Lalu, bagaimana sih cara kerjanya?

Berbeda dengan cara melahirkan pada umumnya, water birth menawarkan pengalaman unik di mana proses melahirkan dilakukan di dalam air hangat. Suhu air biasanya dijaga antara 36°C hingga 37°C agar tetap nyaman dan aman bagi ibu dan bayi.

Proses ini membantu tubuh ibu lebih rileks, mengurangi ketegangan otot, dan membuat persalinan terasa lebih ringan.

Air hangat juga berperan dalam mengurangi tekanan tubuh, memberikan ibu kebebasan bergerak untuk memilih posisi melahirkan yang paling nyaman.

Salah satu keunggulan water birth adalah transisi yang lebih lembut bagi bayi dari dalam rahim ke dunia luar.

Ilustrasi bayi yang dilahirkan menggunakan metode water birth. (Foto: PARBOABOA/Yohana)

Selama berada di dalam air, bayi masih mendapatkan oksigen dari tali pusar sehingga tidak langsung mengalami kejutan pernapasan.

Kondisi ini menciptakan suasana yang mirip dengan lingkungan rahim, membuat proses lahir lebih alami dan minim trauma.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Cochrane Database of Systematic Reviews pada 2018, water birth dapat membantu mengurangi intensitas nyeri selama persalinan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan di dalam air lebih jarang membutuhkan anestesi epidural dibandingkan dengan mereka yang melahirkan di atas ranjang.

Relaksasi yang dihasilkan air hangat membantu mengurangi produksi hormon stres kortisol dan merangsang pelepasan endorfin alami tubuh, yang berperan sebagai pereda nyeri.

Selain itu, air hangat memudahkan pelebaran leher rahim dan mempercepat proses persalinan.

Sebuah studi dari British Journal of Obstetrics and Gynaecology (BJOG) menyatakan bahwa persalinan di dalam air dapat mempercepat tahap pertama persalinan rata-rata 32 menit lebih singkat dibandingkan metode konvensional.

Asal-Usul Water Birth

Metode persalinan dalam air pertama kali terdokumentasi pada awal abad ke-19 di Prancis. Pada 1803, seorang dokter Prancis membantu seorang ibu yang mengalami kesulitan melahirkan dengan memasukkan ibu tersebut ke dalam air hangat.

Proses persalinan berjalan lancar, dan ibu merasa lebih tenang serta nyaman. Keberhasilan tersebut memicu minat para profesional medis untuk mengeksplorasi metode serupa.

Popularitas water birth mulai meningkat pada era 1970-an berkat seorang dokter asal Rusia, Igor Charkovsky.

Ilustrasi melahirkan dengan metode water birth. (Foto: PARBOABOA/Yohana)

Charkovsky melakukan serangkaian penelitian tentang manfaat melahirkan di dalam air, meyakini bahwa metode ini dapat mengurangi stres bagi ibu dan bayi.

Water birth kemudian menyebar ke negara-negara Barat pada 1980-an, seperti Inggris dan Amerika Serikat, berkat advokasi para praktisi kebidanan dan fasilitas medis yang mulai menyediakan kolam persalinan.

Di Inggris, metode ini mendapat dukungan dari Royal College of Midwives karena manfaatnya dalam mengurangi intervensi medis selama persalinan.

Sementara di Amerika Serikat, rumah sakit-rumah sakit mulai mengadopsi metode ini sebagai bagian dari opsi persalinan alami yang lebih ramah bagi ibu.

Tren Water Birth di Indonesia

Meskipun belum sepopuler di negara Barat, metode ini perlahan mulai dikenal di kalangan ibu muda Indonesia.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, beberapa rumah sakit dan klinik bersalin telah menyediakan fasilitas khusus untuk water birth.

Tenaga medis, termasuk dokter kandungan dan bidan, dilatih untuk memastikan proses persalinan berjalan aman.

Beberapa selebriti Indonesia turut mempopulerkan metode ini. Penyanyi Andien Aisyah dan Widi Mulia memilih melahirkan water birth untuk persalinan anak mereka dan berbagi pengalaman positifnya melalui media sosial.

Namun, penting untuk dicatat bahwa melahirkan di dalam air tidak cocok untuk semua kehamilan. Meski menawarkan banyak manfaat, metode ini juga memiliki risiko yang perlu diantisipasi.

Salah satu risikonya terjadi infeksi jika air yang digunakan tidak steril. Menurut panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kebersihan air dalam kolam persalinan harus dijaga ketat untuk menghindari risiko infeksi bakteri pada ibu dan bayi.

Suhu air yang tidak sesuai juga bisa membahayakan. Jika air terlalu panas (di atas 38°C), dapat meningkatkan risiko hipertermia pada ibu dan bayi. Sebaliknya, jika air terlalu dingin, bayi dapat mengalami hipotermia.

Ada juga risiko langka seperti aspirasi air oleh bayi jika terjadi gangguan selama proses kelahiran.

Oleh karena itu, Royal College of Obstetricians and Gynaecologists menekankan bahwa water birth harus selalu dilakukan di bawah pengawasan tenaga kesehatan berpengalaman dan menggunakan peralatan yang memadai.

Editor: Yohana
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS