PARBOABOA, Ankara – Taliban baru saja mengumumkan pemerintahan baru afghanistan pada Selasa (7/9) dengan mengangkat Mullah Mohammad Hasan Akhund menjadi pemimpin utama pemerintahan baru di Afghanistan.
Disamping itu, Turki mengatakan bahwa tidak perlu terburu-buru dalam mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan. Saat ini, Ankara masih mengadakan diskusi mengenai pengoperasian bandara strategis Kabul.
Dalam sebuah wawancara televisi, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mewanti-wanti pemerintahan baru Afghanistan harus inklusif dan memberikan ruang bagi perempuan. Ia juga mengusulkan beberapa perempuan Afghanistan dari berbagai kelompok etnis harus diberikan jabatan menteri.
"Tidak perlu terburu-buru. Ini adalah saran kami kepada seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama-sama dengan komunitas internasional," kata Cavusoglu.
Taliban mengklaim kendali penuh atas Afghanistan dengan mengatakan telah memenangkan pertempuran untuk merebut Lembah Panjshir. Namun, menurut Cavusoglu, masyarakat internasional harus menunggu dan melihat sebelum mengakui aturan Taliban.
"Tidak perlu terburu-buru. Ini saran kami kepada seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional," imbuhnya.
Turki telah mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul terkait bantuan mengoperasikan bandara. Mereka juga maish memiliki kehadiran diplomatik di Afghanistan.
Cavusoglu mengatakan Turki bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat dengan syarat bandara dapat dibuka kembali untuk penerbangan reguler yang diperlukan dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan, mengevakuasi warga sipil dan membangun kembali misi diplomatik di Kabul.
Namun dia mengatakan keamanan tetap menjadi masalah utama. Cavusoglu menekankan bahwa penerbangan komersial tidak akan pernah dapat dilanjurkan sampai maskapai merasa kondisinya cukup aman.
"Dalam pandangan saya, pasukan Taliban atau Afghanistan dapat memastikan keamanan di luar bandara. Tapi di dalam, bisa jadi ada perusahaan keamanan yang dipercaya masyarakat internasional atau semua perusahaan lain. Bahkan jika maskapai penerbangan, termasuk Turkish Airlines, ingin terbang ke sana, perusahaan asuransi tidak akan mengizinkannya," pungkasnya.