PARBOABOA – Tiwul adalah salah satu makanan yang terbuat dari singkong lalu dikeringkan dan disebut dengan gaplek, kemudian dihaluskan menjadi seperti tepung dan dikukus hingga matang.
Tiwul merupakan makanan tradisional yang populer di daerah, seperti Gunung Kidul dan Wonogiri. Biasanya, makanan ini dijadikan sebagai pengganti nasi dan disantap bersama aneka lauk dan sayuran pendamping.
Bertahun-tahun silam, tiwul sempat menjadi makanan pokok bagi masyarakat Jawa, namun kini makanan ini lebih populer sebagai jajanan pasar.
Tiwul memiliki kandungan gizi yang cukup kompleks. Mulai dari karbhohidrat, protein, lemak hingga vitamin dan mineral seperti vitamin B1. Maka dari itu, gizinya tak kalah dengan nasi dan cocok untuk menjadi makanan pengganti nasi.
Makanan ini dianggap sebagai makanan kelas bawah yang kekurangan, padahal tak ada salahnya jika memakan tiwul sebagai makanan pokok sehari-hari karena kandungan gizinya yang lengkap.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang tiwul, berikut Parboaboa sudah merangkum dari berbagai sumber tentang sejarah tiwul dan resep pembuatannya sebagai alternative pengganti nasi.
Sejarah Nasi Tiwul
1. Makanan Khas di Daerah Tandus
Dikenal sebagai makanan tradisional dari daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Makanan ini sudah ada sejak zaman dahulu di kalangan penduduk Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar.
Tiwul menjadi makanan andalan masyarakat ketika tiba musim kemarau yang berkepanjangan. Di daerah rawan kekeringan dan tandus seperti kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri, makanan ini dijadikan pengganti beras karena dianggap lebih hemat dan lebih mudah ditanam.
2. Makanan Pokok di Zaman Penjajahan
Tiwul dijadikan makanan pokok di masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1960-an. Pada zaman itu, masyarakat mengganti makanan pokok dari nasi menjadi tiwul karena nasi taua beras sangat sulit didapatkan. Peperangan membuat harga beras melambung tinggi sehingga masyarakat kesulitan untuk membelinya.
Maka dari itu, masyarakat Jawa pun memilih untuk mengonsumsi tiwul sebagai makanan pokok sehari-hari. Namun setelah masa penjajahan berlalu, makanan ini tetap menjadi makanan pokok apabila stok beras habis sebelum masa panen.
3. Kini Dikenal sebagai Jajanan
Saat ini, sudah jarang masyarakat yang mengonsumsi tiwul sebagai makanan pokok. Kebanyakan menyantap tiwul sebagai camilan atau jajanan pasar. Jajanan tiwul disajikan dengan pelengkap berupa parutan kelapa dan gula merah yang memiliki cita rasa gurih dan manis.
Selain itu, bahan lainnya yang juga populer sebagai teman makan tiwul adalah ketan hitam, jagung rebus hingga singkong rebus.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sebagai pengganti nasi tiwul juga dapat dijadikan camilan atau jajanan pasar yang memiliki cita rasa manis.
Berikut ini adalah resep beserta cara membuat tiwul yang mudah dan bisa dipraktikkan di rumah.
Resep Tiwul sebagai Pengganti Nasi
Bahan:
- 200 gram tepung gaplek
- 50 ml air
- 300 gram beras, aron
- air
Cara membuat:
- Siapkan tampah. Campur tepung gaplek dengan 50 ml air sedikit demi sedikit sambil diuleni.
- Goyangkan tampah hingga tepung membentuk butiran – butiran.
- Dalam panci kukusan, kukus tepung yang sudah berbentuk butiran hingga setengah matang.
- Aron beras dengan cara direndam air terlebih dahulu lalu kukus setengah matang di dalam wadah yang berbeda.
- Campurkan beras yang telah diaron dengan tiwul setengah matang, aduk hingga tercampur rata.
- Kukus nasi tiwul hingga matang dan siap untuk disajikan bersama lauk pauknya.
Resep Tiwul Manis sebagai Camilan
Selain disantap bersama nasi dan lauk pauk, tiwul juga bisa disantap sebagai camilan sore  hari, sambil ditemani teh pahit atau kopi hitam.
Bahan-bahan:
- 150 gram tepung gaplek
- 150 gram gula merah
- 100 gram kelapa parut
- 100 ml santan
- ¼ sdt garam
Cara membuat:
- Campur kelapa parut dengan garam, kemudian kukus selama 15 menit dan angkat. Biarkan hingga dingin
- Siapkan tampah, tuang tepung gaplek dan campur dengan santan cair sedikit demi sedikit. Aduk – aduk hingga berbentuk butiran kecil.
- Iris halus gula merah, taburkan di atas adonan
- Kukuslah adonan yang sudah diberi gula selama 25 menit. Tes rasa. Jika sudah tak terasa rasa tepung , angkatlah.
- Taburi kelapa parut yang telah dikukus sebelumnya dan tiwul siap dinikmati.
Tiwul juga dapat dinikmati bagi yang sedang menjalani program diet, karena kandungan kalorinya lebih rendah daripada nasi. Selain itu, juga dapat mencegah penyakit pencernaan seperti maag. Bagaimana tertarik untuk mencoba makanan khas Gunung Kidul yang unik ini?