PARBOABOA - proses meluruhnya sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim disebut dengan menstruasi. Proses ini merupakan salah satu hal yang lumrah dijumpai bagi kaum perempuan yang telah memasuki masa pubertas.
Nah, untuk mengetahui bagaimana proses tersebut berlangsung, yuk simak ulasan berikut hingga tuntas!
Proses Meluruhnya Sel Sel Epitel yang Menyusun Dinding Rahim pada Perempuan
Setiap manusia memiliki sistem reproduksi yang dibedakan berdasarkan gender yang dimilikinya, tidak terkecuali pada perempuan. Baik pada laki-laki maupun perempuan, sistem reproduksi yang ia miliki akan bekerja sesuai dengan fungsinya setelah ia memasuki masa pubertas. Masa ini biasanya akan terjadi ketika ia menginjak usia remaja.
Tanda pubertas yang terjadi pada perempuan maupun laki-laki juga akan berbeda. Pada perempuan, salah satu tanda pubertas yang cukup mudah dikenali adalah terjadinya menstruasi. Seorang perempuan biasanya akan mulai mengalami tanda pubertas ini pada usia 10-12 tahun, dan kemudian akan berhenti ketika ia telah memasuki usia 40-50 tahun.
Tanda pubertas yang satu ini disebut juga sebagai proses peluruhan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses meluruhnya sel sel epitel yang menyusun dinding rahim disebut dengan menstruasi atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah haid.
Normalnya, siklus menstruasi yang terjadi pada perempuan ini terjadi satu bulan sekali, namun ada juga yang mengalaminya lebih dari sekali.
Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah, lender, cairan jaringan, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim. Proses menstruasi terjadi ketika sel telur yang telah dewasa tidak dibuahi oleh spermatozoa atau tidak terjadinya pertilisasi, sehingga mengakibatkan peluruhan pada dinding rahim atau lapisan endometrium yang disertai dengan pendarahan.
4 Fase Siklus Menstruasi
1. Fase Menstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium meluruh dan keluar melalui vagina. Fase ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi berlangsung dan umumnya berlangsung selama 4 hingga 6 hari.
Pada fase ini, biasanya wanita akan mengalami gejala-gajala tertentu, seperti nyeri perut bawah dan punggung sebagai akibat dari kontraksi yang terjadi pada rahim, untuk membantu meluruhkan lapisan endometrium.
2. Fase Folikular
Fase ini terjadi sejak hari pertama menstruasi hingga memasuki fase ovulasi. Pada fase ini, ovarium akan memproduksi folikel yang berisi sel ovum atau sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium ini kemudian menyebabkan endometrium semakin tebal dan biasa terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi.
Untuk mengetahui cara menghitung siklus haid normal, telah dibahas dalam ulasan berikut: Pahami Perbedaan Menstruasi Normal dan Tidak, Serta Cara Menghitung Siklusnya.
3. Fase Ovulasi
Fase ovulasi biasanya terjadi dipertengahan siklus, yaitu pada hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari. Sel telur yang dilepas pada fase ovulasi kemudian akan bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur ini biasanya hanya sekitar 24 jam hingga bertemu dengan sperma.
Setelah waktu tersebut habis, sel telur yang tidak bertemu sperma kemudian akan mati. Namun, jika sel telur bertemu dengan sperma dan telah dibuahi, kehamilan bisa terjadi.
4. Fase Luteal
Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluaran sel yang membentuk korpus luteum, sebagai pemicu peningkatan hormon progesteron untuk melakukan penebalan dinding rahim. Fase ini juga dikenal sebagai fase pramenstruasi yang ditandai dengan gejala seperti, payudara membesar, munculnya jerawat, badan terasa lemas, hingga menjadi mudah marah atau emosional.
Itulah beberapa informasi seputar peluruhan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim. Semoga bermanfaat!