PARBOABOA, Jakarta – Road map dan rencana pembangunan kota-kota di Indonesia masih belum dipersiapkan secara matang.
Pembangunan cenderung dipengaruhi lebih oleh visi politik tertentu daripada memperhatikan kebutuhan jangka panjang masyarakat.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), hal ini terlihat dari seringnya perubahan program pembangunan setiap kali ada pergantian kepemimpinan.
Hal ini membuat pembangunan berjalan di tempat dan tidak ada kontinuitas antara program yang satu dengan program lainnya.
"Harus ada konsistensi terus setiap ada pergantian kepemimpinan. Tidak gonta ganti kepemimpinan, gonta-ganti acara, kayak pompa bensin kita nanti, dari nol terus," katanya saat meresmikan Pembukaan Munas Luar Biasa Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesi (Apeksi) di Bogor, Jumat (15/12/2023).
Jokowi mengatakan, agenda politik saat ini hampir mempengaruhi seluruh pembangunan di kota-kota di Indonesia.
Namun, ini tidak menjadi persoalan kalau tujuannya untuk kepentingan masyarakat. Tetapi ketika dilakukan untuk meloloskan tujuan partai, di situlah masalahnya.
Pengaruh kekuatan politik tersebut, kata Jokowi, tidak hanya lewat kebijakan-kebijakan tersembunyi, sebagaimana selama ini rentan terjadi, tetapi juga secara simbolik justeru dipertontonkan terang-terangan.
"Kadang-kadang kalau saya masuk ke sebuah kota, dari sisi catnya saja saya sudah tahu ini dari partai apa. Masa warna partai masuk ke kota, nggak nyambungkan tetapi dipaksakan karena pemimpinya dari partai tersebut," kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini lantas mengingatkan kepada seluruh para Wali Kota agar setiap rencana pembangunan harus berbasis kebutuhan rill masyarakat, bukan melaksanakannya karena titipan pengusaha dan elit-elit partai.
Ia berharap, konsistensi dan kontinuitas dalam rencana pembangunan harus menjadi prioritas untuk mencapai perkembangan yang berkelanjutan bagi kota-kota di Indonesia.
Kota-Kota di Indonesia tak Punya Keunikan
Presiden Joko Widodo juga menyoroti kurangnya keunikan dan perbedaan yang mencolok antara kota-kota di Indonesia.
Ia mengatakan, hampir tidak ada kota yang secara spesifik memiliki kekuatan atau diferensiasi yang signifikan bila dibandingkan dengan kota-kota di negara lain.
Dalam upaya untuk meningkatkan karakter dan identitas setiap kota, Jokowi mendorong perlunya desain infrastruktur yang lebih detail dan sesuai dengan kekhasan masyarakat setempat.
Ia menekankan, bahwa keunggulan-keunggulan khusus setiap kota harus diperjelas agar dapat membentuk karakteristik yang unik.
"Saya berikan contoh, kota-kota dunia yang menarik menurut saya. Ada di California, sering saya ceritakan, satu kota punya padang golf 37. Apa kita tidak bisa bikin seperti itu di kota-kota yang agak dingin," katanya.
Jokowi juga menceritakan keunikan sebuah kota mebel di California, yaitu High Point. Ia mengatakan, "ada lagi yang sangat terkenal dan itu bidang saya, yaitu kota mebel yang namanya High Point."
"Setiap tahun di kota ini selalu datang berpuluh ribu orang untuk melihat tren mebel itu seperti apa, warna yang tren tahun depan seperti apa, ada di sana," tambahnya.
Menurut Jokowi, kota-kota di Indonesia sebenarnya bisa menciptakan keunikan-keunikannya sendiri, apalagi ada begitu banyak potensi lokal yang bisa diberdayakan.
Ia menyebut beberapa kota, seperi Kota Ambon yang punya potensi ikan yang sangat besar, Lampung sebagai kota pisang dan nanas serta Tamohon di Sulawesi Selatan sebagai Kota bunga.
"Saya berikan contoh, misalnya Ambon. Kekuatannya menurut saya, ikan. Kenapa tidak dibuat atau direncankan mulai sekarang seluruh fasilitas yang berkaitan dengan ikan, begitu juga di Lampung dan Tamohon."
Jokowi mengatakan, semua kota di Indonesia dari sejumlah aspek, mirip, hamipr tidak ada yang menonjol. Contoh yang paling nyata adalah soal brand maupun tagline kota.
"Kota kita ini hampir mirip semuanya. Dengan brand yang juga mirip, seperti 'bersih, berseri dan ber ber lainnya."
Karena itu, dihadapan seluruh Wali Kota se-Indonesia, ia meminta agar mulai saat ini, memikirkan dan memulai konsep-konsep pembangunan kota yang punya karakter kuat.
"Desain besarnya harus mulai dipikirkan sehingga karakter dan kekuatan kota itu muncul," kata Jokowi