PARBOABOA, Yogyakarta – Tidak seperti partai-partai lain, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sampai saat ini belum terlihat berfokus pada pemilihan presiden atau pilpres 2024.
Partai berlambang ka’bah itu mengatakan lebih fokus terhadap suara partai dibanding calon presiden usungan untuk kontestasi pilpres 2204 nanti.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa saat memberi sambutannya di sela-sela pembukaan acara Muktamar II Gerakan Pemuda Kabah (GPK), sayap partai PPP, di Yogyakarta, Minggu 12 Desember 2021.
Dia menyatakan saat ini partainya lebih memilih mengangkat elektoral partai lebih dahulu dan belum ingin berfokus pada kontestasi pemilu presiden atau pilpres 2024 seperti yang dilakukan partai lain.
"Belum fokus ke arah capres atau pilpres, yang menjadi perhatian utama saat ini adalah bagaimana mengangkat elektoral partai," kata Suharso Monoarfa.
Suharso menuturkan partainya memiliki sejumlah prioritas kerja saat ini yang salah satunya yakni membenahi keorganisasian partai khususya peran dan keberadaan sayap-sayap partai, agar ke depan bisa bergerak optimal dalam mendongkrak suara partai di pemilu nanti.
Menurut dia, Sayap-sayap partai PPP, tak hanya GPK tapi juga Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), sebenarnya sudah all out dalam berkampanye baik untuk pilpres maupun pileg 2019 silam. Namun, menurut Suharso, saat pemilihan digelar suaranya tidak ada atau sedikit yang masuk.
Kondisi tersebut mengakibatkan raihan kursi PPP jeblok di sejumlah daerah tak terkecuali Yogyakarta. Suara PPP saat itu semakin anjlok ditambah lagi kondisi internal partai yang saat itu sedang ada konflik panjang yang melahirkan dua kubu yakni Djan Faridz dan Romahurmuziy yang berlangsung sejak 2014 hingga 2019.
"Saat ini saya tak mau dalam setiap muktamar PPP baik di organisasi sayap atau partai sampai ada konflik, sekecil apapun, semua harus diselesaikan dalam muktamar," kata Suharso.