PARBOABOA, Jakarta - Sindrom kelelahan kronis atau Chronic Fatigue Syndrome (CFS) adalah kondisi yang ditandai dengan rasa lelah sepanjang waktu.
Selain itu, CDC menjelaskan bahwa sindrom kelelahan kronis merupakan suatu kondisi yang sangat kompleks dan mencegah penderitanya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Dan jika mengalami lelah berkepanjangan hal itu tentunya akan mengganggu kesehatan fisik dan mental.
Bahkan, Mayo Clinic menyebutkan bahwa sindrom kelelahan kronis membuat penderitanya merasa lelah lebih dari jangka waktu 6 bulan, namun kondisi yang dialami tersebut tidak bisa dijelaskan secara medis.
Penyebab Sindrom Kelelahan Kronis
Meskipun demikian, WebMD mengatakan bahwa ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang bisa menjadi penyebab terjadinya sindrom kelelahan kronis di antaranya:
Masalah dengan sistem imun
Terdapat perbedaan pada beberapa bagian sistem imun yang dimiliki oleh penderita sindrom kelelahan kronis sehingga menyebabkan kondisi ini. Namun, masalah sistem imun ini tidak separah masalah yang dihadapi oleh penderita HIV/AIDS.
Produksi energi
Tubuh penderita sindrom kelelahan kronis mengalami kesulitan untuk memproduksi energi sehingga cepat lelah.
Kelainan otak
Penderita sindrom kelelahan kronis mengalami beberapa kelainan otak, seperti level hormon dan gelombang otak. Kelainan otak ini merupakan kondisi yang tidak permanen sehingga bisa datang pergi.
Masalah denyut nadi dan tekanan darah
Tekanan darah bisa turun ketika berdiri secara tiba-tiba sehingga menyebabkan denyut nadi semakin cepat. Tekanan darah yang turun secara drastis bisa membuat seseorang pingsan atau merasa seperti akan pingsan.
Gen
Kelainan struktur gen yang berkembang serta faktor keturunan bisa menyebabkan seseorang mengalami sindrom kelelahan kronis.
Infeksi atau kondisi kesehatan lainnya
Sindrom kelelahan kronis bisa disebabkan oleh beberapa penyakit yang muncul karena infeksi, seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, hingga sakit perut. Beberapa jenis virus dan bakteri juga disebut-sebut menyebabkan sindrom kelelahan kronis, termasuk virus Epstein-Barr, bakteri penyebab penyakit Lyme, dan bakteri penyebab demam Q.
Hormon serotonin dan kortisol
Produksi hormon serotonin dan kortisol bisa menyebabkan munculnya gejala sindrom kelelahan kronis. Bahkan menurut penelitian, penderita sindrom kelelahan kronis memiliki level hormon kortisol yang rendah.
Umumnya, sindrom kelelahan kronis menunjukkan gejala yang bervariasi, tergantung tingkat keparahan dari kondisi yang dialami setiap penderita. Selain rasa lelah yang berkepanjangan, sindrom kelelahan kronis ini dapat menimbulkan beberapa gejala berikut:
• Bangun dengan perasaan lelah setelah tidur di malam hari.
• Insomnia kronis.
• Mengalami gangguan tidur lainnya.
• Kehilangan ingatan.
• Berkurangnya konsentrasi.
• Merasa sakit kepala atau pusing ketika berpindah posisi dari posisi tidur ke duduk atau berdiri.
• Nyeri otot.
• Sering sakit kepala.
• Nyeri sendi tanpa munculnya kemerahan atau bengkak.
• Sering sakit tenggorokan.
• Kelenjar getah bening yang terasa melunak atau membengkak pada bagian leher dan ketiak.