PARBOABOA,
Magelang – Viral video seorang ibu yang membawa segepok
uang receh untuk membeli handphone agar dapat dipakai belajar daring oleh
anaknya.
Uang tersebut berasal dari hasil menabung anaknya selama kurang
lebih 2 tahun. Kejadian ini terjadi di Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah.
Video tersebut diunggah di akun Instagram @kotamagelang
yang diberi keterangan “Perjuangan Orang Tua Untuk Anak, Seorang Ibu di Salaman
bawa segepok uang receh untuk beli hp anaknya yang sedang mengikuti Sekolah
Daring”.
Video tersebut diunggah sehari lalu hingga, Rabu (11/8),
sekitar pukul 14.30 WIB dan sudah ditonton oleh 29.000 warganet serta terdapat
70 orang yang memberikan komentar.
Handphone tersebut dibeli pada hari Minggu (8/8)
menggunakan uang receh dengan Rp500 maupun Rp1.000 hingga mencapai sekitar Rp1
juta. Kemudian, ada pula uang kertas pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000.
"Mereka datang untuk membeli HP Oppo. Terus tanya
dibayar pakai receh bisa nggak. Ada juga uang pecahan Rp 20.000, Rp 10.000
kurang lebih ada sekitar Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Harga HP Rp 1,7
juta," ujar Kepala Toko Mahkota Ponsel Salaman, Enjang Setiyono saat
ditemui pada Rabu (11/8).
Pembelian HP tersebut, katanya, untuk sekolah anaknya.
Dalam pembelian tersebut anaknya juga diajak pula. "Untuk sekolah anaknya.
Masih SD," ujarnya.
Pembeli HP tersebut adalah pasangan suami istri yakni
Musokhib (40) dan Rismiyati (36). Pasutri ini memiliki dua anak yaitu Ahmad
Fardan Azzmi duduk di kelas 3, dan adiknya bernama Sofia Ghoyatun Nafisah kelas
1 SD.
Awalnya, hanya ada satu handphone yang memorinya sudah
penuh dan terkadang mereka rebutan untuk mengerjakan tugas sekolah. Namun saat
ini, Handphone yang dibeli tersebut digunakan oleh Sofia.
"Ceritanya HP yang satu memorinya penuh nggak bisa
buat sekolah kok susah, terus mau beli HP. 'Mas Dan (Ahmad Fardan Azzmi), apa
celengan dibuka untuk beli HP?' (dijawab) 'Iya'," ujar Rismiyati, yang
bekerja di perusahaan garmen itu.
Kedua anak tersebut menyimpan uang tabungan di celengan
yang terbuat dari plastik.
Sang ayah mengatakan bahwa dulu sebelum pandemi saat
sekolah minta uang jajan Rp 2.000. Kemudian, dari Rp 2.000 tersebut disisakan
Rp 1.000 untuk ditabung.