PARBOABOA – Keanu Reeves, aktor besar Amerika yang populer lewat perannya sebagai John Wick di film laga bertajuk sama merupakan pria yang bersahaja, baik, dan dermawan.
Banyak orang sepakat menjulukinya John Wick sungguhan di kehidupan nyata tapi tentu tanpa embel-embel kekerasan dan kesadisan.
Lahir di Beirut, Libanon, 60 tahun silam, dia mengalami cobaan hidup bertubi-tubi dan seolah tiada henti. Saat usianya masih 3 tahun, pria yang hobi naik motor ini telah dicampakkan sang ayah. Hidupnya kemudian dihabiskan bersama ayah tiri yang berganti sampai tiga kali.
Belum juga genap lima tahun ia dideteksi mengidap disleksia atau kesulitan belajar karena kurangnya kemampuan dalam membaca, mengeja, dan menulis. Gangguan ini tentu memengaruhi kinerjanya di sekolah.
Ia akhirnya keluar dari sekolah menengah. Beruntung dia kemudian menemukan dunia akting yang membuatnya tenang dan sesuai dengan passion-nya, apalagi industri ini tidak terlalu memusingkan keterampilan akademis tradisional. Dia sebetulnya juga cinta musik. Pada 1990-an, misalnya, dia menjadi bassis band Dogstar yang berhasil merilis beberapa album, bahkan melakukan tur internasional.
Pria yang hobi membaca ini sesungguhnya bermimpi menjadi atlet hockey profesional. Ia aktif ikut di sejumlah turnamen. Namun, impian itu seketika berantakan saat dirinya mengalami kecelakaan serius yang mengakibatkan sobekan ligamen (jaringan pada tulang sendi) pada lututnya. Cedera ini memaksanya untuk mengalihkan fokus dari olahraga dan akhirnya membawanya mencemplungkan diri ke dunia akting.
Karir Keanu Reeves semakin moncer saat dia muncul sebagai Neo dalam film fiksi ilmiah The Matrix pada 1999. Film ini sukses besar dan berhasil mengukuhkan statusnya sebagai aktor terkemuka di Hollywood. The Matrix sendiri menjadi sebuah fenomena budaya. Para kritikus film memuji karena efek spesialnya yang revolusioner, adegan laga-nya yang inovatif, serta tema filosofisnya.
Eksentrik dan Membumi
Sukses besar tak membuat Keanu berubah. Ia tetap menjalani hidup layaknya warga biasa. Tak ada sindrom selebritis sama sekali; berbeda dari bintang-bintang Hollywood umumnya. Ia tidak pernah terlihat jalan dikawal bodyguard. Bahkan rumah mewah dia tak punya. Ia hanya tinggal di sebuah apartemen biasa. Tak jarang bahkan publik memergokinya sedang jalan-jalan sendiri di New York City atau naik subway.
Ada juga kisah unik lain yang mencerminkan kebersahajaan seorang Keanu.
Pada 2010, misalnya, saat ulang tahun ke-46, ia masuk ke sebuah toko roti dan membeli sepotong brioche atau roti Prancis bertekstur lembut berhiaskan sebuah lilin. Dia melahap roti itu seorang diri di depan toko roti.
Jika ada yang menyapanya maka ia akan traktir orang tersebut untuk minum kopi sembari diajak bercakap, demikian seperti tertulis di akun Instagram milik fans Sandra Bullock, lawan mainnya di film Speed. Sungguh pribadi yang eksentrik.
Bahkan pada 1997, sejumlah paparazzi atau fotografer lepas yang kerap membuntuti pesohor, memergoki Keanu sedang berjalan bersama seorang tunawisma di Los Angeles. Ia mendengarkan curhatan, keluh kesah, dan kisah hidup sang tunawisma selama beberapa jam.
Cobaan Tiada Henti
Bertubi-tubi ia mengalami cobaan hidup luar biasa. Pun setelah sang aktor beranjak dewasa. Putrinya meninggal saat persalinan. Istrinya kemudian menyusul. Sang istri meninggal akibat kecelakaan. Lalu sahabatnya, aktor sekaligus musisi River Phoenix, kedapatan meninggal akibat over dosis. Ia juga harus mengurusi saudara perempuannya yang berjuang melawan penyakit berat leukimia. Lengkap sudah penderitaan hidupnya.
Tragedi demi tragedi itu pula yang barangkali kemudian mendorongnya memiliki misi hidup untuk membagikan sebagian kekayaannya kepada orang-orang terdekat atau yang membutuhkan. Kekayaannya tahun ini ditaksir mencapai 5,7 – 6 triliun rupiah.
Keanu gemar sekali menyumbang baik untuk yayasan sosial, rumah sakit, kerabat, teman dekat, atau sekadar membantu siapa pun yang ia dengar sedang kesusahan.
Selama karirnya, pria berdarah campuran Inggris, Tionghoa, Irlandia, dan Portugis telah mendonasikan dana dalam jumlah besar untuk rumah sakit, termasuk US$ 75 juta atau setara 1,1 triliun rupiah yang ia sisihkan dari penghasilannya di film "The Matrix". Uang itu ia sumbangkan ke badan amal.
Mudah Terenyuh
Ada kisah menarik saat Keanu sedang syuting film The Lake House pada 2005. Tanpa sengaja, pemain gitar bas untuk band Dogstar ini mendengar percakapan dua asisten yang bekerja mengurusi kostum pemain. Salah seorang di antaranya curhat sambil menangis. Dia mengatakan terancam akan kehilangan rumah jika tidak sanggup membayar $20.000 ke bank.
Sebaik mendengar itu Keanu pun spontan mendepositkan sejumlah uang yang diperlukan ke rekening bank orang tersebut. Tidak banyak orang seperti dia.
Isyarat kedermawanannya yang lain yang patut dicatat adalah saat ia memberikan bonus kepada kru The Matrix pada 1999. Sebagian besar gajinya dikasihnya sebagai bonus kepada tim stunt dan anggota kru film tersebut. Gestur ini mendapat pujian luas sekaligus mengukuhkan reputasinya sebagai aktor yang rendah hati dan penuh perhatian.
Keanu seolah mengafirmasi keyakinan bahwa terkadang dalam hidup ini orang yang mengalami kehancuran dalam dirinya justru menjadi orang paling ingin membantu orang lain. Dengan kekayaannya, ia sebenarnya sanggup membeli segalanya. Tetapi ia lebih memilih menjadi dirinya sendiri. Dia memilih hidup secara otentik dan jujur, tidak berpura-pura menyesuaikan diri dengan harapan orang lain dan membantu sesama.
Editor: Rin Hindrayati