PARBOABOA, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menerangkan, bahwa fasilitas dari peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 belum terlihat.
Oleh karena itu, penerapan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 itu belum mendesak untuk dilakukan.
Nadia menjelaskan, kebijakan WFH bakal dilakukan dengan melihat level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Indikator PPKM untuk memberlakukan penerapan tersebut salah satunya jumlah kasus Covid-19 kurang dari 20 per 100.000 per minggu.
Adapun, jumlah kematian kurang dari5 per 100.000 per minggu dan angka keterisian perawatan rumah sakit kurang dari 10 per 100.000 per minggu.
Lanjut Nadia, penanganan kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih baik dengan padat imbauan untuk tetap menggunakan masker di dalam maupun di luar ruangan.
Untuk saat ini, pemerintah juga masih terus mengajak utamanya yang lanjut usia (lansia) dan masyarakat yang mempunyai komorbid untuk melakukan vaksinasi penguat.
“Kita masih mengimbau ya selain booster sama pemakaian masker di outdoor maupun indoor, dan edukasi untuk lansia yang punya komorbid untuk vaksinasi, karena ternyata lansia yang belum divaksin itu banyak,” ujar Nadia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan adanya risiko kenaikan kasus Covid-19 pada akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023.
"Memang risiko untuk ada lonjakan bisa terjadi, Desember, Januari, Februari," terang Budi saat media visit ke Menara Kompas, Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Diketahui, data terbaru Satgas Covid-19 yang dirilis pada Kamis (17/11/2022) memperlihatkan, terjadi penambahan 7.822 kasus virus corona dalam sehari.
Pada periode yang sama, terdapat 38 kasus kematian dan 5.264 pasien dinyatakan sembuh. Angka ini menyebabkan penambahan 2.520 kasus aktif sehingga saat ini jumlahnya menjadi 60.471 kasus Covid-19.