Transaksi mata uang kripto ilegal di China kembali ditegaskan oleh otoritas setempat. Harga mata uang Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dkk kembali dalam tren turun pada Selasa (28/9).
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (24/9/2021), bank sentral China, People Bank of China (PBoC) mengatakan, setiap transaksi yang berkaitan dengan mata uang kripto adalah ilegal dan harus dilarang di Negeri Panda tersebut.
Hal itu merupakan penegasan dari otoritas setempat untuk melarang setiap operasional industri mata uang kripto di China.
PBoC menyebut, semua mata uang kripto, termasuk di dalamnya bitcoin dan tether bukanlah uang fiat dan dilarang untuk disirkulasikan di pasar.
Semua transaksi terkait dengan mata uang kripto, termasuk di dalamnya jasa yang disediakan oleh bursa luar negeri untuk pasar dalam negeri termasuk dalam kategori aktivitas keuangan ilegal.
Selain itu, PBoC juga bakal menginvestigasi sejumlah karyawan di China yang bekerja di sejumlah perusahaan asing yang berkecimpung di bisnis pertukaran mata uang kripto, serta melarang lembaga finansial lainnya terlibat dengan mata uang kripto.
“Lembaga keuangan dan lembaga pembayaran non-bank (juga) tidak dapat menawarkan layanan untuk kegiatan dan operasi yang terkait dengan mata uang virtual," imbuh PBoC.
Merujuk Coinmarketcap.com, pada hari ini, Selasa (28/9) pukul 7.50 WIB, harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dan mata uang kripto lainnya masih di zona merah.
Di kelompok uang kripto dengan market cap terbesar, harga Bitcoin US$ 42.289,55, turun 3,28% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum turun 5,87% menjadi US$ 2.934,30.
Harga Cardano turun 4,49% menjadi US$ 2,14. Harga Tether turun 0,02% menjadi US$ 1. Harga Binance Coin turun 3,09% menjadi US$ 337,49.
CEO Triv.co.id, Gabriel Rey mengungkapkan harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin dan mata uang kripto lainnya dalam jangka panjang tidak akan terpengaruh larangan pemerintah China. Alasannya, sikap penolakan pemerintah China terhadap aset kripto sebenarnya bukanlah hal baru.
Adapun penurunan harga Bitcoin pekan lalu konon disebabkan oleh kekhawatiran pasar global oleh potensi kebangkrutan yang dialami oleh Evergrande Group, perusahaan properti kedua terbesar di China.
Di sisi lain, pemerintah China juga akan mengambil tindakan mengenai kemungkinan penambang aset kripto melaksanakan kegiatan secara diam-diam untuk bisa tetap menjalankan bisnis.
Head of Asia Pacific Luno Vijay Ayyar mengatakan, penegasan larangan aset kripto di China oleh pemerintah setempat berisiko menyebabkan aksi jual bakal ramai-ramai dilakukan oleh investor.
"Saat ini kondisi pasar kripto sedang mengkhawatirkan karena komentar SEC serta keseluruhan kondisi pasar secara makro karena berita Evergrande. Sehingga, setiap tanggapan yang berkaitan dengan mata uang kripto bakal menyebabkan aksi jual untuk aset-aset berisiko," ujar dia.