Seorang bocah berusia 12 tahun bernama Benyamin Ahmed di
ibukota London, Inggris mencetak untung 290,000 poundsterling atau setara
dengan Rp 5,71 miliar ( 1 poundsterling = Rp 19.515) pada musim libur sekolah
dengan membuat karya seni digital.
Karya Benyamin ini diberi nama "Weird Whales", yang
terinspirasi dari kartun Minecraft. Weird Whales sendiri mempunyai sekitar
3,350 gambar ikan paus yang berbeda yang berbentuk seperti emoji.
Keuntungan ini didapatkannya dengan menjual hasil karya seni
digitalnya tersebut melalui Non-fungible
tokens atau NFT.
Dimana, melalui NFT sebuah karya seni dapat di
perjualbelikan, dan pembeli mendapat sertifikat kepemilikan dari karya seni
tersebut.
Sebagai informasi, ditempat Ahmed menjual NFT Weird Whales,
ternyata deretan emoji ini sudah diperjualbelikan sebanyak 1.400 kali.
Tercatat sudah ada 1.500 orang yang membeli karya seni Weird
Whales ini. Memang, belakangan ini NFT menjadi salah satu alternatif orang
untuk menjual karya seni digitalnya.
NFT dapat diartikan sebagai sebuah token kriptografi yang
mewakili suatu barang yang dianggap unik.
Dengan memiliki aset NFT, pemilik seperti memiliki karya seni
atau barang antik. Sebenarnya NFT ini mirip dengan aset digital lainnya,
seperti Bitcoin dan Ethereum. Namun, perbedaan mendasarnya ialah NFT ini tidak
bisa dipertukarkan.
Benyamin mengatakan bahwa saat ini ia tengah mengembangkan
karya terbaru dan ketiganya, yang terinspirasi dari superhero dan akan meluncurkan koleksi tersebut dalam waktu dekat
ini.
Mengutip BBC, Sabtu
(28/8/2021), teman sekelas Benyamin tidak tahu tentang kemampuan teman mereka
tersebut dan kekayaan yang dimiliki oleh Benyamin di mata uang kripto, walaupun
Benyamin diketahui sering meng-upload
hobi barunya tersebut di YouTube.
"Saya membuatnya setelah menghabiskan terlalu banyak
waktu bermain video game Minecraft," kata Ahmed. Dia menciptakan karya
seni, lalu memprogram karya seni itu satu per satu sendiri.
Ayah Ahmed, Imran, menjamin karya seni anaknya ini tidak
melanggar undang-undang hak cipta dan telah melibatkan pengacara untuk
mengaudit karya seni Ahmed sebelum dijual
Dia mengatakan bahwa dirinya memang sudah mengajari Benyamin
dan saudara lelakinya, Yoesof, cara men-coding
sejak mereka berusia masing-masing 5 dan 6 tahun. Imran mengatakan, melatih
anak-anaknya coding selama 20 hingga 30 menit dalam sehari.