PARBOABOA - YouTube merilis fitur baru Dream Track yang memungkinkan pengguna menciptakan lagu dengan suara beberapa penyanyi dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Fitur itu mengizinkan pengguna menuliskan hal apa yang mereka inginkan ada pada lagu dan memilih suara penyanyi yang mereka gunakan.
Lantas AI akan membantu membuatkan lagu hingga 30 detik yang dapat digunakan sebagai musik latar di fitur Shorts YouTube.
Menurut Google, Dream Track bisa bekerja berkat model AI khusus musik bikinan Google Deepmind, bernama "Lyria".
Pengguna Dream Track cukup memasukkan topik untuk soundtrack YouTube Shorts. Misalnya, "lagu ballad tentang cinta bertepuk sebelah tangan", "lagu pagi yang cerah di Florida, R&B", dan lainnya sesuai keinginan pengguna.
Kemudian, pengguna harus memilih salah satu musisi yang diinginkan, di bagian bawah layar. Nanti, model AI Lyria akan membuat soundtrack berdasarkan deskripsi pengguna, serta suara musisi yang dipilih.
"Dengan menggunakan model Lyria kami, Dream Track secara bersamaan menghasilkan lirik, backing track, instrumen, dan vokal sesuai gaya artis berpartisipasi yang dipilih," tulis Google di blog resminya.
Dream Track difokuskan untuk membuat soundtrack di video pendek YouTube Shorts. Google mengatakan sedang menguji coba fitur ini ke sekitar 100 pembuat konten di AS.
Kendati demikian, belum ada informasi lebih lanjut apakah fitur ini akan dirilis resmi secara global atau tidak.
Peluncuran eksperimen Dream Track ini dilakukan Google sebagai upaya memanfaatkan teknologi AI untuk musik, sambil mempertimbangkan implikasi etika dan hukum bagi artis dan label rekaman besar.
Dalam sebuah postingan blog pada hari Kamis, para eksekutif YouTube mengatakan, “AI telah membawa musik ke titik puncak era kreatif baru".
YouTube berharap pendekatan penggunaan teknologi AI dilakukan dengan kemitraan dan secara bertanggung jawab.
“Pada tahap awal, eksperimen ini dirancang untuk membantu mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan hubungan yang lebih dalam antara musisi dan kreator konten, dan pada akhirnya, penggemar mereka," kepala musik YouTube Lyor Cohen dan VP produk komunitas dan pengalaman baru Toni Reid menulis dalam postingan blog.
Kehadiran alat-alat baru bertenaga AI ini mendapat sambutan positif dari para konten kreator.
Alan Chikin Chow, seorang kreator konten di Los Angeles, yang baru-baru ini mencapai 30 juta subscriber, mengaku sangat senang menggunakan alat penyulih suara bertenaga AI untuk video-video komedinya.
Chikin Chow saat ini menyandang gelar sebagai kreator YouTube Shorts yang paling banyak ditonton di dunia.
"Menurut saya, konten global adalah masa depan. Jika Anda melihat tren generasi kita saat ini, hal-hal yang benar-benar memengaruhi dan menggerakkan budaya adalah banyak hal-hal yang bersifat global," kata Chikin Chow.
Dengan menggunakan fitur sulih suara yang didukung oleh AI, ia berharap hal itu dapat menjangkau penonton di berbagai penjuru dunia yang mungkin tidak dapat berinteraksi dengan kontennya.
Beberapa pengamat industri dan pengkritik AI berpendapat bahwa kecerdasan buatan yang canggih membawa potensi bahaya, seperti mempermudah penyebaran misinformasi melalui gambar yang dipalsukan, atau melanggengkan bias dalam skala yang lebih besar.