PARBOABOA, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluncurkan Indonesia Water Fund (IWF) sebagai platform di bidang pengembangan investasi air bersih di Indonesia. Dalam hal ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap IWF menjadi solusi rumah tangga Indonesia terakses air bersih pada 2024 mendatang.
"Pemerintah telah menetapkan target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, bahwa 100% rumah tangga memiliki akses terhadap air minum layak pada 2024, termasuk 15% akses air minum aman, dan 30% akses air minum perpipaan," ujar Ma'ruf dalam pembukaan State-Owned Enterprise (SOE) Conference di Bali, Senin (17/10/2022).
Adapun tren kenaikan cakupan layanan air bersih masih memerlukan dorongan intensif. Dalam 3 tahun terakhir, cakupan air minum layak hanya naik sebesar 1,5%. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021 mencatat, rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,78%, di mana sekitar 12% rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19% memiliki akses air minum perpipaan.
"Capaian sementara ini patut menjadi alarm bagi kita. Waktu yang tersisa menuju 2024 harus dioptimalkan untuk mendorong percepatan kinerja kita bersama," ujarnya.
Selain itu, keberadaan air tidak saja fundamental untuk menunjang kehidupan manusia, tetapi juga esensial untuk menjaga keseimbangan suhu demi keberlangsungan hidup seluruh makhluk di bumi. Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak juga merupakan variabel vital yang turut menentukan kualitas kesehatan individu.
"Faktor ini misalnya akan berdampak 70% terhadap upaya penurunan stunting," ucapnya.
Untuk itu, dia mengapresiasi langkah BUMN dalam mengupayakan terobosan penyediaan air bersih bagi rumah tangga Indonesia dan menjadi alternatif solusi bagi pemerintah melalui program Indonesia Water Fund tersebut.
"Keberadaan IWF sebagai platform untuk mendukung percepatan investasi penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi pemerintah melalui pendanaan non-APBN," paparnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, IWF akan menjadi wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih di Indonesia. Air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
"Hanya 23% penduduk Indonesia yang memiliki akses air bersih, dan sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi ketimpangan harga air bersih, banyak masyarakat yang harus mengeluarkan Rp65 ribu hingga Rp140 ribu untuk memperoleh air bersih," ujar Erick saat membuka SOE Conference, Senin (17/10/2022).
Dengan demikian, Ia mengharapkan IWF dapat menjadi solusi alternatif bagi pemerintah dalam memperluas akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non-APBN. Tak hanya itu, Ia pun membuka peluang bagi mitra investor untuk bekerja sama dengan BUMN.