PARBOABOA, Surabaya – Di tengah pandemi Covid-19, setiap negara berlomba-lomba menciptakan vaksin buatannya sendiri termasuk Indonesia. Sebab, untuk mengimpor vaksin dari negara luar tentu membutuhkan biaya yang besar.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tanggal 3 September 2020, membentuk Tim Pengembang Vaksin Covid-19. Salah satunya timnya berasal dari Universitas Airlangga (Unair) dengan berbasis inactivated virus dan bermitra dengan PT Biotis Pharmaceuticals.
Tim tersebut bertugas mengembangkan vaksin Covid-19 produksi Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih. Vaksin itu telah melewati dua tahap, yakni tahap penelitian dasar dan tahap uji pra klinis.
Kini, vaksin merah putih akan menjalani tahap uji klinik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah memberi Persetujuan Protokol Uji Klinik (PPUK) terhadap vaksin tersebut.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengungkap, dengan pemberian PPUK tersebut, maka vaksin Merah Putih sudah dapat melakukan uji klinik pada manusia. Apabila berjalan lancar, target pemberian izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Merah Putih Unair oleh BPOM yakni pada Juli 2022 mendatang.
"Kami akan menginformasikan, telah diberikannya PPUK untuk vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus yang dikembangkan oleh Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals," kata Penny dalam konferensi pers, Senin (7/2).
Sejauh ini, BPOM telah melakukan pembinaan berupa pemenuhan standar dan persyaratan untuk menghasilkan obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, yang diproduksi dari fasilitas industri farmasi yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dengan standar internasional.
PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia juga telah mendapatkan sertifikasi CPOB setelah sebelumnya memperoleh sertifikat CPOB untuk fasilitas fill and finished pada 18 Agustus lalu.
Dengan modal dan persiapan itu, Penny berharap agar pengembangan vaksin dalam negeri dapat terus berkelanjutan sehingga seluruh rakyat Indonesia yang sudah sesuai dengan syarat dan ketentuan penerima vaksin dapat segera disuntik dan mendapatkan imunitas.
"Kita sudah berusaha bersama-sama, sudah mengikuti untuk menjadikan bangsa kita mandiri dikaitkan dengan aspek vaksin baik pengembangan dan produksi. Dan BPOM telah melakukan pendampingan dalam hal penelitian sampai pengembangannya, sampai fasilitas produksi yang memenuhi CPOB," ujar Penny.
Selain Unair, terdapat sejumlah universitas dan lembaga lainnya yang mengembangkan vaksin Merah Putih. Seperti LBM Eijkman dengan vaksin subunit protein rekombinan/ Selanjutnya vaksin dari LIPI dengan metode protein rekombinan modifikasi RBD.
Kemudian ada ITB dengan metode sub unit protein rekombinan dan Adenovirus vector. Lalu UI dengan metode pengembangan DNA, mRNA, dan platform virus like-particles. Dua yang lain, yakni UGM dengan subunit protein rekombinan, dan dari Unpad dengan dua platform protein rekombinan dan peptida, IgY Anti-RBD.