PARBOABOA - Dalam kehidupan sehari-hari, listrik memang memiliki peranan yang sangat penting. Tidak hanya sebagai penerangan, listrik juga menjadi sumber energi, penghasil suara, penghasil gerak, dan masih banyak lagi. Listrik juga tidak hanya digunakan dalam berbagai kegiatan dalam skala rumah tangga saja, tetapi juga pada skala industri.
Aneka ragam fungsi listrik ini timbul sebagai akibat adanya kemajuan teknologi kelistrikan dan teknologi lainnya yang semakin pesat. Tanpa kemajuan itu, mustahil listrik dapat difungsikan dalam berbagai aspek dalam kehidupan.
Terlepas dari manfaat listrik dalam kehidupan sehari-hari. Tahukah kamu ternyata kekuatan listrik bervariasi. Ada yang lemah, dengan satuan mikroAmpere hingga ada yang kuat hingga berkilo-kiloAmpere.
Lantas, sebenarnya apa sih kuat arus listrik itu? Dan bagaimana cara menghitungnya? Temukan jawabannya disini!
Pengertian Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik atau arus listrik adalah banyaknya muatan listrik atau pergerakan elektron yang mengalir dari satu titik ke titik yang lain dalam satu rangkaian tiap waktu. Dalam sebuah pengantar, muatan yang mengalir disebut dengan elektron-elektron yang geraknya bebas.
Aliran arus listrik pada suatu pengantar hampir sama dengan aliran kalor pada benda tersebut. Dengan kalor tersebut bergerak dari sebuah benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang lebih rendah suhunya.
Aliran kalor tersebut akan terhenti jika suhu pada kedua benda tersebut seimbang atau sama (kesetimbangan termal). Demikian pula dalam aliran arus listrik, jika kedua titik memiliki potensial yang sama, maka aliran muatan listrik juga akan terhenti.
Hampir sama dengan kalor yang bergerak dari benda yang suhunya lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Arus listrik juga bergerak dari potensial yang lebih tinggi ke potensial yang lebih rendah, atau dari kutup positif ke kutub negatif, dari anoda ke katoda.
Dalam Satuan Internasional (SI), arus listrik termasuk dalam 7 satuan pokok dengan satuan kuat arus listrik dalam SI adalah Ampere (I). Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi dua, yakni:
• Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial tinggi menuju titik berpotensial rendah.
• Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara berubah-ubah mengikuti garis waktu.
Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalah :
• Ammeter : Alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik yang lebih besar.
• Voltmeter : Digunakan untuk mengukur tegangan listrik.
• Amperemeter : Alat ukur kuat arus listrik.
• Wattmeter : Digunakan untuk mengukur tenaga/daya listrik.
• Ohmmeter : Alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik.
• Multimeter : Alat yang dapat digunakan untuk mengukur semua satuan listrik.
Hambatan Arus Listrik
Hambatan arus listrik merupakan sebuah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik, contohnya resistor, dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik ini dapat dirumuskan dengan persamaan:
R – V/I
Keterangan :
V : Tegangan
I : Kuat arus listrik
R : Hambatan (Ohm)
Rumus Kuat Arus Listrik
Arus listrik yang bergerak melewati sebuah penghantar dianggap sebagai besarnya jumlah muatan yang melewati setiap satuan waktu dalam sebuah titik. Sehingga kuat arus listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini :
I = Q / t
Keterangan :
I : Kuat arus listrik (Ampere)
Q : Muatan listrik (Coulomb)
T : Waktu (sekon)
Selain persamaan diatas, ada juga persamaan lain yang menghubungkan antara kuat arus listrik dengan beda potensial, yakni :
I = V / R
Keterangan :
I : Kuat arus listrik (Ampere)
V : Hambatan listrik (Ohm)
R : Beda potensial listrik (Volt)
Perlu diingat bahwa satuan ampere dapat disebut juga Coloumb/Sekon, sebab kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir tiap detik.