PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah Prancis telah menutup 24 bangunan Masjid tempat ibadah umat Muslim dalam dua tahun terakhir.
Namun langkah ini tidak membuat politikus sayap kanan Marine Le Pen puas. Sebab Le Pen meminta pemerintah menutup lebih banyak lagi masjid di Prancis.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Prancis BFMTV, pada Rabu (05/10/2022), Le Pen mengatakan seharusnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gerald Moussa Darmanin menutup semua masjid garis keras yang ada di negaranya.
“Dia (Gerald Moussa Darmanin) menutup sebuah masjid di sana, sebuah masjid di sini. Dia sesekali memecat seorang penceramah, tetapi dia seharusnya menutup semua masjid ekstremis di negara kami,” ujar Le Pen, seperti dilansir dari tasnimnews.com, Kamis (06/10/2022).
Selain itu, Le Pen menyarankan seluruh Muslim yang memiliki ‘retorika radikal’ diusir atau dideportasi dari Prancis.
Pada pekan lalu Mendagri Gerald Moussa Darmanin juga sudah menutup sebuah masjid di wilayah Bas-Rhin. Hal ini dia lakukan setelah imam tempat ibadah tersebut berdakwah radikal.
Imam itu disebut memilih sikap untuk bermusuhan dengan masyarakat dan membuat pernyataan provokatif mengenai nilai-nilai republik.
Diketahui hingga saat ini Prancis sudah menutup total 24 masjid dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Rangkaian penutupan ini Prancis lakukan setelah Presiden Emmanuel Macron memerintahkan untuk memerangi separatisme Islam.
Menyikapi hal tersebut Mendagri Gerald Moussa Darmanin mengambil langkah dengan menutup satu persatu masjid yang dinilai radikal di Prancis.
Akibat kebijakan ini, Prancis mendapatkan banyak kritikan karena dianggap menyingkirkan kaum Muslim dari negara tersebut. Kritikan itu datang dari masyarakat global, LSM, hingga organisasi pemerhati hak asasi manusia PBB.