PARBOABOA, Jakarta - Indonesia menjadi salah satu negara yang terus kensisten mendukung perjuangan Palestina dalam meraih kemerdekaan.
Hal itu kembali ditegaskan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, usai menerima kunjungan Kepala Kepolisian Sipil Palestina Mayor Jenderal Yousef Al-Hilo di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Menurut Prabowo, selain melalui diplomasi, lewat Kemenhan pemerintah Indonesia memberikan beasiswa bagi pemuda Palestina belajar di Universitas Pertahanan.
"Ada yang belajar kedokteran, teknik elektro, teknik sipil dan sebagainya," kata Prabowo.
Prabowo juga mengaku, Presiden Jokowi telah memerintahkannya untuk membantu Palestina dengan langkah-langkah kongkret, seperti bantuan kemanusian dan pendidikan.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Palestina sebetulnya sudah terjalin sejak lama.
Hubungan ini juga menjadi salah satu aspek penting dari kebijakan luar negeri Indonesia, dengan selalu mengedepankan prinsip-prinsip moral dan solidaritas internasional.
Selama beberapa dekade, Indonesia telah memainkan peran aktif dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, memberikan dukungan moral dan politik yang kuat kepada bangsa Palestina.
Sejarah panjang hubungan ini mencerminkan tekad Indonesia untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan di Timur Tengah, sambil memperjuangkan hak dasar rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri.
Sejarah hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina dimulai pada awal kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1947, sebelum Indonesia merdeka secara resmi, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Hatta menghadiri Konferensi Asia-Afrika di New Delhi, India.
Di sana, Indonesia menyuarakan dukungannya terhadap hak kemerdekaan Palestina dan menentang rencana pembagian Palestina yang diusulkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dukungan itu pun berlanjut ketika pada tahun 1962, Indonesia menjadi anggota Gerakan Non-Blok, sebuah aliansi negara-negara yang tidak terikat dalam perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
Selama periode ini, Indonesia dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dan mengecam pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Sebagai bagian dari solidaritasnya, Indonesia juga memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.
Tal hanya itu, Indonesia juga mendukung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin oleh Yasser Arafat, yang memainkan peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
Pada tahun 1974, Yasser Arafat diundang oleh Indonesia untuk menghadiri Sidang Umum PBB di New York, di mana ia menyampaikan pidato historis yang menggambarkan perjuangan rakyat Palestina.
Indonesia saat itu memainkan peran penting dalam membantu PLO mendapatkan pengakuan internasional.
Solidaritas Indonesia untuk Palestina berlanjut hingga tahun 1988, di mana Majelis Umum PBB mengadopsi Resolusi 43/177, yang secara efektif mengakui negara Palestina.
Indonesia adalah salah satu negara yang mendukung kuat pengakuan ini, dan Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, secara resmi mengumumkan pengakuan Indonesia terhadap negara Palestina.
Hal ini merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan diplomatik antara kedua negara.
Setelah pengakuan resmi terhadap Palestina, kedua negara menjalin hubungan diplomatik penuh pada tahun 1989.
Kedutaan Besar Palestina di Jakarta dan Kedutaan Besar Indonesia di Amman, Yordania, menjadi pusat penting dalam memperkuat hubungan ini.
Selama beberapa dekade berikutnya, Indonesia terus berbicara dalam forum internasional untuk memajukan perjuangan Palestina.
Indonesia mengecam tindakan pendudukan Israel dan mendorong solusi dua negara yang adil dan berkelanjutan.
Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB pada periode 2019-2020, Indonesia menekankan urgensi perdamaian di Timur Tengah.
Selain dukungan politiknya, Indonesia juga memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan kepada rakyat Palestina melalui berbagai program dan proyek, seperti bantuan medis, pendidikan, dan pengembangan ekonomi.
Bahkan, hubungan Indonesia-Palestina tetap kuat selama konflik-konflik terbaru di wilayah Palestina, seperti serangan Israel di Gaza.
Pemerintah dan rakyat Indonesia secara aktif menyuarakan keprihatinan mereka atas situasi tersebut dan menekankan perlunya perdamaian yang berkelanjutan serta penyelesaian yang adil dan damai untuk konflik Palestina-Israel.
Pada 2022 lalu, Indonesia kembali menyampaikan komitmennya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan kapasitas melalui MoU Perjanjian Hibah bantuan baru Pemerintah Indonesia kepada Palestina
Sejarah hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina mencerminkan komitmen Indonesia terhadap prinsip-prinsip moral, perdamaian, dan keadilan internasional.
Solidaritas ini tetap menjadi salah satu pilar penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia, sambil memperjuangkan hak kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat Palestina.
Editor: Andy Tandang