PARBOABOA, Jakarta – Dalam era yang semakin terkoneksi dan didorong oleh teknologi, peran generasi muda dalam mengoptimalkan ekonomi digital dinilai menjadi semakin penting.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dalam paparannya di forum bertajuk The 1stAsian Statespersons di Tokyo, Jepang pada Jumat (25/8/2023) lalu menjelaskan bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan transformasi ekonomi berbasis digital.
Namun, dia juga menyatakan bahwa untuk mencapai potensi penuh, generasi muda perlu mendapatkan dukungan dan fasilitasi khusus dalam sektor perusahaan rintisan teknologi pertanian (agritech), teknologi keuangan (fintech), dan teknologi pendidikan (edutech).
Saat ini, lanjut Jerry, pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi beberapa program strategis untuk membantu generasi muda.
Program-program ini meliputi peningkatan keterampilan bagi kelompok usia produktif dengan keterampilan digital terkini dan pendidikan vokasi.
Hal ini diakui sebagai upaya konkret dalam menjawab keberadaan kelompok usia produktif yang jumlahnya lebih besar daripada kelompok non-produktif.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023. Angka ini meningkat sebesar 1,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada pertengahan 2022, jumlah penduduk Indonesia tercatat sebesar 275,77 juta jiwa, dengan jumlah kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 190,83 juta jiwa, yang setara dengan 69,3 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
Ekonomi Digital Sebagai Buffer dan Akselerator Perekonomian Nasional
Dalam menghadapi berbagai tantangan global yang ada saat ini, ekonomi digital telah mengemuka sebagai pilar utama yang mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Hasil dari studi kolaboratif antara Google Temasek dan Bain&Company mengungkapkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 mencapai USD 77 miliar, mencatatkan pertumbuhan sebesar 22% dibanding tahun sebelumnya.
Proyeksi yang optimis juga mengindikasikan bahwa angka ini berpotensi melonjak hampir dua kali lipat menjadi USD 130 miliar menjelang tahun 2025.
Mengingat potensi luar biasa dari ekonomi digital, Indonesia dalam peran Kepresidenan ASEAN 2023 telah menekankan pentingnya transformasi digital sebagai salah satu hasil yang akan dicapai.
“Hal ini menjadi sangat penting karena kita menggunakan ekonomi digital atau digital platform sebagai buffer dan juga akselerator daripada pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menyampaikan welcoming remarks dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Senin (8/5/2023) lalu.
Dalam upaya mendorong perkembangan ekonomi digital, pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah strategis, salah satunya penguatan infrastruktur digital.
Hal ini terwujud dalam ekspansi jaringan 4G, pengenapan teknologi 5G, pemanfaatan Satelit Orbit Rendah (Low Earth Orbit Satellite), serta pelaksanaan sejumlah inisiatif dan program untuk mendukung inklusi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo menilai bahwa salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital adalah melalui penguatan kepercayaan dan dorongan terhadap inovasi, khususnya dalam hal penyediaan sistem pembayaran berbasis digital dan peningkatan keamanan bagi masyarakat.
“Semua inovasi harus dilakukan secara hati-hati, memperhatikan dan memiliki antisipasi risiko, sistem keamanan yang handal, serta sistem perlindungan konsumen yang baik," tutur Jokowi.
"Mitigasi risiko ini harus betul-betul dihitung bagaimana regulasi dan pengawasan, pemantauan dan implikasi terhadap nilai tukar, serta keberlanjutan adopsi internasionalnya."