PARBOABOA, Jakarta - Parboaboa baru saja menurunkan liputan khusus pengakuan Putri Candrawathi (PC), Istri Ferdy Sambo (FS) atas dugaan pemerkosaan yang ia alami.
Sejak awal kasus FS mencuat, pembunuhan terhadap Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat oleh suruhan mantan Kadiv Propam Polri itu, memang dihubung-hubungkan dengan motif pelecehan seksual.
Almarhum (almh) Yosua Hutabarat atau Brigadir J disinyalir memperkosa FC, salah satunya diduga karena berada dibawah kendali alkohol. Parboaboa merekam cerita PC dengan cukup detail.
Semua berawal ketika PC tidur seharian penuh karena kelelahan. Petangnya, saat ia bangun Brigadir J menghampirinya. Sempat terduga korban bertanya ihwal tujuan Brigadir J masuk kamar tapi terduga pelaku lebih dulu menyergapnya.
"Lelaki yang matanya merah dan mulutnya bau minuman keras tidak menjawab melainkan menyergap. Dia memeloroti celana pendek PC dan menyingkap kaosnya," tulis Parboaboa.
PC, dalam laporan tersebut, sempat membuat suara gaduh dengan menendang benda-benda di sekitarnya. Tujuannya agar ada orang yang segera menolongnya. Tapi sayangnya, "ia terlalu lemah" sehingga "penetrasi pun terjadi."
Di pengadilan, pihak FS mendalilkan "pemerkosaan" sebagai motif penembakkan Brigadir J. Kendati demikian, majelis hakim menolaknya karena tidak cukup bukti.
Selain itu, menurut hakim, perilaku PC sangat bertolak belakang dengan korban pelecehan seksual pada umumnya. Itulah sebabnya seluruh dalil FS maupun PC dianggap tidak logis sehingga tidak dapat diterima.
Kini, FS tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup sedangkan PC menjalani hukuman penjara 10 tahun penjara, lebih tinggi dari tuntutan JPU 8 tahun penjara.
Meski dugaan pemerkosaan terhadap PC oleh almh. Brigadir J karena pengaruh alkohol tidak terbukti secara hukum, itu tidak berarti tak ada korelasi pemerkosaan atau pelecehan seksual dengan pengaruh minuman keras.
Melansir laman resmi Healthline, alkohol dapat meningkatkan kadar hormon testosteron pada pria dan wanita. Inilah mengapa banyak orang merasa hasrat seksual mereka meningkat setelah minum alkohol.
Bahkan, hanya dengan minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari, gairah seksual bisa meningkat pada pria dan wanita.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, alkohol bisa membuat seseorang lebih cenderung mengambil risiko dalam hal seksual. Artinya, pengaruh alkohol dapat membuat seseorang berpikir kurang rasional dan cenderung membuat keputusan yang tidak bijaksana dalam upaya memuaskan hasrat.
Dalam kondisi tak terkendali karena pengaruh alkohol seseorang bisa menyalurkan hasrat seksualnya kepada siapa saja. Bahkan, laki-laki berdasarkan sebuah studi (2008) lebih cenderung terlibat dalam perilaku seksual berisiko ketika mereka sedang mabuk.
Dr. Sara Elise Wijono, M. Res, membenarkan hal ini. Kata dia, alkohol memiliki efek memabukkan dan membuat seseorang sulit berpikir dengan jernih.
Menurutnya, saat mabuk penilaian seseorang terhadap orang lain atau apapun di sekitarnya tidak sepenuhnya tepat. " Jadi, kemungkinan besar kita bisa melakukan hal-hal yang tidak akan dilakukan dalam keadaan sadar," ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun minum alkohol bisa meningkatkan hasrat seksual, hal ini tidak berarti bahwa perilaku pelecehan seksual bisa dianggap normal saat mabuk.
Atau jika alkohol memang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, hal ini bukan alasan yang dapat diterima untuk tindakan yang tidak pantas.
Dari sudut pandang korban, kata dia, mereka mungkin menyadari sedang dilecehkan namun tidak mampu melawan karena pengaruh alkohol. Bahkan, mereka mungkin tidak menginginkannya, tetapi dalam kondisi mabuk, mereka tidak dapat memberikan persetujuan secara sadar.
Oleh karena itu, dr. Sara menyarankan penting untuk membatasi konsumsi alkohol.
Menurutnya, toleransi tubuh terhadap alkohol bervariasi pada setiap orang, tetapi umumnya, wanita disarankan untuk minum satu gelas alkohol per hari, dan pria dua gelas per hari.
Tak hanya itu, perlu diingat konsumsi alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan masalah seperti disfungsi ereksi pada pria. Ini terjadi karena alkohol memperlambat aliran darah ke penis, sehingga sulit untuk ereksi.
Sementara itu, pada wanita, terlalu banyak alkohol dapat mengganggu respons fisiologis, seperti pelumasan vagina, yang dapat membuat hubungan seksual terasa menyakitkan.
Selain itu, alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan masalah dalam mencapai orgasme, baik pada pria maupun wanita, sehingga mengurangi kepuasan seksual.
Sementara itu, sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal PLOS-Medicine (2019) menunjukkan, pria yang kecanduan alkohol atau zat terlarang memiliki risiko enam hingga tujuh kali lebih tinggi melakukan kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan seksual.
Studi ini melacak lebih dari 140.000 pria yang didiagnosis dengan ketergantungan alkohol atau narkoba antara tahun 1998 dan 2013.
Hasilnya, ditemukan bahwa pria dengan ketergantungan alkohol enam kali lebih mungkin ditangkap karena kekerasan terhadap pasangan mereka, sementara pria yang bergantung pada narkoba memiliki risiko tujuh kali lebih tinggi.
Karena itu, peneliti menekankan pentingnya pengawasan dan dukungan lebih terhadap mereka yang mengalami kecanduan alkohol guna membantu mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.
Namun begitu, beberapa ahli tetap berpendapat bahwa tidak semua kekerasan dalam rumah tangga terkait dengan alkohol atau narkoba.
Banyak pelaku KDRT, kata mereka, tidak mengalami ketergantungan tersebut, sehingga penting untuk tetap mempertahankan program pencegahan kekerasan rumah tangga yang lebih luas tanpa hanya berfokus pada penyalahgunaan zat.