PARBOABOA, Jakarta - Tindakan Singapura yang tak mengizinkan Ustaz Abdul Somad (UAS) memasuki negaranya pada Kamis (16/5) kemarin, berbuntut panjang.
Pihak Singapura yang mengatakan penolakan tersebut dilakukan karena pendakwah tersebut dianggap sebagai orang yang ekstrimis dan segregasi, dituntut untuk minta maaf.
Bahkan hari ini, Jumat (20/5), massa yang tergabung di kelompok Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) akan menggeruduk Kantor Kedutaan Besar Singapura di Jakarta.
Dalam selebaran aksi yang beredar, Perisai menuntut agar Singapura meminta maaf karena menolak rombongan UAS saat akan berkunjung ke Singapura.
Jika tuntutan tersebut tak dipenuhi dalam waktu 2×24 jam, mereka mengancam akan mengusir Duta Besar Singapura dari Indonesia.
“Singapura Sudah Melecehkan Ulama Kami Ustadz Abdul Somad,” tulis Perisai dalam selebaran aksi.
“Usir Dubes Singapura Bila 2×24 Jam Tidak Minta Maaf ke Rakyat Indonesia!!!,” lanjutnya.
Aksi demo ini telah dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan. Kombes Zulpan mengatakan, pihaknya telah menerima pemberitahuan mengenai aksi demo tersebut.
"Surat pemberitahuan sudah diberikan ke Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya," kata Zulpan, Kamis (19/5) malam.
Namun, Zulpan tak membeberkan rencana yang akan dilakukan untuk mengamankan aksi yang diperkirakan diikuti 50 orang tersebut.
Tak hanya aksi demo, para pendukung UAS juga menyerang akun media sosial sejumlah pejabat Singapura, termasuk akun Presiden Singapura Halimah Yacob dan PM Lee Hsien Loong.
Akun Instagram dari Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura juga di-spam.
Kementrian Komunikasi dan Informasi (MCI) Singapura mengatakan, para penggemar UAS ini juga menyerukan untuk melakukan serangan siber terhadap akun media sosial Pemerintah Singapura di grup obrolan publik Indonesia.