PARBOABOA Jakarta – Pemerintah terus meningkatkan pengobatan HIV/AIDS, TBC dan Malaria agar penularan penyakit ini dapat dikendalikan pada tahun 2024. Diharapkan, akhir 2024 pengobatan 4 penyakit tersebut yang ditargetkan oleh pemerintah dapat tercapai 90 persen.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI (Menkes) mengatakan hal ini akan tercapai dengan adanya dukungan leadership dan akuntabilitas pemerintah daerah.
“Leadership dan akuntabilitas pemerintah daerah di tingkat Provinsi dan Kab Kota adalah kunci keberhasilan Indonesia atasi HIV, TBC dan Malaria dalam sistem kesehatan yg terdesentralisasi di tanah air,” ungkap Menkes Budi seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (21/09/2022).
Sejak 2003 hingga saat ini, sebesar USD 1,45 Miliar (Rp20,89 triliun) diberikan kepada Kementerian Kesehatan dan komunitas khususnya untuk program penanggulangan HIV/AIDS, TBC, dan malaria. Pemerintah juga dibantu oleh Global Fund atau GF sebagai mitra pembangunan kesehatan di Indonesia.
Selain itu, GIV membantu dalam pelayanan HIV, penemuan kasus, pengobatan, dan juga penyuluhan lapangan. Hingga di akhir 2022, sebanyak 473.000 ODHIV ditemukan dan 163.562 sedang melakukan pengobatan.
GF juga membantu pengadaan obat anti TBC lini pertama dan kedua, obat pencegahan, dan alat diagonis mikroskopis. Dan untuk malaria, GF membantu pemeriksaan Rapid Test (RDT), skrining Ibu hamil di daerah endemis tinggi, pendirian pos malaria, peningkatan kapasitas SDM, serta distribusi 27 juta kelambu berinsektisida (LLINs) ke daerah endemis malaria.
Dan baru-baru ini, GF membantu Kemenkes dalam membangun kapasitas genome sequencing untuk identifikasi virus dan bakteri yg lebih akurat. Dengan Genome Sequencing maka akan didapatkan cetak biru genetik (genetic blueprint) dari genom, identifikasi mutasi baru, pelacakan asal, serta pencegahan penularan virus dan bakteri.
“Ke depan, peralatan sekuensing akan digunakan untuk pengembangan layanan di rumah sakit, pengebangan deteksi HIV, deteksi kasus hepatitis acute with unknown etiology dan pada kasus acute kidney failure, dan komorbid lainnya,” tambah Menkes.
Editor: -