PARBOABOA, Medan – Kawasan Jalan Hindu, Kesawan, Kota Medan, Sumatra Utara masih tergenang air atau banjir, meski drainase di jalan tersebut telah dibangun. Kondisi banjir terparah terjadi pada Sabtu, 5 Agustus 2023 lalu.
Salah seorang staf di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan yang berlokasi di Jalan Hindu, Tommy Sinambela mengatakan, banjir sudah terjadi sekitar empat hingga tujuh kali sejak pembangunan drainase di kawasan tersebut.
Padahal sejak LBH Medan berdiri 45 tahun lalu, kata dia, tidak pernah terjadi banjir.
"Kami menduga pembangunan drainase itu malfungsi," kata Tommy, kepada PARBOABOA, Selasa (8/8/2023).
Staf di Divisi Informasi dan Dokumentasi Program dan Fundraising LBH Medan ini juga menduga ada yang salah saat proses pembangunan drainase di Jalan Hindu.
"Kami menduga proyek drainase yang membuat Jalan Hindu menjadi tergenang. Pasti ada yang salah saat proses pembangunan drainase ini," ungkap Tommy.
Ia juga menduga pipa dari pembangunan drainase untuk menyalurkan air terlalu kecil, sehingga tidak bisa menampung air dengan volume yang besar.
Padahal sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terlihat telah mengganti pipa drainase dengan yang lebih besar setelah keluhan dari LBH Medan melalui pesan di Instagram.
"Setelahnya LBH Medan memantau bahwa pipa drainase diganti menjadi pipa yang lebih besar. Namun banjir tetap terjadi. Terakhir hari Sabtu kemarin," jelasnya.
Tergenangnya kawasan tersebut, kata Tommy, berdampak pada pelayanan yang dilakukan LBH Medan kepada masyarakat, terutama di jam-jam kerja.
"Pernah banjir terjadi waktu masih jam kerja. Waktu itu kita lagi konsultasi hukum bersama masyarakat jadi tidak nyaman. Apalagi masyarakatnya bawa anak dan masalah yang dikonsultasikan cukup mengundang atensi," katanya.
Sementara Iyan, pemilik percetakan di Jalan Hindu juga membenarkan banjir terjadi pascapembangunan drainase.
"Ini daerah kering. Biasanya kalau hujan pasti air itu terus mengalir, tergenang aja tidak pernah," kesalnya.
Iyan mengaku dirugikan imbas pembangunan drainase yang akhirnya menyebabkan banjir di sekitar kantornya.
"Apalagi kami kan percetakan, kertas-kertas kami basah akibat terkena banjir. Kalau sudah basah kan tidak bisa dipakai lagi," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa sabtu (5/8/2023) menjadi banjir terparah pasca pembangunan drainase.