PARBOABOA, Jakarta - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Myanmar, Thomas Andrews mendesak Indonesia untuk ikut dalam memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) bagi etnis Rohingnya.
Dilansir dari infopublik.id pada Jumat, 23 Juni 2023, Andrews mengatakan saat ini Rohingya tengah menjadi korban dari kejahatan genosida atau pembantaian etnis di Myanmar yang kian hari semakin memburuk.
Andrews menilai, RI berada di posisi kuat dalam mengadvokasi atas solusi jangka panjang terhadap krisis yang tengah dihadapi oleh etnis Rohingya.
Tak hanya itu, kata Andrews, tantangan lainnya yang harus dihadapi oleh etnis Rohingya adalah kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak dan jorok di Bangladesh.
Selain tidak layak huni, kamp-kamp pengungsian tersebut juga tak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai serta sarana pendidikan.
Andrews menyebut, para pengungsi dari etnis Rohingnya pun kesulitan dalam mendapatkan mata pencaharian.
Dalam kesempatan yang sama, Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar ini turut menyoroti soal kekerasan seksual yang kian meluas terhadap perempuan etnis Rohingya.
Dia mengungkapkan, beberapa gadis muda Rohingnya tiba di Aceh dalam keadaan hamil akibat rudapaksa.
Lalu, disebutkan jika para gadis muda juga menjadi korban perdagangan saat di atas kapal untuk tujuan pernikahan anak di Malaysia.
Dari banyaknya persoalan itu, karenanya Andrews mendesak Indonesia guna membuat prosedur pemeriksaan yang jelas bagi para korban perdagangan orang serta memastikan hak mereka untuk mendapatkan bantuan maupun perlindungan.
Pengungsian Rohingya di Aceh
Pada akhir pekan lalu, Thomas Andrews mengunjungi kamp pengungsian etnis Rohingya yang berada di Kabupaten Pidie, Aceh, Indonesia.
Andrews mengaku merasa terpukul ketika melihat kondisi para pengungsi karena mereka membawa beban trauma yang mendalam.
Padahal, sambungnya, etnis Rohingya hanya menginginkan kehidupan yang aman dan damai.
Kendati demikian, Thomas Andrews memberikan apresiasinya kepada organisasi masyarakat sipil Aceh yang turut memberikan sejumlah bantuan, di mana salah satunya adalah program pendidikan untuk anak-anak.
Editor: Maesa