PARBOABOA, Jakarta – Produsen mobil premium asal Jerman Mercedes-Benz sepertinya tak ketinggalan dengan trend produsen otomotif dunia yang gencar membuat kendaraan tanpa emisi yaitu mobil listrik.
Mercedes-Benz Indonesia (PT MBI) mengatakan akan memproduksi mobil listrik premium di Indonesia. Nantinya mobil listrik mewah produksi dalam negeri ini akan diekspor juga ke luar negeri seperti ke Australia.
Perwakilan pabrikan asal Jerman ini berencana untuk merilis mobil listrik mewah EQS di Tanah Air pada tahun 2022. Namun pihak PT. Marcedez Benz Indonesia (MBI) belum banyak membocorkan tentang penambahan investasi soal mobil listrik ataupun rencana ekspor mobil 'made in Indonesia' ini.
Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Distributor Indonesia (MBDI) Choi Duk Jun menyampaikan bahwa Mercedes-Benz memang tertarik membuat Indonesia menjadi negara hub produksi untuk melakukan ekspansi pasar Australia. Meskipun begitu dia mengatakan jika penambahan peluang investasi di Indonesia masih dalam tahap pengkajian lebih lanjut.
"Menteri Perindustrian Pak Agus Gumiwang mengunjungi kantor pusat kami di Jerman pada minggu lalau. Kami berterimakasih ke pak Menteri yang telah meluangkan waktunya untuk menyampaikan segala sesuatu apa yang akan kita dapatkan jika berinvestasi di Indonesia," kata Choi Duk Jun saat di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (3/11/2021).
Indonesia merupakan negara yang saat ini tengah menyongsong era mobil listrik. Komitmen ini diperjelas dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.
Hal ini didukung melalui skema PPnBM yang dibuat berdasarkan emisi, harga mobil juga bakal lebih murah jika pabrikan luar mau berinvestasi memproduksi mobil listrik di Indonesia.
Choi mengatakan jika Pihak Marcedez-Benz di Jerman saat ini masih dalam proses mempelajari dan menjajaki rencana produksi mobil listrikmewah di Indonesia yang telah disambut baik oleh pemerintah Indonesia melalui kementrian perindustrian itu. Tapi saat ditanyakan kepastiannya, Choi mengatakan masih terlalu dini untuk memutuskannya.
"Saat ini, terlalu dini untuk mengatakannya. Kita juga masih terus melanjutkan studi tentang investasi lebih lanjut. " ujar Choi Duk Jun.
