PARBOABOA, Jakarta – Berbagai aspek digunakan untuk mengukur indeks kebahagiaan masyarakat suatu negara.
Indeks Kebahagiaan pertama kali diperkenalkan oleh Global Happiness Council.
Forum yang terdiri dari para pakar kebahagiaan dan akademisi independen ini, merilis Laporan Kebahagiaan Dunia (WHR) setiap tahun sejak 2012.
Konsep Indeks Kebahagiaan berasal dari Indeks Kebahagiaan Nasional Bruto Bhutan.
Menurut situs trackinghappiness ,pada tahun 1972, Bhutan mulai memprioritaskan kebahagiaan dibandingkan faktor lain seperti kekayaan, kenyamanan, dan pertumbuhan ekonomi.
Mereka menciptakan indeks kebahagiaan berdasarkan berbagai faktor yang dapat diukur dan terus memantau indeks ini sejak saat itu.
Pada umumnya, pengukuran indeks kebahagiaan dilakukan menggunakan tiga indikator utama: dimensi kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.
Ketiga indikator tersebut diukur dalam skala 0-100, dan hasilnya dianggap berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.
Namun, pengukuran tingkat kesejahteraan dalam konsep indeks kebahagiaan ini dinilai sangat subjektif.
Latar belakang dibentuknya indeks kebahagiaan adalah keterbatasan pengukuran kesejahteraan hanya menggunakan indikator ekonomi.
Indeks kebahagiaan dalam pembangunan wilayah mencerminkan standar kesejahteraan dan perkembangan sosial masyarakat.
Terdapat tiga indikator utama dalam indeks kebahagiaan:
Pengukuran indeks kebahagiaan menggunakan tiga indikator ini dilakukan dalam skala 0-100.
Semakin tinggi angkanya di suatu wilayah, semakin tinggi pula tingkat kebahagiaan atau kesejahteraan.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai tiga indikator indeks kebahagiaan:
1. Dimensi Kepuasan Hidup
Indikator pertama dalam indeks kebahagiaan adalah dimensi kepuasan hidup.
Menurut Budi Handoko dalam buku Geografi untuk SMA/MA Kelas XII (2022), dimensi kepuasaan hidup terbagi menjadi 10 indikator utama:
- Kesehatan Fisik dan Mental: Kondisi kesehatan fisik dan mental yang stabil memungkinkan seseorang untuk menjalani kegiatan sehari-hari secara optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan hidup.
- Pendidikan dan Keterampilan: Pendidikan dan keterampilan memainkan peran penting dalam mendukung kepuasan hidup seseorang.
Kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan dan keterampilan menunjukkan kualitas sumber daya manusia.
- Pekerjaan: Jenis pekerjaan yang dijalani mempengaruhi tingkat kepuasan hidup dan kesejahteraan material seseorang.
Pekerjaan yang memuaskan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan nilai tambah bagi individu.
- Pendapatan Rumah Tangga: Pendapatan rumah tangga berhubungan erat dengan kepuasan hidup.
Pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup keluarga mendukung terciptanya kebahagiaan.
- Kondisi dan Fasilitas Rumah: Kualitas kondisi rumah dan fasilitasnya mempengaruhi tingkat kenyamanan hidup seseorang.
- Keharmonisan Keluarga: Keharmonisan dalam keluarga, ditandai dengan dukungan positif dari anggota keluarga, juga berperan penting dalam menentukan kepuasan hidup seseorang.
- Ketersediaan Waktu Luang:Waktu luang yang cukup penting untuk menghindari kejenuhan dan tekanan psikis, serta memberikan kesempatan untuk bersantai dan menikmati kehidupan.
-Hubungan Sosial: Kualitas hubungan dengan orang lain di lingkungan masyarakat berkontribusi pada kepuasan hidup seseorang.
- Kualitas Lingkungan: Kualitas lingkungan fisik mempengaruhi kesehatan dan psikologi seseorang, yang pada gilirannya memengaruhi tingkat kepuasan hidup.
- Kondisi Keamanan: Kondisi keamanan lingkungan mempengaruhi tingkat ketenangan dan rasa aman individu, yang merupakan faktor penting dalam mencapai kebahagiaan.
Dengan memperhatikan kesepuluh indikator ini, dapat diukur sejauh mana seseorang atau suatu komunitas mencapai tingkat kebahagiaan yang optimal.
2. Aspek Emosional
Emosi memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kebahagiaan seseorang, yang dapat diukur melalui tiga indikator berikut:
A. Perasaan Senang
Perasaan senang mencerminkan keadaan emosi positif seseorang dan sejalan dengan tingkat kebahagiaannya.
B. Rasa Aman
Rasa aman mencerminkan ketenangan dan kenyamanan. Ketika seseorang merasa aman, itu berarti ia terbebas dari kecemasan.
C. Bebas dari Tekanan
Tekanan psikologis yang tinggi sering kali berhubungan dengan perasaan tertekan dan stres.
Oleh karena itu, tingkat tekanan seseorang menjadi salah satu indikator dalam dimensi perasaan yang diukur.
3. Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia)
Indikator ketiga dalam indeks kebahagiaan adalah dimensi makna hidup. Indikator utamanya meliputi:
1. Penerimaan Diri
Penerimaan diri merupakan pengukuran terhadap tingkat penerimaan seseorang terhadap segala aspek dirinya secara positif, baik masa lalu maupun saat ini.
2. Tujuan Hidup
Tujuan hidup adalah arah yang ditetapkan seseorang untuk memperoleh makna dalam kehidupannya. Aspek ini sering kali mencakup cita-cita dan harapan untuk masa depan.
3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah usaha untuk meningkatkan potensi diri seseorang. Usaha ini berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri dan kebahagiaan.
4. Kemandirian
Kemandirian mencakup kemampuan untuk membebaskan diri dari pengaruh eksternal, mengendalikan perilaku, menetapkan tujuan, dan mengevaluasi tingkat kebahagiaan pribadi.
5. Penguasaan Lingkungan
Penguasaan lingkungan adalah kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan seseorang.
6. Hubungan Positif dengan Orang Lain
Hubungan positif dengan orang lain menciptakan perasaan peduli, empati, dan kasih sayang, yang memberikan arti hidup yang lebih dalam bagi seseorang.
Editor: Norben Syukur