Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dipenjara atas kasus penghinaan terhadap pengadilan. Hal itu menyebar ke pusat ekonomi utama negara itu. Ia mnyerahkan diri pada Rabu, (7/7/2021) tengah malam.
Dilansir dari Reuters, Minggu (11/7/2021), toko-toko di Afrika
Selatan dijarah, bagian dari jalan raya ditutup dan pengunjuk rasa yang
memegang tongkat berbaris melalui jalan-jalan Johannesburg.
Departemen Kepolisian Metropolitan Johannesburg
(JMPD) mengatakan telah terjadi penjarahan di kotapraja Alexandra dan pinggiran
kota Jeppestown pada Sabtu malam. M2 ditutup setelah ada laporan tentang
tembakan yang ditembakkan ke kendaraan yang lewat.
Kerusuhan terkonsentrasi di provinsi asal Zuma, KwaZulu-Natal
(KZN), di mana ia mulai menjalani hukuman 15 bulan sejak menyerahkan diri pada
Rabu (8/7)
Hukuman Zuma dan pemenjaraan
berikutnya telah dilihat sebagai ujian kemampuan negara pasca-apartheid untuk
menegakkan hukum secara adil.
Polisi mengatakan penjahat mengambil keuntungan
dari kemarahan untuk mencuri dan menyebabkan kerusakan. Badan intelijen
nasional NatJOINTS memperingatkan bahwa mereka yang menghasut kekerasan dapat
menghadapi tuntutan pidana.
NatJOINTS mengatakan 62 orang telah ditangkap di KZN dan Gauteng, provinsi tempat Johannesburg berada, sejak kekerasan dimulai.