PARBOABOA, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengumumkan bahwa progres pembangunan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) telah mencapai 90 persen dan dipastikan mulai beroperasi pada kuartal III 2023.
"Untuk LRT Jabodebek saya bisa melaporkan sekarang sudah 90 persen dan mudah-mudahan di kuartal III ini bisa mulai operasi," kata Erick dalam rangka rapat kerja dengan Komisi VI DPR, dikutip dari Youtube DPR RI, Senin (20/3/2023).
Pada Januari lalu, progres pembangunan LRT Jabodetabek dilaporkan telah mencapai 88,38 persen. Kuswardojo, Manager Public Relation LRT Jabodetabek, mengungkapkan bahwa layanan transportasi publik tersebut diharapkan rampung pada Juli 2023.
Kuswardojo menjelaskan bahwa LRT Jabodetabek akan dioperasikan dengan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Sistem CBTC merupakan sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi yang memungkinkan sistem untuk mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi tanpa perlu masinis.
"Walau tanpa masinis, perjalanan LRT Jabodebek tetap terdapat petugas yang disebut train attendant untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dan jika dibutuhkan untuk penanganan dalam kondisi darurat," ungkapnya melalui keterangan resmi, Jumat (13/1/2023).
LRT Jabodetabek akan mengoperasikan 31 rangkaian kereta (trainset) dengan masing-masing terdiri dari enam kereta dan mampu mengangkut 1.308 penumpang.
Lebih lanjut, Kuswardojo mengatakan bahwa LRT Jabodetabek juga akan menerapkan sistem pembayaran non-tunai menggunakan Kartu Uang Elektronik (KUE) Transportasi seperti KMT, Kartu Uang Elektronik, atau dompet digital alias e-wallet.
"KAI juga menyiapkan petugas pengawas stasiun, petugas loket, passanger service, cleaning service, petugas kesehatan dan security untuk mengoptimalkan pelayanan pada pelanggan di semua stasiun LRT Jabodebek," kata Kuswardojo.