PARBOABOA, Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyebut jika penyumbang terbesar kualitas udara buruk di Ibu Kota adalah polusi transportasi.
Dalam keterangannya pada Kamis (10/8/2023), Heru mengatakan, apabila dihitung secara keseluruhan, polusi transportasi menyumbang sebanyak 50 persen udara buruk.
Pasalnya, berdasarkan data yang ia miliki, pada periode 1,5 tahun terakhir, kendaraan baik roda dua maupun roda empat mengalami kenaikan jumlah.
Heru merinci, seperti roda dua, dari sebanyak 14 juta naik menjadi 16 juta. Lalu, untuk roda empat, dari 4 juta menjadi 6 juta.
Menurutnya, beban Jakarta semakin berat saat kendaraan dengan plat daerah lain seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mulai memasuki kawasan Ibu Kota.
Sebagai upaya memperbaiki kualitas udara di wilayahnya, Pj Gubernur DKI mengimbau warga Jakarta dan sekitarnya untuk beralih menggunakan kendaraan umum seperti LRT, MRT, KRL, dan Transjakarta.
Imbauan ini diberikan karena Heru Budi menilai bahwa dalam mengatasi kulitas udara buruk di Jakarta membutuhkan partisipasi dari masyarakat.
Namun dia menegaskan jika imbauan tersebut bukan berarti menghilangkan tanggung jawab dari pemerintah daerah (pemda).
Di samping itu, lanjutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga telah melakukan upaya lain dalam memperbaiki kualitas udara, yakni dengan menambah jumlah ruang terbuka hijau (RTH) setiap minggunya.
Kemudian, pengadaan bus Transjakarta dan kendaraan dinas bertenaga listrik.
Saat ini, tambahnya, baru Dinas Perhubungan (Dishub) yang menggunakan kendaraan dinas bertenaga listrik. Itu pun hanya di kendaraan roda dua, sebab terkendala oleh keterbatasan anggaran.
Editor: Maesa