PARBOABOA, Jakarta - Penyaluran bantuan untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat masih belum merata hingga hari ketiga pasca bencana, Rabu (23/11/2022).
Menurut amatan Parboaboa di pelosok Kampung Cimurid, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang masyarakat mengungsi ke tenda tenda mandiri yang kondisinya sangat memprihatinkan. Terlebih karena hari ini hujan deras mengguyur Cianjur sejak siang.
Air hujan merembes ke dalam tenda pengungsian dan membasahi tempat tidur warga, sehingga beberapa diantaranya memilih untuk berteduh di teras-teras rumah yang masih berdiri di desa tersebut, meskipun kondisi bangunan sudah dalam keadaan retak akibat gempa.
“Ibu juga nggak tau mau tidur dimana, soalnya kan itu bocor bocor (tendanya)” ucap Siti kepada Parboaboa, Rabu (23/11/2022) sore.
Selain kondisi pengungsian yang tidak layak, Siti juga mengeluhkan minimnya bantuan relokasi, pangan, dan air yang mereka terima dari pemerintah. Dalam tiga hari ini, Siti mengatakan mereka baru mendapat bantuan pangan dari relawan, seperti mie instan.
“Tapi kalau bantuan mie ada, pampers buat anak-anak juga ada alhamdulillah. Kalau bantuan dari pemerintah belum ada” tambahnya.
Hal serupa juga dialami oleh warga Kampung Cimurid, Desa Sukawangi, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur. Salah satu warga bernama Unen (50) mengatakan, bahwa bantuan yang menuju ke kampungnya sangat minim dan hampir tidak terjamah oleh pemerintah maupun relawan.
“Kalau Kampung Cimurid masih minim bantuan, bantuan hanya di posko besar. Bantuan hanya di jalan depan yang terlihat aja, kalau ke pelosok kurang diperhatikan,” ucapnya pada Parboaboa, Rabu (22/11/2022).
Terpisah, Bupati Cianjur Herman Suherman membenarkan soal banyaknya warga yang belum juga mendapat bantuan. Ia mengimbau bagi masyarakat yang belum mendapat bantuan untuk segera melapor ke aparat desa agar ditindaklanjuti.
“Jadi sudah dijelaskan sampaikan saja ke aparat desa terdekat nanti dari desa ke kecamatan, nanti ke sini. Saya meyakini bahwa bantuan itu akan sampai kepada tempatnya," katanya dalam keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022).
Selain itu, kata Herman, ia telah menginstruksikan kepada kepala desa, camat, babinsa, bhabinkamtibmas, hingga kapolsek untuk aktif mendata warga yang tak terjamah bantuan dari pemerintah.
“Saya mohon hari ini, besok, tidak ada lagi warga yang teriak tidak mendapat bantuan. Itu sudah menjadi kewenangan desa dan camat,” tuturnya.
Herman mengakui bahwa pihaknya kesulitan terkait informasi bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Kendala di hari ketiga informasi dari warga masyarakat yang belum menerima bantuan," imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah berkoordinasi lebih intens dengan para kepala desa di Kabupaten Cianjur dengan mengumpulkan semuanya pagi tadi.
Adapun terkait bantuan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dunia, kata Herman, akan diberikan secara tunai.
Saat ini pemerintah Cianjur dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang melakukan pendataan agar dana santunan tepat sasaran.
"Insyallah ini akan diberikan secara cash (tunai), tidak melalui rekening. Langsung akan diberikan kepada ahli waris," tandasnya.
Untuk diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan M5,6 itu mengakibatkan 61.908 orang mengungsi kemudian rumah rusak 56.320 unit dengan rincian rumah rusak berat 22.241 unit, rusak sedang 11.641 unit dan rusak ringan 22.090 unit.
BNPB juga mencatat sebanyak 15 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa, di antaranya adalah Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Warung Kondang, Cilako, Gekbrong, Cugenang, Cibeber, Sukaluyu. Lalu, Kecamatan Sukaresmi, Pacet, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Mande, Cipanas, dan Haruwangi.
Dari tinjauan Parboaboa di lapangan, ada dua kecamatan yang mengalami kerusakan paling parah, yakni Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Warung Kondang.
Hingga kini, para korban masih mengungsi di posko pengungsian yang tersebar di sejumlah titik dan sebagiannya memilih untuk mendirikan tenda sendiri di dekat pekarangan rumah.